Sembilan Belas

89 11 0
                                    



























Happy readingg♡♡











"Aku tau aku tampan." Ucap pria itu deep saat mengetahui resya tengah memperhatikan wajahnya

Pipi resya memerah bak kepiting rebus, sial dia sudah seperti maling yang tertangkap basah.

'malu banget asli.' Batin resya

Perlahan resya turun dari gendongan pria itu lalu menunduk hormat, "terima kasih tuan....."

"Alden." Ucap pria itu

"Iya, terima kasih tuan alden." Kepalanya mendongak ke atas melihat pria yang menyelamatkan dirinya dari tragedi jatuh dari pohon tadi.

"Maaf apakah aku boleh bertanya?." Tanya resya berhati-hati

"Silahkan nona resya." Shock? Tentu saja, ia saja baru kali ini bertemu dengan alden kenapa dia bisa mengetahui namanya, heran resya.

"Kau mengetahui namaku?." Tanya resya sambil menaikkan salah satu alisnya

"Tentu saja, Aresya Jeconya aldrich."

"Atau Adara Everly Louis?." Lanjut alden

*****

Tok tok tok!

"Masuk!." Titah seorang pria paruh baya dari dalam ruangan

"Tuan duke hosh hosh hosh t-tuan putri hosh." Ucap pelayan wanita itu dengan terengah-tengah dan raut wajah gelisah

Pria yang duduk di kursi kebesarannya menghentikan pergerakan tangannya yang tengah berkutat dengan berkas-berkasnya, ia mendongak menatap pelayan pribadi putrinya dengan wajah serius.

"Katakan dengan benar."

"T-tuan putri resya menghilang, saya sudah mencari tuan putri ke semua sudut mansion namun hasilnya nihil tuan putri tidak ada tuan." Ucap emily selaku pelayan pribadi aresya dengan kepala yang menunduk takut.

"Apakah kau sudah mencarinya dengan benar?." Tanya axton yang berusaha meredam amarahnya

"Sudah tuan."

Emily meringis ngilu saat mendengar kala mendengar gemerlutukkan gigi axton emily semakin menundukkan kepalanya takut ia menerka-nerka jika tuannya saat ini tengah menahan emosi  yang meluap-luap.

Axton berdiri dari duduknya lalu berjalan cepat meninggalkan ruang kerjanya meninggalkan emily yang masih diam berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Huh sabar Emily, masih beruntung kepalaku masih utuh di tempat." Gumam Emily

*****

"Dario, kau sangat menggemaskan hahahahaha." Ucap gadis yang tak lain adalah resya, saat ini ia tengah duduk di rerumputan hijau sambil mengelus lembut kepala burung phoniex.

"Ekhm." Dehem seorang pria yang tengah berdiri menyender di pohon yang terletak tak jauh dari tempat resya dan Dario (burung phoniex)

"Hm Dario kau dengar, seperti ada suara tapi tidak ada orang nya ini sangat menakutkan." Ucap resya dengan raut ketakutan, Dario menjilat tangan resya sebagai jawaban 'tenanglah aku disini'.

"Cih kau sangat menyebalkan, aku tidak akan membantumu keluar dari sini biar saja seluruh orang yang berada di mansion mencarimu." Ucap Alden pria yang sedari tadi melihat keganjenan phoniex peliharaannya dengan manusia asing yang datang dari dunia luar

"Lihatlah Dario, dia tidak ingin membantuku keluar dari sini huhuhu~." Ucap resya berpura-pura sedih

Dario yang melihat resya sedih lantas melihat ke arah Alden dengan tatapan menghunus tajam, Alden yang di tatap seperti itu lantas tak terima, "hey sebenarnya tuan mu itu aku atau dia?." Tanya Alden sambil menunjuk kearah resya

Dario sama sekali tak mengindahkan pertanyaan dari Alden, Dario mulai menggerakkan kepalanya ke atas dan kebawah mengelus-elus badan resya.

"Hahahahah sudah Dario, aku sungguh kasian dengan tuanmu itu." Ucap resya lalu berdiri dari duduknya dan menghampiri Alden diikuti Dario di belakangnya

"Kenapa?." Tanya Alden

"Jadi, aku ingin menagih cerita yang kau janjikan tadi tuan alden."

Flashback on

"Kau mengetahui namaku?." Tanya resya sambil menaikkan salah satu alisnya

"Tentu saja, Aresya Jeconya aldrich."

"Atau Adara Everly Louis?." Lanjut alden

"H-hah apa maksud mu?." Tanya resya

"Aku mengetahui semuanya, jiwa asing yang tengah mengisi raga anak dari Duke axton dan duchess Elena seorang wanita suci dari atas yang di buang karena satu kesalahannya."

Resya mengerutkan keningnya kala menyimak perkataan Alden yang menurutnya membingungkan? Karena yang ia telah baca di novel tidak diceritakan begitu detail tentang ibu resya.

"Hah?! Aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan, bisa ceritakan semuanya?." Tanya resya

"Hhh emm nanti saja,

Flashback off

"Hm baiklah-baiklah mungkin ini saatnya." Ucap Alden membuat resya terheran-heran

"Saatnya apa?."

"Lupakan saja."

"Mari ikut aku." Lanjut Alden lalu berjalan terlebih dahulu di depan resya dan Dario, mereka berjalan terus sampai berhenti di sebuah rumah yang berada di dekat aliran sungai yang tak terlalu deras.

Bangunan itu berdiri dengan kokohnya di tengah pohon pohon yang menjulang tinggi dan aliran sungai yang tak terlalu deras, rumah dengan desain eropa memberikan nuansa elegan dan cantik di saat bersamaan.

"Ini rumah siapa? Cantik sekali." Kagum resya sambil melihat dengan teliti desain rumah itu dari luar, dari luar saja sudah menarik apalagi isinya? Pikir resya.

"Ini rumahku."

"Mari masuk." Lanjut Alden lalu berjalan mendahului resya dan juga dario



******

Waduhhh kira-kira apa ya maksut dari perkataan alden itu? Dan siapa sih alden sebenarnya?

Si om panikk abizzz pas tau anaknya ilang, untung aja kepalanya emily masih di badan😭

Kepo sama kelanjutannya??

Kuyy vote dulu biar tambah semangattt uptadenya

Pantengin terus grand duke itu milikku karena bakalan banyak misteri yang bakalan duarrrr duarrr

*******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Grand Duke itu Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang