13. Namsan Tower

598 78 3
                                    

Malam ini perusahaan Limario diundang untuk menghadiri pesta bisnis. Seluruh jajaran karyawan perusahaan diundang. Makanan yang disuguhkan enak-enak dan mewah. Jennie tidak mau ketinggalan. Ia memakai baju seksi untuk mengalahkan Tzuyu. Si ular itu tidak menyerah menggoda Limario.

"Kenapa baju kamu seksi banget" bisik Lim.

"Cuma pengen" jawab Jennie enteng.

"Hai, mau minum denganku?" seorang pria datang membawa segelas wine ditangannya.

"Maaf, aku tidak bisa minum" tolak Jennie.

Pria tadi tidak memaksa. Tubuhnya bergerak mengikuti alunan lagu. Orang-orang disini pada mabuk. Bau alkohol sangat menyengat. Agar Jennie tetap aman, Limario menariknya menjauh dari zombie-zombie itu.

"Lim, mari minum" ajak rekan bisnis Limario. Pria tersebut pergi menghampiri.

"Eh ketemu disini. Mau goda siapa" ledek Tzuyu. Jennie enggan menanggapi. Lebih baik duduk berkumpul sama yang lain daripada meladeninya.

"Minum Jen"

"Aku gak bisa minum" tolak Jennie seraya tersenyum.

"Hai" sapa seorang lelaki tampan. Menarik salah satu kursi kemudian duduk bergabung.

"Eh Taeyong" sapa Jennie balik.

"Kamu diundang juga?" tanya Jennie.

"Iya dong, ini kan pesta bisnis. Aku selalu datang buat nyari cewek" katanya jujur membuat Jennie terkekeh.

"Masa cowok sepertimu gak ada pacar"

"Ya gitulah bukan cuma kamu doang yang ngomong kayak gitu. Orangtuaku juga gak percaya" kata Taeyong sedih.

"Ini disini banyak cewek-cewek cantik, kenapa gak kenalan" kata Jennie mengenalkan teman satu kantor. Mereka semua adalah anak baru sepertinya. Taeyong tersenyum kepada mereka. Ia sudah menyukai seseorang.

Pesta belum berakhir tetapi tamu undangan pada teler. Termasuk Limario. Pria tersebut sedang dalam pengaruh alkohol. Mengandalkan Youngjae, ia juga sama-sama mabuk. Banyak sampah-sampah botol Soju berserakan.

"Sajangnim, anda sudah mabuk. Mari saya antar pulang" kata Jennie. Limario menatapnya sayu. Pria tersebut tidak memberontak saat Jennie menuntunnya keluar.

"Kau berat banget sih" dengusnya. Jennie memberhentikan taxi. Susah payah memasukkan Limario.

"Um" ocehnya tidak jelas.

"Kau minum terlalu banyak" lirih Jennie khawatir. Limario terus meracau tidak jelas. Pulangnya Jennie meminta bantuan pak supir memapah Limario masuk kedalam apartemen.

"Terimakasih pak. Ini tipnya" ucap Jennie.

"Gosok gigi dulu habis itu cuci muka"

Setibanya di kamar mandi, Jennie memakaikan bando ke kepala Limario. Mengoleskan odol diatas sikat gigi lalu menyuruh Limario buka mulut.

"Buka mulutnya, aaa"

"Uh" Limario menepis tangan Jennie. Dengan penuh kesabaran Jennie menggosok gigi Lim. Setelahnya ia mencuci wajah Limario lalu membawanya ke kasur.

"Ganti baju dulu"

Wanita itu pergi mengambil baju Limario dilemari. Membuka kancing kemejanya kemudian menganggantinya dengan hoodie. Limario terus merusuh. Tangannya kemana-mana.

"Tangannya kena perutku" tegur Jennie menahan tangan Limario. Lim menatapnya. Jennie tersenyum. Ia baru tau Limario bisa terlihat menggemaskan.

"Perut?"

Marriage Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang