Enam Belas

189 10 0
                                    



























Happy reading









"Apa?!."

Edgar dan xion terjengkit kaget saat madava berteriak shock itu namun sesegera mungkin mereka menormalkan raut wajah mereka.

"Maaf, maksut saya bagaimana bisa? Bukankah bangsa vampir sudah musnah berabad-abad lalu?." Lanjut madava

"Saya awalnya juga tidak percaya, namun kami melihatnya dengan mata kepala kami sendiri bagaimana saat ia datang lalu pergi berubah menjadi seekor kelelawar." Jelas xion

"Lalu bagaimana untuk solusinya kali ini? Saya takut jika warga saya terancam  karena keberadaan bangsa vampir itu."

"Tuan madava tenang saja, menurut saya vampir itu hanya minum dari darah hewan ternak bukan manusia saya bisa menjaminnya." Ucap Edgar meyakinkan si kepala desa

"Saya percaya dengan tuan muda."

"Kami akan kembali siang hari nanti dan mendiskusikannya kepada para petinggi kekaisaran tentang hal ini." Lanjut Edgar lagi

"Baik tuan muda."

"Setelah mendapat jawabannya, kami akan segera kesini."

"Baik tuan muda." Setelah madava mengucapkan hal itu Camella datang dengan nampang yang berisi teh di tangannya.

Camella menghidangkan teh itu kepada para tamu ayahnya.

"Terima kasih." Ucap Edgar sembari tersenyum

****

Matahari semakin naik terik panasnya matahari semakin menjadi-jadi, saat ini seluruh ksatria dan juga edgar tengah bersiap untuk meninggalkan desa.

Kuda-kuda telah mereka siapkan, mereka tinggal menaikkinya dan pergi dari desa itu.

"Terima kasih atas kerja keras kalian, saya sangat berterimakasih atas bantuan kalian kami tidak akan pernah melupakannya, tuan muda Edgar berikan salam saya kepada kaisar Harvey."

"Sama-sama tuan madava, saya akan memberikan salam Anda kepada kaisar Harvey, kami pergi dulu tuan madava terima kasih atas semuanya." Ucap Edgar lalu mulai menaiki kudanya diikuti ksatria lainnya.

"Kami pamit." Ucap Edgar kepada madava, madava menganggukkan kepalanya

"JAL-"

Saat hendak memberi instruksi untuk 'jalan' tiba-tiba suara seorang gadis memberhentikan instruksi itu

"Tuan muda!." Panggil gadis itu lalu berlari mendekat ke arah kuda Edgar

"Camella? Ada apa?." Tanya 'Edgar sembari menatap Camella

"Aku ingin memberikanmu ini, sebagai ucapan terima kasih karena Anda telah membantu kami." Ucap camella sambil menyodorkan sapu tangan yang ia buat sendiri dengan hiasan-hiasan kecil dan tulisan namanya disana

Edgar tersenyum ia menerima sapu tangan itu lalu menciumnya "Terima kasih, ini sangat indah saya akan menyimpannya."

"Sama-sama tuan muda." Sahut Camella

Edgar memasukkan sapu tangan itu ke saku celananya lalu kembali menengok ke arah depan, "JALAN!." Titah Edgar

Ngihaaaaa~~

Grand Duke itu Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang