"hah,"
Jean menghela nafas panjang.
Setelah dipindah tugaskan untuk menjaga dinding sina. Dia kembali dipanggil untuk menghadap kepada kapten Levi. Pemindahan tugas ini begitu mendadak baginya. Sehingga, sebelum pindah, semua tugas laporan di selama jean didinding sina harus dia selesaikan hari ini juga.
Kepalanya mendadak menjadi pening. Tengah malam tidak mampu menemaninya. Lalu, berganti dengan fajar. Jean tidak sadar tertidur dimeja kerjanya sampai pagi tiba. Seluruh tulang punggungnya bergemetak, ngilu. Dia harus bergegas memberikan laporannya dan pergi menemui kapten Levi.
Dari surat yang dia terima, dia dimintai tolong untuk melatih berkuda pada para kadet. Pelatih sebelumnya, telah ikut gugur dalam pertempuran didinding maria.
Jean berangkat sekitar jam delapan menggunakan kereta kuda. Dia masih menyempatkan diri memeriksa beberapa dokumen dari kadet yang akan dia ajar. Sekitar ada 40 kadet perharinya. Semua memiliki kemampuan dan keahlian masing-masing disusun rapi dalam bentuk ranking. Nilai yang paling tinggi akan berada di posisi atas sedangkan paling rendah akan diberikan pelatihan khusus atau bahkan terancam akan dikeluarkan jika dia tidak mampu menaikan nilai akademisnya.
Ada satu nama yang telah didiskualifikasi dan dipulangkan ke rumah.
"floch." Jean bergumam.
Hanya berbeda satu peringkat, ada (y/n) diatasnya. Nilainya pas-pasan.
Namun, jika dilihat latar belakangnya yang tidak pernah duduk dibangku sekolah. Dengan belajar tekun dia bisa dikatakan lumayan bagi Jean.
Kemarin Sasha mengirimkan surat padanya. Sama seperti Jean, Sasha juga dipindah tugaskan untuk menjaga dinding sina tetapi didistrik yang berbeda. dia juga pernah dipindah tugaskan sekali untuk melatih berpanah.
Jean kemudian mematahkan lilin perekat surat itu dan membacanya.
"adik angkatku, Kaya, bercerita banyak tentang (y/n). Kaya menuliskan, (y/n) tidak seperti anak gadis yang normal. Kita tahu itu, bukan? Aku agak was-was. Namun, Kaya menulis lagi (y/n) tidak sekamar lagi dengannya setelah bertengkar dengan kadet lain dan dengan kapten Levi. Sepertinya kondisi disana tidak sedang baik-baik saja. (y/n) juga akan menjadi masalah karena dia juga jarang datang latihan. Dia anak yang misterius. kuharap kau bisa sabar menghadapinya. Saat aku mengajar disana, dia tidak ada dan kapten Levi tidak berkomentar apapun. Mungkin, dia juga sudah menyerah."
Helaan kali ini sedikit lebih panjang.
Besi berderit membuka gerbang pembatas antara tembok sina dengan rose. Setelah perjalanan yang memakan waktu 3 jam. Jean sampai dimarkas pasukan pengintai mendekati waktu makan siang. Dia berjalan menuju gedung utama untuk menemui kapten Levi. Gedung sebesar itu terlihat semakin suram dan sepi. Hanya ada beberapa orang yang hanya sekedar lewat.
Pintu dia ketuk pelan.
"masuklah."
"permisi."
Wajah tegas itu terlihat semakin tua. Jean hanya melihatnya sekilas sebelum Levi menatap tepat dimatanya.
"terima kasih sudah datang, Jean."
Berapa umur kapten Levi sekarang? Mengapa diwajahnya sudah mulai muncul guaratan. Belum ada uban, namun, tak lama lagi pasti akan muncul juga.
Jean duduk mendengarkan instruksi dari Levi dengan seksama. Soal latihan apa yang harus dia berikan dan berapa lama.
"dan, jika kau bertemu (y/n). suruh dia datang ke ruanganku atau jika tidak mau, seret saja dia kemari." Kata Levi.
Tangannya bersedekap didepan dada dengan punggung menyender pada kursi.
"apakah ada masalah, kapten?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haleine (AOT X READER)
FanfictionSetelah (y/n) keluar dari penjara, Hanji mengangkatnya sebagai kadet pasukan pengintai. Dia dipilih tanpa ujian seleksi yang membuatnya mendapatkan intimidasi dari teman-teman sejawatnya. Karena terus-menerus diejek, (y/n) hilang kendali dengan em...