04. Cemburu

714 82 2
                                    

Pagi-pagi sekali Jennie telah bangun dan bersiap-siap pergi ke kantor pengadilan agama untuk mengurus surat cerai. Dia tidak bisa terus bertahan dalam hubungan toxic ini lebih lama lagi. Seharusnya dari awal dia sadar kalau Limario tidak mencintainya.

Limario terbangun. Melihat jam dihp masih pukul tujuh. Dilihat disamping Jennie sudah tidak ada lagi. Mungkin sedang membuat sarapan di dapur. Akan tetapi sesampainya dimeja makan ia tidak menemukan satu orangpun.

"Kemana dia pergi sepagi ini" monolognya memperhatikan sekeliling ruangan yang amat sepi. Saat sendirian seperti ini Limario merasa seperti berada di rumah kosong.

Sepeninggalan dari pengadilan, Jennie langsung melesat ke kantor Limario. Kalau menunggunya pulang sangat lama dan dia tidak mau menunggu. Lebih baik ia perjelas lebih dahulu hitam putihnya kertas ini. Kalau Limario menandatanganinya ia bisa keluar dari mansion siang ini juga.

Tok Tok

"Masuk" sahut Limario dengan mata fokus pada berkas-berkas dimeja.

Siluet orang didepannya membuat Lim mengangkat kepala. Dia adalah Jennie.

"Ada apa?"

Jennie meletakkan surat tersebut diatas meja. Menyodorkannya ke Limario. Lim membukanya tanpa ragu. Tidak perlu dibaca keseluruhan Limario sudah tau apa isi surat ini.

"Kau mau cerai?" Jennie mengangguk tanpa beban. Lim mengangkat satu alisnya kemudian menutup map tersebut.

"Aku sibuk" katanya mengembalikan surat tadi ke Jennie.

"Tinggal tandatangan sebentar apa masalahnya"

"Ada apa denganmu, kenapa tingkahmu sangat aneh dua hari belakangan ini" tanya Limario memusatkan seluruh perhatiannya ke Jennie.

Jennie terdiam sesaat. Bayangan Limario dan Tzuyu saat bersama melintas lagi dikepala. Limario memberikan perhatian pada wanita lain namun tidak dengannya. Jennie lelah berjuang sendiri. Ia tau sampai kapanpun cintanya akan tetap bertepuk sebelah tangan.

"Aku cuma ingin" jawabnya tidak membuat Limario merasa puas. Hatinya mengatakan ada sesuatu yang Jennie sembunyikan darinya.

"Arraseo, aku akan menambah uang jajanmu"

"Ini bukan soal uang" bantah Jennie.

"Lalu apa?"

"Aku tidak mau hidup bersama orang munafik sepertimu"

Seharian ia memikirkan ini tetapi Limario tidak menemukan jawabannya. Apa yang salah dari dirinya. Jennie yang selama ini patuh berubah menjadi pembangkang. Dan sekarang ia tiba-tiba minta pisah tanpa alasan yang masuk akal. Perasaan uang jajannya tidak pernah dipotong. Ia pun tidak pernah melarangnya pergi kemanapun apalagi untuk selalu menunggunya pulang malam.

"Nanti kita bicarakan lagi dirumah"

Ceklek

"Sajangnim, yang lain menunggu anda di ruang rapat" beritahu Youngjae. Asisten pribadi Limario. Ia nyaris terlonjak kaget menemukan Jennie disini.

"Baiklah" sahut Limario membenahi pakaiannya lalu beranjak pergi mengikuti langkah Youngjae didepannya.

"Pasti ada cewek itu lagi makanya dia bersemangat banget ke kantor" gerutu Jennie.

Marriage Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang