Jackson Bill Bar.
Tubuh Jongin sudah sepenuhnya basah oleh keringat. Dia di kelilingi oleh beberapa wanita yang terus membuatnya tidak berdaya dalam kenikmatan yang menghilangkan akal sehatnya.
Di atas pangkuannya, seorang wanita terus naik turun dengan tatapan menggoda. Wanita itu bergerak dengan begitu erotis di atas tubuh Jongin. Jongin mendesah di buatnya, namun tertahan dalam ciuman lain dengan wanita di sampingnya.
"Berhenti memanggil nama Jennie. Bahkan gadis yang kau panggil dari tadi tidak ada disini, ayo lupakan dia dan teruslah bermain dengan kami.." Bisik-bisikan lembut memengaruhi Jongin. Wajahnya yang memerah nampak begitu bersemangat menghentakkan pada wanita di atasnya, sementara bibirnya terus dengan rakus menghisap bibir wanita di sampingnya.
Jongin seperti di butakan oleh kenikmatan yang terus menerus dia dapatkan. Gadis yang berada di samping kanannya merecokinya dengan alkohol yang tercampur dengan obat perangsang untuk membuatnya tetap kuat. Mereka benar-benar menikmati setiap kali Jongin mendapatkan puncak kenikmatannya.
Rasa hangat membuat mereka ketagihan. Bahkan, mereka seperti orang gila yang memburu saat seluruh saraf-saraf tubuhnya bereaksi. Suara dering ponselnya tidak membuat Jongin berhenti ataupun sadar, justru dia semakin bersemangat saat memegang pinggang wanita di atasnya dan dengan kekuatannya menaik-turunkan tubuhnya dengan cepat.
"T... Tuan Jo... Jongin.... AAAAHHHH!!"
"Sshh... JENNIE!! AAAHHH!!!"
Srrrrrrrrrrrr!!
Crot!
Crot!!
Crot!!!
Tubuh wanita yang berada di atas Jongin bergetar. Jongin menahannya, matanya terpejam, rahangnya mengeras saat spermanya memenuhi vagina wanita yang berada di atas pangkuannya.
Tubuh keduanya saling berpelukan saat tenaga mereka seperti terkuras habis. Nafas dan detak jantung Jongin memburu, matanya terpejam. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat dan cairan basah dari wanita-wanita yang berada di sekitarnya.
"Huft....."
___"Ck! Dimana anak itu? Selalu saja hilang entah kemana dan hanya mementingkan kesenangannya sendiri saat di butuhkan!" Hyung Joong menutup dengan marah ponselnya.
Dia tidak habis pikir dengan putranya itu, selalu ada saat hanya menginginkan sesuatu, tapi selalu hilang saat di butuhkan seperti ini. Bagaimana nantinya bila dia menjadi penerus keluarga Kim setelah dia memutuskan untuk pensiun dari dunia bisnis.
Assisten Hyung Joong datang dengan nafas yang memburu, dia menatap Hyung Joong dengan takut. "T-tuan, aku belum menemukan dimana Tuan Muda Kim berada. Semua teman-temannya mengatakan tidak bersamanya, mungkin saat ini dia berada di bar atau semacamnya. Tapi aku tidak tahu berada di mana.."
Hyung Joong menghembuskan nafasnya dengan kasar. Benar-benar putranya itu! Tidak bisakah sekali saja tidak hilang ataupun setidaknya memberikan kabar kemana akan pergi.
"Pergi dan bawa dia kehadapan ku. Bila perlu seret! Tidak peduli kau harus mencari ke seluruh tempat di Seoul, pastikan untuk membawanya ke hadapan ku!"
Assistennya mengangguk cepat dan langsung pergi mencari Jongin. Sementara itu, Hyung Joong benar-benar tidak habis pikir. Dia harus mendidik putranya itu dengan benar. Sepertinya memberikannya dah membuatnya tersiksa dengan banyak pekerjaan di perusahaan adalah hukuman yang bagus.
Sementara itu, anak yang dia cari, malah asik bermain dengan wanita-wanita bar dan mengeluarkan banyak benihnya pada mereka yang menggodanya.
_____M Regency.

KAMU SEDANG MEMBACA
Domino Impact
Fiksyen Peminat"Shut up! I will control everything!!!" _________________________________________ WARNING!!! Content Only For Adults!