33. Pertemuan Bisnis

490 65 2
                                    

Esok harinya Jenlim mampir ke mansion sebelum ke apartemen sebab jarak mansion dari hutan lebih dekat dari apartemen. Orang-orang dimansion terheran-heran melihat mereka datang dengan membawa banyak barang.

"Kalian habis darimana bawa koper"

"Kami pulang dari camping dekat hutan sini Dad" jawab Lim.

"Hutan yang terkenal angker itu?"

"Hutannya gak angker cuma ada orang iseng aja yang gangguin makanya jadi angker"

"Gangguin gimana" tanya Minkyu tidak paham sama sekali.

"Dia manusia bukan hantu. Orang warga asli sana yang penasaran sama pengunjung" jelas Limario.

"Lagian dia gabut banget Dad. Ngetuk pintu mobil orang malam-malam satu-satu jadi orang nganggapnya setan" timpal Jennie ikut berkomentar.

"Majayo, kami gak bisa tidur semalaman"

"Berarti bukan kalian berdua saja disana?" tanya sang nenek ikut penasaran.

"Bukan halmeoni, awalnya aku sama teman-teman kuliahku saja mau camping. Rencananya kita tidur disatu tenda bersama dan pas sampai dihutan aku ngeliat mereka pada bawa istri jadi aku jemput Jennie dan sewa campervan sebagai pengganti tenda"

"Kok tega banget ninggalin Jennie sendiri. Kalau dia kenapa-kenapa sendirian bagaimana" omel Minkyu.

"Karena aku takut bawa dia Dad setelah mendengar rumor itu"

"Terus kamu ngapain camping disana"

"Sengaja buat uji nyali saja" ucap Lim menyengir sambil menggaruk pangkal hidungnya.

"Untung gak terjadi apa-apa"

"Ya maap Dad" ucap Lim mengakui kesalahannya. Ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama teman-temannya akibat sibuk dikantor. Sayangnya mereka salah pilih tempat buat menghabiskan waktu bersama.

"Kasian kena marah" ledek Jennie. Limario terkekeh seraya mencubit pipi gembulnya.

Sore harinya mereka pulang ke apartemen usai menyempatkan istirahat sebentar dimansion. Malam ini Limario ada pertemuan bisnis juga disebuah hotel. Jennie gelisah menunggu Limario disofa ruang tamu. Limario juga tidak mengangkat ponselnya. Beruntung sekarang belum terlalu malam, Jennie memutuskan menyusul. Bayang-bayang tadi malam masih menghantui pikiran. Jennie jadi parnoan sekarang.

Setibanya dilokasi, lobi hotel dipenuhi oleh orang-orang berdasi. Jennie mengamati satu-satu orang disana guna mencari Limario. Setelah ditemukan, Jennie mendekat.

"Enak banget ya hidup Lo dari kecil gak pernah ngerasain susah"

"Betul tuh. Kayaknya dia gak pernah ngerasain gimana rasanya gak makan selama berhari-hari"

Acara pertemuan bisnis ini seketika berubah menjadi acara reunian sekolah. Hampir seluruh tamu adalah teman Limario semasa SMA. Dulu mereka semua adalah orang biasa. Sekarang mereka sukses dengan karir masing-masing.

"Kok datang sendiri, mana istri Lo?"

"Dia di rumah" jawab Lim seadanya.

"Gimana rasanya hidup sama perempuan yang enggak kamu cintai. Kamu pasti nyesal kan pernah nolak aku waktu itu" ucap si cewek sangat percaya diri.

"Gak. Aku gak pernah menyesal dan aku sangat mencintainya" jawab Limario membuat Jennie yang berdiri dibelakangnya tertegun.

"Tapi aku nyesel pernah suka sama kamu. Setelahku pikir-pikir lagi hidupmu gak seenak yang orang pikir. Kau hanya dijadikan alat kendali oleh ibumu"

Marriage Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang