•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Selamat membacaaaaEdgar berlalu pergi dari kamar resya saat di luar ia sempat mengkode Emily yang tengah berdiri di depan kamar resya untuk segera masuk menemani adiknya.
****
Waktu demi waktu telah terlewati, kegiatan resya semakin hari semakin bertambah karena dirinya telah memasuki masa sekolah dan juga Axton yang menambahkan kegiatannya seperti memanah dan berkuda.
Dan hari ini adalah hari dimana resya akan memberi tahu tentang jawaban yang sedang ditunggu-tunggu oleh ayahnya.
Tok tok tok
"Masuk." ucap seorang pria dari dalam ruangan dia adalah Axton.
Resya kemudian masuk kedalam ruang kerja ayah nya sedangkan Emily menunggu didepan pintu ruang kerja axton sambil berbincang-bincang sedikit dengan prajurit yang berada di depan pintu ruangan axton.
Axton memusatkan pandangannya kepada seseorang yang baru saja memasuki ruang kerjanya itu.
Resya anaknya mengetuk pintu? Ia tidak salahkan dengan yang sedang ia lihat sekarang? Siapapun tolong sadarkan dia ini Sungguh keajaiban Tuhan.
"Kau? Ada apa?." Tanya axton
"Ayah lupa? Bukankah hari ini adalah hari aku menentukan jawaban ku tentang perjodohan itu?"
Ah iya, hampir saja Axton melupakannya
"Jadi...?"
"Aku.. Menerimanya."
"Kau. Tidak terpaksa kan?." Tanya axton yang melihat keraguan di mata anaknya.
"Emm tidak tapi jika aku tidak cocok dengannya apakah boleh aku membatalkan perjodohan ini ayah?."
"Tentu saja, apapun yang membuatmu nyaman kenapa tidak."
"Terima kasih ayah, aku sayang ayah." Ucap resya lalu berlari mendekat Axton lalu memeluknya.
Axton pun juga memeluknya tak kalah erat. "Ayah juga."
******
"Bagaimana tuan putri?." Tanya Emily yang telah melihat Batang hidung nonanya itu keluar dari ruangan axton.
"Aku menerimanya seperti ucapanku beberapa hari lalu."
"Saya pasti akan mendukung tuan putri."
"Terima kasih Emily, eumm emily temani aku hari ini aku ingin ke pasar membeli beberapa cemilan dan gaun disana." Ujar resya lalu berjalan meninggalkan area ruang kerja axton diikuti dayang pribadinya yang selalu menemaninya kemanapun ia berada.
"Baiklah tuan putri."
****
Di tempat lain terdengar bunyi gesekan satu pedang dengan pedang lain berbunyi nyaring di tempat latihan ksatria
Trang!
Trang!
Trang!
Trang!Cranggg
"Tingkatkan lagi ilmu mu, benteng pertahanan kita bisa-bisa dibobol jika kekuatan kalian masih seperti ini." Ucap seorang pemuda yang baru saja melatih prajurit nya, pemuda itu adalah Nathaniel Damian Franchisor.
Masih ingatkan dengan Nathaniel? (Yanh lupa bisa baca di prolog)
"Baik pangeran." Ucap prajurit itu lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grand Duke itu Milikku
Ficción históricaHaii haiii 👋 Sebelum baca jangan lupa Follow dulu Dan jangan malas untuk vote di setiap cerita ya gesss Makasihhh ---------------------------------------------------------- Cerita ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Adara Everly Louis...