Limario menunggu dengan cemas disamping brankar sembari menggenggam tangan Jennie. Dokter bilang Jennie akan segera siuman. Tidak berselang lama Jennie membuka matanya secara perlahan. Limario langsung memanggil dokter.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua berjalan normal. Sebentar lagi dia akan sadar" ucap sang dokter adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh mereka.
"Jennie-ya, ada yang sakit"
Kepala Jennie langsung menoleh ke samping begitu mendengar suara Limario. Matanya menyipit. Penglihatannya berangsur jernih. Ada Lim serta yang lain berdiri didepan menunggunya sadar.
Dokter pun keluar usai memastikan kondisi Jennie. Memberi ruang bagi keluarga untuk mengobrol.
"Lim" lirihnya pelan nyaris tidak terdengar.
"Ne, ini aku" jawab Lim mengusap rambutnya hati-hati agar tidak mengenai perban dikepala Jennie.
Tanpa diminta, air matanya jatuh menetes kala mengingat berita perselingkuhan Lim dengan Tzuyu dihotel. Jennie tidak pernah menduga Limario akan menyakitinya sejauh ini.
"Uljmayo. Aku bisa lihatkan buktinya"
Limario menaikkan brankar Jennie menjadi setengah duduk kemudian mengeluarkan ponsel. Memutar video CCTV hotel yang telah dia dapatkan untuk diperlihatkan kepada Jennie. Jennie menontonnya sampai habis.
"Aku dijebak. Kemarin malam dia datang ke kamarku dengan alasan membahas pekerjaan tetapi setelah aku meminum minuman darinya aku tiba-tiba mengantuk dan tidak sadarkan diri. Paginya aku sudah melihat dia disampingku" kata Limario menjelaskan kronologinya. Jennie harus tau kalau dia tidak macam-macam bersama Tzuyu malam itu.
"Aku benar-benar tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Aku menerimanya bekerja demi kepentingan perusahaan tetapi dia bergerak untuk mengincarku. Sekarang aku sudah memecatnya dan membawa kasus ini ke pengadilan"
Mata In Ah spontan melotot. Jika Tzuyu dilaporkan ke polisi, namanya bisa ikut terseret karena telah mendorong Jennie dari tangga. Tidak mungkin ia meminta Lim menghentikan penyelidikan. Semua orang akan curiga. Ia akan mencari cara agar namanya tetap bersih.
"Kamu percaya kan sama aku?"
Jennie bergeming. Usai melihat video tadi pandangannya terhadap Lim kini mulai berubah. Mengapa ia tidak bisa membenci laki-laki ini. Cintanya pada Limario mengalahkan rasa sakit hatinya. Lim benar. Ia tidak bisa dikatakan bersalah. Tzuyu telah membuat skenarionya.
Disisi lain nama Tzuyu kini panas dibicarakan di Taiwan. Keluarga Chou pun tak ayal ikut terseret dalam lubang hitam yang dia buat. Banyak warganet mengecamnya sekaligus malu atas sikap tidak senonoh yang ia lakukan. Belum lagi Tzuyu harus menghadapi panggilan polisi atas kasus yang Limario laporkan.
"Berhentilah mengejar Lim. Kau sudah membuat nama baik kita tercoreng" marah sang ayah. Tzuyu menunduk seraya terisak-isak. Orang-orang melemparnya telur busuk dan batu saat pulang ke Taiwan.
"Daddy akan membujuk Lim mencabut tuntutannya dan dia dengan syarat kau harus pergi jauh dari kehidupannya. Mulai sekarang kamu harus tetap disini. Tidak boleh datang lagi ke Korea"
"Tapi aku mencintainya Dad" bantah Tzuyu.
"Kau tidak mencintainya. Kau hanya terobsesi memilikinya. Cinta tidak bisa dipaksakan nak" nasehat sang ibu menyadarkan putri satu-satunya.
"Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga dan kini saham perusahaan kita anjlok. Kau mau hidup gelandangan" Tzuyu menggeleng cepat dengan air mata terus mengalir.
"Maka dari itu lepaskan Lim. Daddy bisa mencarikanmu laki-laki lain" pungkas sang ayah kemudian berlalu pergi.
"Bagaimana dengan Tzuyu. Daddy denger kamu mencabut tuntutannya"
"Ya dengan syarat menjauh dariku dan tidak pernah lagi datang kesini"
"Lalu bagaimana dengan citra keluarga kita yang telah kau buat kotor" timpal sang kakak, Daehyun.
"Berapa kali ku katakan, kalau aku adalah korban" ujar Limario dengan suara datar menyeramkan.
"Demi nama baik keluarga lah aku terpaksa menerimanya di perusahaan. Gadis yang digadang-gadangkan akan membuat nama Kim baik kini menjadi sampah dinegara asalnya. Dan kini kalian menyalahkanku. Atau memang aku yang terlalu bodoh mematuhi aturan keluarga" sarkas Limario menyindir sang ibu.
"Sudah cukup menjadikanku boneka mainanmu Mom. Sekarang pandanglah aku sebagai anakmu. Aku anakmu bukan alat buat kepentingan" pungkas Limario menatap sang ibu. In Ah melengos. Ia masih tidak terima anaknya yang selama ini penurut berani melawan perintahnya.
Limario menghela napas berat. Akhir-akhir ini ujiannya semakin berat. Ia kecewa namun tidak bisa marah. Walau bagaimanapun wanita ini adalah orang yang melahirkannya.
"Lim" panggil Jennie pelan menggenggam telunjuk Limario. Limario balik badan.
"Ne, kamu butuh sesuatu"
"Haus" cicitnya. Limario lekas memberikan Jennie air minum. Bibirnya sangat kering dan pucat.
"Ada yang sakit hum?" Jennie menggeleng pelan. Limario menyimpan tangannya diatas perut Jennie. Sekarang perutnya mulai terlihat membuncit. Tidak rata lagi.
"Cepat sembuh eoh, aku akan memasakkanmu makanan enak lagi" Jennie tersenyum lirih. Kali ini Jennie benar-benar berharap Limario tidak akan mengulanginya lagi.
"Sekarang makan bubur dulu" dengan telaten Limario menyuapi Jennie makan. Meskipun rasanya hambar, Jennie tetap memaksakan makan.
Habis makan Limario memijat kaki Jennie. Dokter mengatakan tidak ada cedera serius. Jennie diperbolehkan pulang besok. Sementara yang lain sudah pulang untuk istirahat. Tinggal Limario berjaga di rumah sakit.
"Tulangnya gak rontokkan aku pijit"
"Sembarangan" ucap Jennie mencubit lengannya.
"Tapi kenapa kau bisa jatuh hum?"
"Aku tidak tau. Saat itu aku merasakan ada tangan yang mendorongku" cerita Jennie membuat Limario menghentikan pijatan sejenak.
"Meski begitu aku senang kamu dan bayi kita selamat. Sekarang kamu tidak marah lagi padaku kan?"
"Molla-yo, setiap kali aku ingin membencimu aku tidak bisa. aku selalu percaya kalau kau tidak akan tega melakukannya" rasa bersalah Limario semakin membesar.
"Mianhaeyo. Aku benar-benar tidak bisa berpikir mengapa gadis itu sangat terobsesi memilikiku"
"Kalau kami disini lalu bagaimana dengan proyekmu disana" tanya Jennie mengalihkan pembicaraan.
"Mungkin aku akan balik lagi kesana selama satu Minggu. Tidak apa kan?" Asalkan bukan bersama Tzuyu, Jennie tidak masalah.
"Asalkan bukan bersamanya"
"Dia sudah dijemput oleh orangtuanya ke Taiwan. Mr Chou bilang sudah melarang Tzuyu untuk kembali kesini" Jennie mengangguk paham.
"Sekarang istirahatlah, biar besok bisa pulang" wanita itu memejamkan mata menikmati sentuhan tangan Limario di kepalanya. Lim tersenyum memandang wajah damai Jennie.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Without Love
FanfictionLimario dan Jennie menikah gara-gara dijodohkan oleh Seo In Ah yang merupakan ibu dari Limario. Jennie dulunya adalah anak orang kaya raya tetapi setelah orangtuanya meninggal ia jatuh miskin. In Ah pun menyesal telah menikahkan putranya dengan Jenn...