Bandar Udara Internasional Incheon.
Chaeyoung dan Jisoo berjalan dengan satu koper besar di tangan Chaeyoung. Jisoo berjalan di belakangnya dengan perasaan campur aduk. Ini pertama kalinya sebelum dia pergi dari Korea dengan meninggalkan Jennie dalam masalah untuk menyelamatkan anaknya.
Menyadari ketidak nyamanan yang Jisoo perlihatkan dari raut wajahnya, Chaeyoung menggenggam tangannya yang sedikit berkeringat.
"Tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja. Percayalah padaku.." ujar Chaeyoung sambil menatap Jisoo.
Jisoo melirik Chaeyoung dan tersenyum, "Ne.."
Keduanya segera pergi dari bandara dengan mobil jemputan mereka. Sepasang suami-istri ini menatap jalanan dan bangunan sepanjang jalan. Bagi keduanya, ini seperti kembali ke rumah masa kecil yang telah lama di tinggal, walaupun hanya beberapa bulan saja.
"Aku sangat merindukan Seoul.."
Memang tidak terlalu berbeda dari sebelumnya, tapi ini tetap membuat keduanya sangat senang kembali ke Seoul.
"Kalian berdua bisa istirahat dan jalan-jalan dulu, Tuan tahu kalian sangat merindukan Seoul. Besok, aku akan menjemput kalian setelah makan siang.."
Keduanya menatap hotel di samping, segera suami-istri ini keluar dari mobil dan memasuki hotel dengan koper besar di tengah Chaeyoung.
"Atas nama Park Chaeyoung? Tuan Manoban sudah menyiapkan kamar terbaik di sini untuk kalian berdua... Mari saya antar.." pegawai hotel yang tidak sengaja melihat Chaeyoung kebingungan dan sedikit mengigat wajahnya dari Tuan Manoban yang sebelumnya menunjukkan foto pasangan ini agar menyambut dengan pelayanan terbaik.
_____Kim House.
Kata-kata yang di ucapkan Marco Manoban terus-menerus berputar seperti kaset. Hal ini selalu menghantui pikiran Seonho setelah malam itu sampai saat ini. Dia memang tidak menyukai keluarga Manoban yang menurutnya ber-ego tinggi dan selalu ingin memerintah, tapi perkataan Marco benar-benar membuatnya penasaran.
Jiwon datang dengan langkah cepat, wajahnya terlihat bersemangat saat duduk di depan Seonho. "Appa, aku sudah menghubungi assisten Tuan Manoban dan dia mengantarkan kita bisa bertemu besok saat makan siang.."
Wajah Seonho sedikit bersemangat sebelum dengan cepat dia menetralkan kembali ekspresi wajahnya; "Eoh, itu bagus. Besok kau juga harus ikut, Appa merasa Manoban itu memiliki sesuatu hal yang mengejutkan. Bersiaplah untuk berjaga-jaga besok siang jika hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi.."
Jiwon mengangguk mengerti. Dia tidak mengerti apa yang di maksud Appa-Nya itu, tapi lebih baik dia menyiapkan sesuatu jika hal tidak diinginkan terjadi nantinya.
_____Keesokan harinya, di waktu mendekati jam makan siang.
Marco sudah datang lebih awal ke tempat yang dia pesan untuk bertemu dengan Kim Seonho: yakni di sebuah restoran mewah di Seoul dengan memesan tempat VIP agar pembicaraan tidak terganggu.
Pelayanan restoran dengan cepat mengisi meja dengan menu-menu terbaik mereka dan memberikan pelayanan terbaik. Hanya tinggal beberapa menit lagi sebelum Seonho datang dan masalah akan segera di selesaikan. Dia yakin Seonho tidak akan datang tanpa persiapan, tapi sayangnya, saat ini dia tidak ingin merusak hubungan dan ingin memperbaiki apa yang sebelumnya salah.
Begitu datang. Tatapan Seonho memancarkan ketidak sukaan terhadap Marco. Dengan Jiwon yang menemaninya, dia duduk dengan angkuh di depan Marco.
"Kau tetap seperti biasanya. Angkuh dan bodoh... "
"Tutup mulutmu!" Seonho hampir saja berdiri dengan marah jika Jiwon tidak segera menahannya.
"Tenangkan dirimu, Appa. Kita disini tidak untuk bertengkar.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Domino Impact
Fanfiction"Shut up! I will control everything!!!" _________________________________________ WARNING!!! Content Only For Adults!