32. Gangguan Tengah Malam

563 69 0
                                    

Jennie mengedarkan pandangan. Suasana hutan dimalam hari sangat menyeramkan dibanding siang hari. Apalagi ditambah bunyi jangkrik dan burung hantu membuat suasana bertambah horor. Cepat-cepat Jennie memeluk Limario saat bayang-bayang makhluk halus muncul dalam pikiran.

"Waeyo?"

"Takut"

"Ada aku disini" ucap Limario membalas pelukan.

"Eh kalian tau nggak. Katanya, orang yang pernah camping disini dulu pernah denger ada suara orang ngetuk-ngetuk pintu gitu"

"Lim"

"Jangan nakut-nakutin" kata Limario.

"Bukan nakut-nakutin, tapi memang gitu rumornya semoga saja kita gak diganggu"

"Sebenarnya juga bahaya buat kalian yang lagi hamil, hutan ini tempat terlarang"

"Woi jangan ngomong gitu ah. Kita gak mau istri dan bayi kita kenapa-kenapa"

"Aku cuma ngingetin biar kalian gak kaget pas malam nanti, kayaknya besok aku bakal cepat-cepat sewa campervan biar gak horor banget tinggal ditenda" ucap pria tersebut.

"Si Jonghyun mah seneng banget cerita horor tapi hebatnya apa yang dia ucapin pasti selalu kenyataan" ucap yang lain. Sebut saja namanya Woojin.

"Iya yah" yang lain ikut membenarkan.

"Kita tidur di campervan, kamu tenang saja ya" Jennie mengangguk meskipun sekarang ketakutan setengah mati. Ia lantas menyentuh perutnya.

"Bayi kita akan baik-baik saja" ucap Lim ketika menyadari kekhawatirannya membuat Jennie berkaca-kaca. Lekas ia bawa kepala Jennie ke dada. Tidak ada pilihan lain selain meninggalkannya sendiri diapartemen dan mansion. Disini pun kondisinya sama-sama tidak aman bagi Jennie.

Karena hari semakin malam, semua orang masuk ke tenda masing-masing buat tidur sedangkan Jenlim masuk ke campervan. Tepat dijam dua belas malam, Jennie dan Lim sama-sama terbangun akibat ketukan pintu.

"Lim, itu siapa" bisik Jennie. Lim meliriknya sebentar lalu melihat kearah pintu.

"Aku juga gak tau sayang, aku cek bentar ya"

"Jangan" ucap Jennie menahan tangannya. Siapa tau itu bukan manusia mengingat sekarang sudah tengah malam.

"Kalau dia teman kamu dia pasti teriak manggil kamu" tambah Jennie membuat Lim sekarang ikut ketakutan tetapi tidak ia tunjukkan supaya Jennie tidak terlalu takut.

"Aku mau cek semua pintu dan jendela dulu ya"

"Hati-hati"

Limario mengangguk. Berjalan kearah pintu mengecek pintunya guna memastikan apakah sudah benar-benar terkunci. Terkadang manusia lebih menyeramkan daripada hantu. Sehabis dari pintu, Limario memeriksa jendela. Semuanya telah tertutup rapat dan ditutupi oleh gorden.

"Mau aku hidupkan saja lampunya?"

"Tidak usah" ucap Jennie. Limario kembali berbaring memeluknya.

"Terkadang manusia lebih menyeramkan daripada hantu" cicit Jennie didada Lim.

"Maksud kamu?"

"Kesampingkan soal hantu, kita coba lihat disisi lainnya. Siapa tau itu manusia yang sedang mencoba merampok atau berniat buruk kepada kita. Kalau kamu menghidupkan lampu dia bakal tau kalau kita ada didalam"

"Dengan campervan disini saja orang-orang bakal tau kalau ada orang disini sayang"

"Maksudku kalau lampu hidup dia bisa mengintip dibalik celah jendela" Limario diam sejenak mencerna ucapan Jennie sebelum akhirnya dia mengerti.

Marriage Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang