Dua

431 34 0
                                    

Haii haiii
Selamat membaca




















"Tidak, kau belum pulih." Ucap axton.

"Aku sudah sehat ayahh." Ucap resya sambil merengek.

"Hm baiklah, tapi jangan lama-lama." Ucap Axton membuat mata resya berbinar.

"Baik kapten." Ucap resya menirukan kapten bajak laut.

"Aku pergi dulu ayah." Pamit resya lalu berlalu pergi dari ruang kerja Axton.

Setelah melihat Resya pergi dari ruang kerjanya ia melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya dan mengambil salah satu bingkai foto yang berada di atas mejanya, "lihat lah elena, resya sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan ceria." ucap Axton.

*****

Saat ini resya duduk di salah satu bangku yang berada di taman belakang istana bersama Emily sembari menghirup udara segar dan menikmati keindahan taman.

"Emily, apakah kau pernah pergi ke pasar?." Tanya resya.

"Iya tuan putri, jika boleh bertanya memangnya ada apa?."

"Aku hanya bertanya, apakah letak pasar dari kediaman ini jauh?."

"Tidak begitu jauh tuan putri." ucap Emily.

"Apa saja yang berada di sana?." Tanya resya.

"Em toko makanan, toko gaun, toko perhiasan dan masih banyak lagi tuan putri." ucap Emily.

"Baiklah."

'fiks besok ke pasar, gw kepo sama pasar yang ada di jaman kuno gini apa kah akan sama dengan pasar di Indonesia mari kita buktikan besok' batin resya.

Netra resya bergerak ke sana kemari, sampai resya menemukan sesuatu yang menarik dimatanya, itu dia! Pohon mangga!.

"Emily mari kita kesana." ajak resya dengan mata hazel nya yang berbinar sambil menunjuk ke arah pohon mangga.

Resya segera menarik tangan Emily dan berlari ke arah pohon mangga itu tanpa melihat Emily yang kesusahan menyeimbangkan larinya.

"Biar saya yang meminta bantuan prajurit untuk mengambilnya Tuan putri." ucap Emily.

"Tidak usah, biar aku yang memanjatnya." Ucap resya.

"T-tapi jika tuan Duke tau, bisa-bisa kepala saya yang jadi taruhannya." Ucap emily.

"Tenang lah Emily, kau tidak akan dibunuh aku bisa menjaminnya." ucap resya lalu mulai menaikkan gaunnya dan mengikatnya sampai diatas lutut agar memudahkan dia memanjat, jika resya sangat senang maka saat ini Emily tengah meramalkan doa-doa semoga tuan Duke tidak mengetahui nya.

Resya mulai memanjat dan sampailah ia di dahan pohon yang tidak terlalu tinggi, "Emily tangkap lah." ucap resya yang sudah siap melemparkan satu mangga yang berwarna hijau kekuningan.

Hap!

Berhasil satu buah telah ditangkap Emily, Emily sekarang sangat kesusahan karena sedari tadi resya terus melemparkan mangga. Mangga yang dibawa Emily sekarang berjumlah 6 buah tapi resya masih saja melemparkan mangga dari atas.

Emily mendengarkan suara yang tak terdengar asing di telinga nya, ia segera menolehkan kepalanya ke belakang untuk meyakinkan jika itu bukan orang yang sedang ia tebak. Mata Emily membulat segera ia melaporkan apa yang dirinya lihat kepada resya.

"Tuan putri cepatlah turun, pangeran Edgar sedang menuju kemari." desak emily takut.

"Hah beneran?." Ucap resya kaget dengan penuturan Emily.

'bisa ga dikira anggun lagi nih gw sama edgar' batinnya.

"Emily? Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau harusnya menjaga tuan Putri resya?." Tanya Edgar lalu memicingkan matanya.

"E-em i-itu p-pangeran." gagap emily.

"Jawab yang benar."ucap Edgar yang tidak sabar dengan jawaban Emily yang menggantung itu.

"T-tuan Putri di a-atas pangeran." ucap Emily pasrah.

Mendengar jawaban Emily yang ambigu itu ia lantas mendongakkan kepalanya ke atas.

"RESYA!."




*****

Wahh si resya COSPLAY maling mangga ges wkwkwkw

Kepo sama kelanjutannya??
Kuy kepoin terus

****

Grand Duke itu Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang