chapter 14

188 25 4
                                    

Hanji bersedekap di depan bangkai burung raksasa yang sama sekali tidak mirip dengan burung. Tubuhnya terbuat dari besi dengan interiornya yang didesain senyaman mungkin untuk perjalanan jauh. Terdapat satu kursi yang diduduki oleh satu orang pria yang saat ini telah meninggal dengan luka benturan keras di kepalanya. lalu dua kursi penumpang yang disusun berbaris ke belakang. total ada lima kursi.

Ditempat kejadian baru ditemukan empat mayat pria dengan seragam yang berbeda dari milik pasukan yang bekerja untuk pulau paradise. Bangkai burung raksasa itu pertama kali ditemukan oleh penjaga tembok pada malam hari. Dia tidak sengaja mendengar suara berdengung dari atas langit disusul suara ledakan dahsyat dengan asap dan api yang membumbung tinggi seperti jamur raksasa.

Tulisan pada nama diseragam mayat terlihat asing. Hanji menduganya mungkin ini salah satu kiriman dari marley yang akan memata-matai pulau paradise dari atas langit. Hanji mengakui, marley memiliki teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan milik pasukan pengintai. Burung raksasa ini sudah dikendalikan oleh mesin yang sama-sama menggunakan bahan dasar fosil yang biasanya dipulau paradise digunakan untuk tenaga mesin pabrik.

Tangan Hanji bergerak menggaruk kepala. Ini mulai rumit. Disaat semua pasukan paradise berkurang drastis sejak pertempuran melawan titan marley. Hanya tersisa enam orang yang masih hidup dari ribuan pasukan yang ikut dalam penyerangan. Ini memalukan. Hanji mengamati, beberapa petinggi yang hadir dalan investigasi ini juga sedang menatapnya sinis.

Mereka menilai semangat Erwin tentang titan sudah dianggap sebagai bualan belaka dan menjadi kekalahan pertempuran paling memalukan.

Namun, jika dugaannya benar. Satu orang yang berhasil selamat dari kecelakaan mesin ini sudah dipastikan berada dalam tembok sekarang. Entah apa yang akan dia lakukan nantinya. Hanji akan menungggunya.

***

Setidaknya ada delapan ekor titan yang mucul secara misterius didalam tembok rose dan tembok sina. Enam di tembok rose yang menyebar dari pusat perdagangan sampai ke pemukiman warga. Sedangkan ditembok sina, tiga titan muncul bersamaan di pusat kota. Ratu historia juga melihatnya sendiri bagaimana titan itu muncul secara tiba-tiba ditaman kota saat dia hendak melakukan kunjungan dengan salah satu bangswan yang berpengaruh. Terpaksa ratu historia kembali dibawa ke istana untuk mendapatkan perlindungan dari serangan titan-titanitu.

Sirine dinyalakan bersamaan sampai suaranya memekakan telinga yang mendengarnya. Kekacauan ada dimana-mana. Titan-titan mulai mengamuk, mengejar warga sipil dengan mulut laparnya yang terbuka lebar-lebar lalu memakannya dan pengunyahnya tubuh manusia kecil dan malang itu dengan kunyahan tak sabaran.

Semua pasukan dikerahkan untuk membunuh titan-titan itu. Satu ekor titan berhasil ditumbangkan oleh kepolisian kerajaan di dalam tembok sina dekat dengan istana kerajaan. Ratu historia bisa menghela nafas lega sekarang. Di susul satu titan lagi dan terakhir dibantu oleh pasukan pengintai yang sedang bertugas. Mikasa mengusap peluh diwajahnya. Seekor titan berhasil dia bunuh dan sekarang terbaring dibawah kakinya. Asap abu-abu mengepul di udara membuat aroma terbakar yang menyengat hidung.

Cahaya matahari saat itu merah seperti darah. hujan gerimis tipis disore hari membuat pulau paradise terlihat semakin sengsara.

"eren."

Entah apakah bisa terdengar atau tidak. Mikasa berharap suaranya bisa eren rasakan. dia kemudian menutup hidungnya dengan syal merah pemberian eren dan kembali membunuh titan yang lain.

Anak-anak banyak menjerit ketakutan. Mereka berteriak memanggil orang tuanya yang entah kemana hilangnya sekarang. Jean menggendong dua anak berumur lima tahunan sekaligus disatu lengannya. Dia membawa anak-anak itu ditempat pengungsian yang ada di balik tembok rose. Lonataran suar menadakan didalam tembok sina sudah aman. Dia buru-buru mengarahkan 3d maneuver gearnya untuk melewati tembok dan rumah-rumah warga sampai menuju ke balai kota. Semua warga berkumpul disana dengan wajah bersimbah air mata, ketakutan bercampur dengan rasa putus asa.

Haleine (AOT X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang