Chapter 20

285 27 6
                                        

(y/n) menunduk melihat betapa tingginya dia memanjat tangga menuju menara pengamat kamp Marley. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke depan dan terus memanjat sampai atas. Ada sebuah kabin kecil dipuncak menara. Di waktu sepagi ini para penjaga belum datang. (y/n) mendekati jendela. Kepalanya langsung pusing melihat jauhnya tanah dibawah sana.

"aku harus melakukannya."

(y/n) memejamkan mata. Dia mencoba mendekati jendela lagi. seluruh tubuhya bergetar ketakutan. Ini jauh lebih menakutkan dibandingkan saat berada di atas tembok maria. Bukan karena angin yang begitu kuat menerpanya. Melainkan, alasan (y/n) berada di menara ini sudah berbeda. dia akan melakukannya dengan cepat. kedua tangannya sudah memegang bingkai jendela. Kakinya menapak di mulut jendela.

"kau tidak akan mati hanya karena melompat dari sini."

(y/n) menoleh kebelakang. Belum sempat dia tahu siapa orang itu. punggungnya sudah terdorong ke depan. dia jatuh bebas. Jendela itu semakin jauh dari pandangannya. Bunyi gedebuk mengerikan terdengar ketika tubuh (y/n) menghantam tanah. Tengkoraknya remuk ke dalam, rambutnya basah oleh darah. matanya mengerjap-ngerjap, bibirnya bergerak-gerak ingin mengucapkan sesuatu pada pria yang telah melemparnya.

Lelaki itu turun dari tangga. Dia berjalan mendekati (y/n) yang terbaring mengenaskan ditanah.

"jangan menatapku seperti itu. bukankah ini yang kau inginkan? Tenang saja, dalam beberapa saat lukamu akan sembuh."

(y/n) memuntahkan segumpal darah. dia tidak bisa bergerak. Lengan dan kakinya patah. Pria itu mengusap pipi (y/n) dengan punggung tanganya.

"kau ackerman tapi bisa menjadi titan shifter." Mata hijaunya berkilat iri. "aku jadi ingin memakanmu."

Suara sirine mengalihkan perhatiannya. Dia langsung membopong (y/n) menuju ke gedung lain sebelum orang lain melihatnya. asap berhembus dari luka-luka ditubuh (y/n). regenerasinya terlihat jauh lebih cepat dibandingkan titan shifter lainnya.

Pria itu meletakkan (y/n) di atas meja dengan hati-hati.Asap yang keluar mulai sedikit, seperti sebuah hidangan hangat siap santap. (y/n) menatap langit-langit dengan mata kosong. Dia hidup kembali. semua lukanya sembuh tanpa meninggalkan bekas. Apakah mimpinya itu benar jika dia sekarang sudah berbeda.

"monster." Ucap (y/n) lirih.

"bukan," sahut pria itu. "hm, yah, sedikit mirip. Tapi, bukan. Kau titan shifter. Hanya saja kau belum bisa mengendalikan kekuatanmu."

(y/n) tertawa mendengarnya. Semuanya terdengar menggelikan. Air matanya mengalir seiring dengan tawanya.

Pria itu menatapnya prihatin. Dia duduk dikursi sebelah meja.

"ini memang berat. Sangat benat. Tapi, jika kau bisa mengendalikan kekuatanmu—"

"aku tidak ingin mengendalikan apa-apa. aku ingin pulang. Kekuatan titan shifter, apalah itu. terserah, aku tidak peduli. Kau ingin memakanku, kan? Makan saja semaumu. Seperti zeke, terserah."

Alis pria itu naik bersamaan. Dia sedang mencerna kalimat terakhir (y/n) yang terdengar ambigu. Dia kemudian melepas topinya. Rambut coklat panjangnya bergerak turun melambai-lambai sepanjang bahu.

"aku bukan pria jahat. Namaku Ethan."

(y/n) terdiam.

"aku tidak bisa membunuhmu."

"aku tahu. tapi, mereka bisa." (y/n) membalas.

"mereka?marley, maksudmu?" ethan mengusap dagu. "dengar, (y/n). apa kau tahu alasan kau dibiarkan hidup disini?"

(y/n) menatap ethan lamat-lamat. Dia menggeleng pelan. kedua tangannya saling mengepal. Dia penasaran namun juga tidak ingin mengetahuinya.

"ini berat untuk dibicarakan. Berapa umurmu sekarang?"

Haleine (AOT X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang