•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Holaaa
Selamat membaca...
⚠typo bertebaran⚠
'dasar wanita licik, suatu hari nanti kebusukan mu akan terbongkar.' batin Silas kesal.
****
Di suatu desa tepatnya di desa howelth, Edgar dan ksatria lainnya turut turun tangan untuk mengulurkan bantuan bagi masyarakat di sana seperti sembako, dan keperluan lainnya.
"Xion apakah sudah semua?." Tanya 'Edgar kepada salah satu teman ksatrianya.
"Sudah semua kita hanya kurang memasang jebakan untuk si pencuri hewan ternak itu." Ucap xion
Edgar diam sejenak lalu membuka pembicaraan "Xion apakah kau pernah memikirkan hal yang sama denganku?."
"Vampir?"
"Tapi apa mungkin? Bukankah vampir sudah punah berabad-abad lalu?."
"Aku juga tidak tau, sudahlah mending kita segera memasang jebakan itu sebelum matahari terbenam tiba." ajak xion lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Edgar yang masih berkutat dengan pikirannya sendiri.
'tapi apakah mungkin? Apakah ada salah satu dari mereka yang belum mati hingga sekarang? Tapi itu sangat mustahil.' batin Edgar.
"EDGAR! AYO!." Panggil xion yang sudah jauh dari posisi Edgar sekarang.
"IYA!." Edgar berlari mengejar ketertinggalannya dari xion.
Matahari hampir terbenam kini situasi desa howelth nampak sunyi karena Edgar dan ksatria lainnya menyuruh seluruh warga desa howelth untuk memasuki rumah mereka agar misi Edgar juga ksatria yang lain berjalan dengan lancar.
Saat ini edgar, xion dan ksatria lainnya tengah bersembunyi agar bisa memperhatikan gerak-gerik si pencuri hewan ternak itu, mereka tersebar di beberapa area agar saat akan menyergapnya akan gampang.
Mereka menjadikan 2 sapi yang tengah memakan rumput menjadi umpan untuk si pencuri.
Jam menunjukkan hampir jam 8 malam namun tanda-tanda si pencuri muncul belum ada, xion yang berada di samping Edgar sudah mulai mengantuk dengan mata yang sesekali terpejam.
"Hei, jangan tidur disini xion." Peringat Edgar
"Ya ya ya, lagi pula kenapa belum juga datang? Apakah kedua sapi itu tidak menggoda?."
"Aku tak tau coba kau tanyakan saja kepada pencurinya."
"Ck, e-edgar lihat i-itu." Ucap xion sambil berulang kali menepuk bahu Edgar.
"AP....pa oh Tuhan apakah itu benar dia?."
Mereka berdua rasanya tak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang satu yang menjadi pertanyaan mereka, kenapa bisa?.
"Edgar bagaimana?." Tanya salah satu ksatria yang hampir terdengar seperti orang berbisik.
"Kita tangkap sekarang." Titah Edgar seluruh ksatria mengangguk mantap tanda setuju dengan argumen Edgar.
Melihat ada ancaman disekitar sana vampir itu lantas dengan cepat berubah menjadi kelelawar sebelum semua orang menangkapnya.
"Sial kita kecolongan."
"Saya tidak menyangka jika bangsa vampir masih ada."
"Kenapa bisa secepat itu?."
"Lihatlah bahkan sapi-sapi itu telah habis tanpa darah yang tersisa di tubuhnya."
"Jika seperti ini terus warga desa howelth akan terancam."
Begitulah kira-kira argumen dari para ksatria yang telah berkeliling membentuk huruf 'O' di sekitar sapi itu yang awalnya ingin menangkap vampir itu malah melihat keadaan sapi yang tak bernyawa.
"Bagaimana ini edgar?.' tanya xion
"Aku masih terkejut dengan kejadian tadi, secepatnya aku akan membicarakan hal ini kepada ayahku." Ucap Edgar
"Baiklah."
"Besok siang kita kembali ke kekaisaran dan diskusikan masalah ini dengan petinggi-petinggi kekaisaran." putus Edgar.
"Baik." Jawab mereka serentak
"Sekarang, kita istirahat kan badan kita terlebih dahulu dan besok pagi kita berkumpul di depan penginapan, MENGERTI?!." Ucap xion
"MENGERTI!." Jawab mereka serempak
****
Pagi pun tiba saat ini edgar, xion, dan juga para kesatria tengah berkumpul di depan penginapan.
"Aku dan xion akan menemui kepala desa untuk membahas hal kemarin, Yosua, Josua, Valen, Cleo, dan gleorda menjaga desa ini, dan sisanya membantu warga-warga disini."
"Baik." Jawab seluruh ksatria serempak.
Semua ksatria berpencar begitupun xion juga edgar, sesampainya di rumah kepala desa howelth Edgar mengetuk pintu yang terbuat dari kayu itu.
Tok tok tok!
"Sebentar." Jawab seorang pria paruh baya dari dalam rumah itu, dia adalah madava kepala desa howelth.
"Silahkan masuk terlebih dahulu." Ucap madava, edgar dan xion masuk kedalam rumah itu mengikuti jalan si pemilik rumah.
Mereka tiba di sebuah ruang tamu yang berdesain klasik,
"Silahkan duduk, Camella!."
Terlihat seorang gadis bernama camella itu berjalan mendekat ke arah mereka, dia menunduk hormat lalu kepalanya segera menoleh kearah madava.
"Ada apa ayah?." Tanya camella.
"Tolong buatkan minuman untuk tuan muda Edgar dan ksatria xion." Titah madava
"Tidak perlu repot-repot tuan madava." Ucap Edgar yang di sahuti anggukan oleh xion
*EDGAR POV📻*
Aku memadang gadis yang baru memasuki ruang tamu itu dengan pandangan suka? Mungkin.
Gadis itu membungkuk hormat dengan anggunnya mataku tak berkedip saat memandangnya sungguh ia ciptaan Tuhan yang mempesona.
"Ada apa ayah?." Tanya wanita itu.
Suaranya sangat lembut membuatku terpana akannya, sikap, wajah, dan keanggunannya mengalihkan semua isi pikiranku dan berhenti di dirinya.
Camella? Mungkin ia akan menjadi gadis yang aku sukai.
"Tolong buatkan minuman untuk tuan muda Edgar dan ksatria xion." Titah madava
"Tidak perlu repot-repot tuan madava." Ucap ku yang di sahuti anggukan oleh xion
"Ini tidak repot tuan muda, cepat Ella."
"Baik ayah, saya permisi." Ucap camella menunduk hormat lalu berjalan berlalu dari sana, aku terus memandangi punggung belakang camella yang sudah mulai menjauh dari ruang tamu.
*EDGAR POV END 📻🔚*
"Jadi apa yang ingin Anda katakan tuan muda?." Ucap madava membuyarkan pikiran edgar.
"Ah iya!, Kami sudah tau siapa pelaku pencuri hewan ternak itu."
"Siapa tuan muda?."
"Vampir."
"Apa?!."
****
Bangsa vampir balik lagi?! Run Run Run...
Kira-kira apa ya yang bakalan terjadi?
Kuy kepoin
Jangan lupa kasih bintangnya yA⭐
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Grand Duke itu Milikku
Historical FictionHaii haiii 👋 Sebelum baca jangan lupa Follow dulu Dan jangan malas untuk vote di setiap cerita ya gesss Makasihhh ---------------------------------------------------------- Cerita ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Adara Everly Louis...