Delapan Belas

238 9 2
                                    





















Happy reading guyss🤗



•••••••••••••••••••Happy reading guyss🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar liontin
Sumber ; google)

Mata resya terbelalak saat kalung itu bersinar di bagian berlian yang berada di dekat sayap angsa itu, "EH EH KOK BERSINAR-SINAR ANJIRR."

Cahaya itu semakin bersinar terang, cahaya putih itu mengenai kaca meja rias resya hingga muncullah sebuah lingkaran berwarna biru tua di kaca itu, voilah! Itu adalah portal!.

"Lahh kok bisa weh, keren. Jangan-jangan ini jalan menuju dunia gw! Masuk ga sih? Tpi kalo masuk terus bukan jalan kedunia gw terus gw permanen di tempat yang gw ga tau gimana? Tapi kalo ga dicoba kita ga akan tau kan?." Monolog resya, ia berjalan mendekat ke arah cermin itu lalu mengarahkan salah satu tangannya untuk menyentuh cermin yang berubah menjadi portal itu

Namun tiba-tiba dirinya terhisap masuk kedalam portal itu, portal itu membawanya masuk ke dalam sebuah hutan dengan pepohonan yang menjulang tinggi, terdapat pula hewan-hewan yang berterbangan di atas langit dan hewan-hewan kecil seperti kelinci, musang, dan tupai, selain itu udaranya pun sangat sejuk resya menjadi tidak ingin meninggalkan tempat ini dan jika bisa lebih baik ia disini saja dari pada terlibat konflik oleh para tokoh.

"Tempat apa ini? Alamak bagus banget, coba kalo ada hp udah foto-foto disini gw." Gumamnya sambil berkacak pinggang

"Wait, tempat sebagus ini tapi kok kek ga ada tanda-tanda manusianya ya?." Gumamnya bingung, hingga tiba-tiba suara maungan membuat dirinya bergidik ngeri

Aummm Aummm

"Wuihhh memgerikan, ini kalo gw tengok terus tiba-tiba jumpscare gimana? Kuatkan imanmu dara, Bissmillah ya allah." Resya menengok ke arah belakang dan benar saja terlihat seekor harimau yang sedang berjalan ke arahnya

Mata resya melotot saat melihat harimau itu, hewan itu besar dan bercorak hitam putih takut? Jelas bahkan dahinya sudah mengeluarkan keringat dan kakinya bergemetar ketakutan

'Anjirr kenapa harus tikus besar sih! Harusnya tikus kecil aja kocak, modar nih gw mau ga mau gw harus kabur.' Batin resya

Resya  menenteng gaunnya keatas sebatas lutut lalu berlari dari sana, ia berharap jika harimau itu tidak akan mengejarnya namun resya salah harimau itu berlari mengejar dirinya.

Resya terus berlari sambil sesekali menengok ke arah belakang, ia membelalakkan matanya kala melihat harimau itu semakin dekat dengan dirinya.

"AAAAA SIAPAPUN TOLONG GWWWW AAAA MAMAMAAA." Teriak resya

"MASA GW HARUS MATI 2× SIHH?! ARGHH SHIBAL GA ADA CARA LAIN." Mata resya melirik kearah kanan dan kiri mencari objek yang ia cari-cari, hingga matanya tertuju kepada objek yang sangat bagus untuk ia panjat. Panjat? Ya, itulah yang terlintas di otaknya adalah memankat pohon yang tinggi agar tidak bisa digapai oleh harimau itu

Resya menambahkan kecepatan berlarinya hingga ia tiba di pohon yang akan ia panjat, ia menoleh kebelakang sebentar ia melihat dan mengira-ngira jarak dari harimau dan dirinya

"650m, cuman gw ga boleh nyia-nyiain kesempatan ini bisa aja tu tikus nambah kecepatan berlarinya." Monolognya lalu segera memanjat pohon itu

Resya memanjat pohon itu hingga sampailah ia di dahan pohon yang menurutnya paling tinggi dan tidak dalat dijangkau oleh harimau itu.

Aummm aumm aumm

Harimau itu terus mengaum sambil mencoba memanjat pohon itu dengan kedua kaki depannya, diatas pohon resya hanya bisa berpelukan dengan pohon yang ia panjat sembari berdoa kepada tuhan semoga tikus besar itu segera pergi dari hadapannya.

Saat tengah merapalkan doa-doa ia merasakan pohon yang ia singgahi bergerak seperti ada yang menggoyangkannya dari bawah sana, kepalanya menunduk kebawah ia semakin takut kala melihat jika harimau bukan lagi 1 ekor melainkan 3 ekor harimau dengan corak yang sama.

Lagi-lagi resya hanya bisa berdoa agar ketiga tikus-tikus besar itu segera pergi dari sana, tapi tiba-tiba telinganya tak sengaja menangkap suara burung yang sangat nyaring ditelinganya, kepalanya mendongak keatas dan betapa terkejutnya ia melihat sebuah burung phoniex besar yang terbang memutari area pohon milik dirinya.

Suara burung itu semakin keras hingga memekakkan telinga, resya menutup telinganya dengan kedua tangannya tetapi matanya masih menatap ketiga harimau itu.

Suara itu semakin keras membuat ketiga harimau yang tadinya menggoyangkan pohon yang ia tempati menjadi berhenti, ketiga harimau itu melihat kearah burung yang menganggu aktivitasnya untuk memangsa gadis itu harimau itu bergetar ketakutan lalu berlari meninggalkan pohon yang resya tempati.

"Fyuhhh akhirnya." Lega resya

Resya menunduk melihat kebawah, "anjay tinggi juga, lompat aman ga sih? Merayap turun aja deh masa cewek lompat kan ga estetik."

Saat ia sudah siap untuk merayap turun dari pohon, ujung gaun resya tersangkut di dahan pohon tangan kanannya mencoba meraih ujung gaun itu namun sayangnya tubuh kecilnya tidak bisa menahan keseimbangannya, hingga akhirnya...........

"AAAAAAAAAAAA." Teriak resya sambil memejamkan matanya dirinya berharap semoga ia tidak mati dan dirinya juga berharap jika ini adalah mimpi.

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
6 detik
7 detik
8 detik

Resya tidak merasakan tubuhnya sakit karena terjatuh justru ia merasa badannya seperti melayang.

'Ini gw udah mati ya?.' Batin resya yang masih setia memejamkan matanya takut, dengan setengah keberaniannya ia mulai membuka matanya pelan-pelan hingga suatu pemandangan membuatnya salting dan membuat dirinya ingin pargoy sekarang.

"Aku tau aku tampan." Ucap pria itu deep voice





*******
Kira-kira siapa ya si tokoh pria ini?? Tungguin part selanjutnya ya

Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya!

********

Grand Duke itu Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang