Setelah (y/n) keluar dari penjara, Hanji mengangkatnya sebagai kadet pasukan pengintai. Dia dipilih tanpa ujian seleksi yang membuatnya mendapatkan intimidasi dari teman-teman sejawatnya. Karena terus-menerus diejek, (y/n) hilang kendali dengan em...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Levi mengusap lembaran surat hanji dengan pelan dipahanya. berharap kertasnya bisa kembali seperti sebelum dia remas. Dia duduk diatas batang kayu, menghadap pada jalanan berlumpur yang mengarah langsung ke tanah tak bertuan. dia menampilkan ekspresi tenang yang tanpa orang lain tahu tentang perasaannya. Sudah berkali-kali, levi membacanya. Dia memejamkan matanya, surat itu seakan sudah tidak ada artinya lagi. peperangan masih akan terus berlanjut. Baik menang maupun kalah. Levi tidak berharap lebih lagi pada hadiah yang marley janjikan.
***
Sebelum orang eldia berangkat ke tanah tak bertuan. (y/n) disembunyikan kedalam drum bekas wadah air bersih.
"muat?"
"ya."
Jean memasang tutup drum.
"kau bisa bernafas?"
"bisa."
"bagus. Sebisa mungkin, jangan membuat suara sampai kami pulang." Neil menambahi.
Shadis memukul pelan badan drum air itu.
"mau diletakkan dimana?"
Neil menunjuk pojok ruangan. Tepat disamping tempat tidur levi.
"disana saja. Kita tutupi dengan drum lainnya. agar penampilannya tidak mencolok."
Dari percakapan itu levi diam tidak menanggapi. Dia menyimpan beberapa barang termasuk surat tarkhir hanji disaku depan kemejanya. Kemudian menutupnya dengan mantel. Tas dan senapan tersampir dipundaknya.
Jean menggentakkan kakinya, mengikat kuat tali sepatunya. Perjalanan ke tanah tak bertuan semakin hari semakin menantang. Hujan bercampur salju menambah medan perang semakin sulit.
Tenda itu sepi ditinggalkan oleh orang eldia yang berangkat berperang. Mereka saling menyapa rekan lainnya dan berangkat bersama-sama ketanah tak bertuan dengan berjalan kaki beberapa kilometer tanpa berhenti.
***
Wajah-wajah orang eldia sudah berubah dari pertama mereka datang ke tanah tak bertuan. mereka masih takut dengan kematian. Namun, sekarang mereka hanya tidak terkejut lagi melihat banyaknya tubuh yang mati membusuk. Orang eldia sudah bersiap dibibir parit sampai suara sirine berbunyi.
Mereka langsung merangkak keluar parit menembaki musuh atau tertembak oleh musuh. Sama seperti sebelum genjatan senjata dilakukan. Korban jiwa selalu ada dan semakin berkurang karena prajurit yang marley kerahkan sebagai tumbal (orang eldian) juga semakin sedikit yang tersisa.
Lumpur mempersulit mereka untuk bergerak. genangan air kekuningan becampur dengan darah dan belatung. segumpal tanah basah terlontar keudara setelah granat meledak. Tank terjebak dalam tebalnya lumpur. Jean maju menyerangnya dengan tombak petir. Banyak suara jeritan bersaing dengan suara peluru.