Roda kayu berderak melewati jalanan berbatu. Kusir menggerakkan cemetinya membuat kuda berjalan lebih cepat.
"bagaimana keadaanmu disana, Kaya?" Tuan Braus bertanya.
"semuanya berjalan lancar, ayah. Aku bisa melewatiujian dan pelatihan militer dengan baik. Tentu karena Sasha juga membantuku memanah."
"sejak awal kau memang pandai memanah. Bukankah begitu?" nyonya Braus menyambung. "hampir setiap hari kalian berdua bermain panahan di halaman belakang rumah."
Kaya menunduk malu."aku sangat ingin menjadi kuat seperti Sasha."
Tuan Braus tertawa dan mengusap kepala Kaya lembut. "kau pasti bisa."
Tawa dan canda menemani Kaya dalam perjalanann ke rumah keluarga Braus. Keluarga angkatnya yang dia sayangi. Namun, ada sekelumit yang mengganjal di hatinya. Karena Sasha belum bisa ikut pulang bersamanya. Masih ada tugas yang harus dia kerjakan. Begitulah informasi yang Kaya tahu. dan tugas itu adalah dari kapten levi.
Kaya duduk di hadapan tuan dan nyonya Braus yang sedang saling berbicara. Pembicaraan mereka berdua terasa hangat dan menenangkan. Mereka miliki ikatan kuat sebagai keluarga yang saling memiliki dan menyayangi. Tuan Braus sering melempar candaan pada istrinya. Karena dia suka sekali mendengar tawa istrinya yang renyah.
"bisa berhenti sebentar." perintah tuan Braus. Dia turun meninggalkan istrinya dan Kaya dalam pertanyaan. tuan Braus memetik bunga mamung liar. kelopak kecilnya yang berwarna biru terang melambangkan kesetiaannya.
"untukmu, istriku."
Nyonya Braus tersipu menerimanya. setelah tuan Braus duduk dan menutup pintu kereta. Kecupan singkat mendarat dipipinya.
Kaya hanya bisa memalingkan wajahnya. Meskipun sudah sering dia melihat kemesraan keluarga harmonis ini. dia tetap merasa canggung dan malu.
Kereta kuda kembali berjalan. Suara derak sudah semakin jarang karena jalanan kota rose sudah mulai halus ditengah-tengah padatnya pemukiman penduduk. Kaya tersentak ketika mendengar ketukan dari kaca pintu kereta. Dia mendekatkan wajahnya melihat apakah ada orang iseng yang melempar kerikil.
Telapak tangan tiba-tiba menempel di luar kaca membuatnya terlonjak. Tuan dan nyonya Braus ikut terkejut. Dengan cepat Kaya menutup telapak tangan itu dengan kedua tangannya.
"ada apa Kaya?" tanya tuan Braus.
Kaya menggeleng cepat. "tidak, tidak ada apa-apa. hanya serangga yang tidak sengaja masuk ke dalam kereta dan menempel di kaca. Jadi aku langsung menepuknya."
Nyonya Braus menggeleng, dia memberikan sapu tangan bersih pada Kaya. "bersihkan tanganmu dengan ini."
"terima kasih banyak, ibu."
Setelah tuan dan nyonya Braus kembali berbicara satu sama lain. Kaya perlahan membuka telapak tangannya. alangkah terkejutnya dia melihat (y/n) yang bergelantungan disamping kereta kudanya.
Apa yang dia lakukan?! Jerit Kaya dalam hati.
Dengan wajah polosnya (y/n) melepaskan satu tanga dan melambai kepadanya. Bibirnya bergerak mengucapkan sesuatu namun Kaya tidak bisa mendengar lebih jelas. Detak jantungnya bertambah saat melihat (y/n) hampir saja terjatuh saat kereta kuda melewati undakan. Bukannya ketakutan (y/n) malah tertawa tidak jelas. Poninya tersibak kebelakang terhembus oleh angin.
Baru kali ini (y/n) menaiki kereta kuda. Meskipun kurang lazim dikatakan menaiki kereta kuda yang semestinya. Dia tetap merasa senang akhirnya bisa keluar dari markas pasukan pengintai. Dunia luar terasa lebih menyenangkan. (y/n) menghirup udara sebanyak mungkin sampai memenuhi paru-parunya. Aroma masakan dari restoran membuat perutnya bergemuruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haleine (AOT X READER)
FanficSetelah (y/n) keluar dari penjara, Hanji mengangkatnya sebagai kadet pasukan pengintai. Dia dipilih tanpa ujian seleksi yang membuatnya mendapatkan intimidasi dari teman-teman sejawatnya. Karena terus-menerus diejek, (y/n) hilang kendali dengan em...
