Prolog

815 45 14
                                    


Haiiii guys
Selamat membaca..












Dipenjara bawah tanah terlihat seorang gadis yang duduk meringkuk di tanah yang dingin dan lembab dibalik jeruji besi gadis itu terus menangis sembari bergumam jika bukan dia pelakunya.

Tak tak tak

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah sel tahanan gadis itu, gadis itu mendengar jika pintu sel terbuka kemungkinan ada orang yang masuk kedalam selnya.

"Apakah kau sudah menyadari kesalahanmu lady resya?." Tanya seorang pemuda yang berada di hadapan gadis yang tengah menangis sambil meringkuk itu .

Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap pemuda yang mengajaknya bicara tadi, "b-bukan aku y-yang melakukannya a-aku di f-fitnah, p-percayalah Natha a-aku tidak m-melakukannya" bela gadis itu yng bernama 'Aresya Jecolyna Aldrich'.

Pemuda yang bernama 'Nathaniel Damian Franchisor' itu menatap tajam resya yang masih tak sadar akan kesalahannya, "Kau tau kan jika aku benci pembohong? Dan kenapa KAU MASIH TAK SADAR JIKA KAU TELAH MEMBAHAYAKAN NYAWA LADY VIOLETA?!." bentak Nathaniel.

Tangisan resya semakin keras seiring cemoohan yang dikeluarkan oleh Nathaniel, pria yang selalu ia kejar-kejar entah bodoh atau apa namun resya sangat tergila-gila dengan Nathaniel walaupun ia sudah tau jika itu sangat mustahil ia dapatkan.

"Izin putra mahkota semoga putra mahkota hidup 1000 tahun lagi, duke Axton dan pangeran Edgar meminta izin untuk menemui putri Aresya." ucap prajurit yang berada di belakang Nathaniel.

"Suruh mereka masuk." titah Nathaniel, prajurit itu lantas membungkuk hormat lalu pergi menyampaikan jawaban dari Nathaniel .

Tak lama setelah itu datanglah dua orang pria yang memakai baju bangsawan, "salam putra mahkota semoga putra mahkota hidup 1000 tahun lagi." salam salah satu pria yang baru saja datang itu, Edgar Emillio Aldric.

"Salam putra mahkota." ucap pria yang disebelah Edgar, Axton Nicholas Aldrich.

"Hm, kalian bisa bicara dengannya, aku beri waktu 15 menit sebelum pengeksekusian dilakukan." ucap Nathaniel datar lalu melenggang pergi dari sana.

"Kakak kecewa sama kamu." ucap Edgar membuat resya reflek menatap Edgar dengan tatapan yang rumit .

Kenapa tidak ada yang membelanya disini? Sungguh ia ingin segera bertemu ibundanya dirinya benar-benar tidak kuat dengan situasi yang ia hadapi saat ini, ternyata tidak dipercayai orang-orang terdekat sangat menyakitkan, pikir resya.

"K-kakak p-percaya sama p-perkataan tabib itu? R-resya b-bukan pelakunya kak, k-kenapa t-tidak ada yang percaya hiks a-ayah percaya kan s-sama A-aku?." resya berbicara dengan sesenggukan, ia berharap jika Edgar tidak percaya masih ada yang percaya kepadanya, ayahnya.

"Maaf, tetapi bukti sudah jelas resya. Saya kecewa sama kamu." ucap Axton sambil memalingkan wajahnya kecewa, resya hanya bisa menangis sambil mengubur dalam-dalam harapannya.

Setelah kakaknya sekarang ayahnya? Dunia memang benar-benar mempermainkannya sekarang.

"Maaf, tetapi waktu sudah habis nona Aresya harus dibawa ke alun-alun kota untuk menjalankan pengeksekusiannya." Ucap salah satu prajurit yang baru saja datang itu.

Hancur? Tentu saja, hati siapa yang tidak sakit jika mengetahui bahwa hukuman yang diberikan kepadanya adalah atas perintah putra mahkota Nathaniel, pria yang selama ini ia cintai.

Grand Duke itu Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang