Chapter 25

185 19 3
                                        

Balok kayu dilempar ke tempat kering. Orang eldia berbagi tugas mengumpulkan kayu bakar setelah melewati malam yang dingin. Dengan alat seadanya batang pohon pinus yang sudah mati mereka tebang dan dipotong menjadi kecil-kecil. orang marley hanya mengawasi dari bak truk sambil memakan kue kering yang mereka bawa dari markas pusat. Mereka tidak peduli dengan orang eldia yang bersusah payah mengorbankan nyawa untuk bisa menang ditanah tak bertuan.

Levi sudah bergabung dengan tim lainnya. dia masuk ke dalam hutan dan kembali dengan membawa selonjor batang pinus mati. Pagi itu sangat sibuk bagi orang eldia. Tidak hanya kesulitan dengan suhu dingin. Mereka juga kesulitan mencari hewan buruan. Suara adu tembakan dan bom di tanah tak bertuan. terdengar sampai ke hutan dan menakuti hewan-hewan liar disana. Satu-satunya sumber protein yang bisa mereka temukan adalah ikan sungai.

Orang eldia menengok ke dalam sungai melihat ikan yang berenang. Mereka tidak punya kail untuk memancing. Jean mengibaskan tangannya yang tersengat dinginnya air sungai. ikan-ikan itu jika bisa dia tangkap. Makan siang nanti akan lebih istimewa dibandingkan hanya dengan sup bawang cair dan sepotong kentang rebus. Dari pengamatannya, sungainya terlalu dalam. dia tidak bisa keluar dari aliran sungai dengan buru-buru. Tanpa membuat seluruh menggigil dan pakaiannya basah.

Seandainya dia punya senar dan kail. Jean mulai menyisir pinggiran sungai. dia berharap bisa menemukan sampah yang bisa diamanfaatkan untuk menangkap ikan. Pohon pinus menjulang tinggi disekitarnya. Gemerisik air semakin menemaninya berjalan sendirian sampai ke muara. Jean terpana melihat luasnya hamparan air didepannya. Air muara jauh lebih tenang. beberapa ikan terlihat melompat dipermukaan. Tempat ini lebih indah jika tidak dekat dengan medan perang. Tidak, selama ini bukan salah tempatnya. Marley-lah yang telah mengubah tempat seindah ini menjadi neraka.

Jean terus berjalan. dia hanya akan berhenti ketika menemukan gumpalan sampah yang terdampar dipinggir sungai. dia mengais-ngais sampah yang ada. Sampai akhirnya dia menemukan senar pancing yang menjerat kaki burung pelican. Jean memotong senar pancing dengan bayonet dan menggulungnya dibatang potongan kayu. Jean mengaduh ketika tanpa dia sadari kail pancing menujuk jarinya. Dia keluarkan kail pancing itu dengan hati-hati dan segera kembali ke rombongan sembari menhisap jarinya yang berdarah.

Orang eldia yang melihat jean melambaikan tangan dari kejauahn langsung berdiri tegak. Mereka penasaran dengan apa yang jean temukan. Senar pancing dan kail itu menjadi penyelamat mereka. Beberapa orang menawarkan diri mencari cacing tanah dihutan pinggir sungai yang tidak berbatu. Mereka kemudian menunggu kail dimakan oleh ikan. Menunggu dan menunggu. Saat senar pancing mulai menegang jean langsung menariknya. Ikan salmon ukuran sedang yang mereka dapatkan memberikan sorak sorai kesenangan untuk semuanya.

***

Levi langsung menurunkan kayu dipundaknya dan berlari ke tenda. Setelah dia diberitahu shadis telah menenmukan seseorang yang dia kenal. Dalam dirinya, levi memanggil nama hanji. Dia berharap hanji bisa kabur dari markas marley dan selamat sampai sini. Levi masuk dengan perasaan was-was. Shadis mengambil nafas sejenak untuk beristirahat.

"kau tidak akan percaya dengan apa yang aku lihat tadi dihutan, levi."

"siapa, siapa yang kau bawa?"

"kau bisa melihatnya sendiri."

Levi melangkah untuk melihat lebih jelas. Tubuh hanji tidak sekecil ini. rambutnya sama-sama pendek. Tangan levi menyibak pelan rambut halusnya.

"(y/n)."

Levi langsung menarik tangannya.

"bagaimana kau menemukannya?"

Shadis menggeleng pelan. tangannya merogoh saku dan memberikan ban merah yang dia ambil dilengan (y/n) ke levi.

Haleine (AOT X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang