05. Hari Pertama Bekerja

641 88 9
                                    

"Pagi Sajangnim" sapa para karyawan kala Limario lewat didepannya.

"Pagi semua"

Pintu ruangan Limario dibuka. Si pelaku berjalan mendekat sementara yang punya ruangan belum sadar. Terlalu asik memeriksa tumpukan dokumen hingga sering mengabaikan sekitar.

"Sajangnim"

"Kamcagiya" kaget Limario.

Tiba-tiba Jennie muncul dihadapannya setelah pagi tadi menghilang secara misterius. Dan apa ia tidak salah lihat. Mengapa istrinya itu memakai pakaian formal.

"Tolong tandatangani ini" suruhnya menyerahkan sebuah map biru ke Limario. Limario melihatnya sebentar sebelum membaca isinya.

"Kau mau bekerja disini?"

"Ya, aku perlu mengumpulkan uang sebelum kita bercerai" ujarnya. Ada rasa tidak terima bercongkol dihati Limario. Tidak suka Jennie terus membahas soal perceraian.

"Dan siapa yang menyuruhmu bekerja sekarang"

"Youngjae" jawab Jennie enteng. Limario langsung berteriak memanggil Youngjae. Sang empu langsung lari terbirit-birit memasuki ruangan sang bos.

"A-ada apa bos?"

"Apa kamu yang sudah menerimanya bekerja?"

Youngjae mengikuti arah telunjuk Limario. Lelaki tersebut mengangguk kecil.

"Iya, dia menghampiriku dan berkata membutuhkan pekerjaan. Jadi aku tidak enak menolak" katanya menjelaskan alasannya. Dada Limario kembang kempis. Napasnya memburu menahan gejolak amarah.

"Dia dan kamu tidak ada bedanya. Cepat tandatangani" desak Jennie tidak suka menunggu lama. Dengan penuh sabar Limario menorehkan tanda tangannya diatas sana.

"Terimakasih bos" ucap Jennie membungkukkan badan kemudian pamit keluar.

Dihari pertama bekerja ini tugas Jennie tidak banyak. Ia hanya diminta memfotokopi laporan dan membeli kopi dicafe seberang oleh para senior. Jennie tidak menolak. Justru ia senang bisa membantu. Meski ia hanya lulusan SMA, Jennie berbakat dalam bidang menggambar. Selain itu mendiang ayahnya dulu juga seorang pengusaha. Ia memiliki perusahaan emas terbesar di Seoul sebelum jatuh bangkrut usai dia meninggal.

"Anak baru, kamu perbaiki laporan ini dan antarkan pada saya sebelum jam makan siang" suruh manajer divisi produksi. Jennie memilih divisi ini sesuai dengan kemampuannya.

"Baik Bu"

Berkat kemampuannya Jennie dapat menyelesaikan laporan tersebut sebelum jam makan siang.

"Laporannya sudah selesai Bu"

"Kembalilah bekerja" suruh manajer tersebut setelah mengecek laporan yang Jennie buat.

"Anak magang, tolong antarkan ini ke ruangan sajangnim"

"Baik" sahut Jennie membawa tumpukan dokumen tersebut menuju ruangan Limario.

Setibanya didalam Jennie tidak bisa mempercayai apa yang matanya lihat. Tzuyu sedang menyuapi Limario makanan dari kotak bekal.

Marriage Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang