Jennie lihat pagi ini air muka Youngjae tidak bersemangat. Ia sering kedapatan melamun dan tidak fokus saat diajak berbicara. Seperti sekarang. Matanya memang menatap ke jalan tapi pikirannya jauh dari tubuh.
"Youngjae awas!"
Teriak Jennie membuat Youngjae mengerem mobil tersebut mendadak hingga menimbulkan decitan. Dia hampir saja menabrak pembatas jalan.
"Maaf nyonya" ucap Youngjae menyesal melihat Jennie dibangku belakang sedang memegang dadanya.
"Kamu kenapa, dari tadi ku lihat melamun terus" tanya Jennie tidak marah.
"Saya tidak apa-apa" kata Youngjae tidak mau jujur tentang keresahan hatinya sekarang.
"Kalau ada masalah cerita saja. Jangan dipendam apalagi sampai melamun seperti tadi"
"Maaf nyonya, saya janji tidak akan melakukannya lagi" ucap Youngjae lalu kembali menjalankan mobil tersebut menuju perusahaan.
Jennie tidak percaya kalau pria ini baik-baik saja. Jelas-jelas ia perhatikan gelagat Youngjae dari pagi tadi aneh. Terus gelisah dan banyak melamun. Seolah ada yang menganggu pikirannya sekarang.
"Ini makan siang anda"
"Makasih" ucap Jennie menerimanya. Youngjae masih tetap berdiri disana menunggu Jennie selesai makan.
"Kamu tidak makan?"
"Ya, saya akan makan nanti"
"Sama-sama saja disini, duduklah" suruh Jennie menggeser kursi salah satu karyawan ke Youngjae. Youngjae lekas duduk disana dan menata makanannya diatas meja Jennie.
Namun ponselnya tiba-tiba berdering, Youngjae meminta izin untuk menjawabnya dan pergi menjauh.
"Oppa, apa kau sudah dapat uangnya. Eomma harus segera dioperasi kalau tidak kita tidak punya harapan lagi"
"Aku sedang berusaha mencarinya. Bagaimana keadaan Eomma sekarang?"
"Eomma tadi sempat kejang-kejang, dokter bilang kita harus segera membayar biayanya agar bisa langsung dioperasi. Kalau bisa hari ini sudah ada Oppa atau kita akan kehilangan Eomma" ucap sang adik diseberang sana dengan suara serak menahan tangis.
"Berapa biaya operasinya?"
"120 juta won Oppa"
Youngjae panik. Kepalanya tidak bisa diajak berpikir sekarang. Harus kemana ia meminjam uang dengan nominal yang sangat besar. Seluruh tabungannya telah habis menebus obat ibu di rumah sakit. Selain itu dia juga membiayai kuliah adiknya. Youngjae hanya punya ibu dan adik. Ayahnya telah lama meninggal karena sakit. Punya kerabat tapi tidak ada satupun yang mau menolong ataupun peduli.
"Kamu tenang ya. Oppa akan segera mendapatkan uangnya. Jangan tinggalkan Eomma" pesan Youngjae lalu memutuskan panggilan. Youngjae lantas kembali ke tempat Jennie. Duduk menatap makanan didepannya kosong.
"Kamu ada masalah? Cerita saja. Siapa tau aku bisa bantu" tanya Jennie mengoyak lamunan Youngjae. Lelaki itu lantas menegakkan duduknya.
"Ibu saya sedang sakit dan dia harus segera dioperasi tapi saya bingung mau minjam uang kemana lagi" kata Youngjae akhirnya mau bercerita.
"Berapa biayanya?"
"120 juta nyonya"
"Kalau gitu mari ikut aku ke bank untuk mengambil uang" ajak Jennie langsung berdiri tetapi Youngjae masih duduk disana.
"Ayo"
"Apa nyonya mau meminjamkan saya uang"
"Iya makanya ayo bangun. Jangan kelamaan melamun" dengus Jennie menarik tangan Youngjae keluar. Youngjae lantas mengantar Jennie ke bank terlebih dahulu. Sepulang dari sana mereka langsung meluncur ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Without Love
FanficLimario dan Jennie menikah gara-gara dijodohkan oleh Seo In Ah yang merupakan ibu dari Limario. Jennie dulunya adalah anak orang kaya raya tetapi setelah orangtuanya meninggal ia jatuh miskin. In Ah pun menyesal telah menikahkan putranya dengan Jenn...