02. Meet Him

51 15 0
                                    

Echa memasuki lorong rumah sakit dengan tergesa-gesa, untungnya jarak antara rumah sakit dan kampusnya tidak begitu jauh.

Sesampainya di depan ruangan sang Ayah, Echa berhenti sejenak untuk menetralkan nafasnya supaya tidak terengah-engah sehabis berlari. Setelah nafas Echa lebih baik, perlahan ia memutar kenop pintu dan mendapati Ibu dan Kakaknya duduk di samping bankar sang Ayah.

“Echa..” ucap lirih sang Ayah.

Echa mendekat, rasanya gadis itu tak kuasa melihat Ayahnya kini terbaring dengan selang oksigen yang terpasang di hidungnya.

“Ayah..., Ayah sudah makan?” tanya Echa dengan ceria untuk menutupi kesedihannya, ia tidak ingin Ayahnya melihat dirinya bersedih.

“Sudah, tadi Ibu mu yang menyuapi Ayah.”

“Bagaimana kuliah mu, nak?” lanjut tanya sang Ayah.

“Alhamdulillah, lancar. Tahun depan Echa lulus, oleh karena itu Ayah harus sembuh biar bisa datang ke wisuda Echa, ya Ayah...”

Abi, Ayah Echa mengangguk lemah sambil tersenyum menatap putri bungsunya.

“Ayah janji akan sembuh, nanti kita berangkat naik mobil ya. Ayah akan belikan Echa mobil biar kita bisa berangkat ke wisuda kamu bersama-sama.”

Echa sudah tidak bisa menahan lagi, ia pun beranjak untuk keluar. Dan menumpahkan segala air matanya.

“Cha...” Dewi, Ibu Echa datang dan mengusap bahu sang putri dengan lembut.

“Bu, Ayah pasti akan sembuh kan? Ayah akan datang ke wisuda Echa kan? Echa berkuliah untuk kalian, supaya kalian bahagia dan bangga sama Echa, Bu...”

Dewi tidak kuasa melihat putrinya menangis, ia pun memeluk tubuh ringkih Echa yang amat sangat tegar ini. Dewi tahu dibalik sikapnya yang tegar, Echa hanyalah gadis rapuh.

“Kita doakan supaya Ayah cepat sembuh ya, nak. Ibu percaya, Ayah orang yang kuat.” Echa mengangguk dalam pelukan sang Ibu.

Ayah Echa didiagnosis menderita penyakit radang paru-paru sejak satu bulan lalu. Abi, yang sebelumnya tidak pernah sakit, tiba-tiba mengalami sesak nafas hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Kata dokter penyakitnya timbul karena Abi yang merupakan perokok aktif sehingga paru-parunya terdapat flek hitam. Juga karena pekerjaan Abi yang menguras tenaga sehingga pria itu sering merasa kelelahan ditambah umur Abi yang sudah tidak muda lagi.

***

Hari ini Echa tidak bersemangat untuk pergi ke kampus, ia selalu memikirkan keadaan sang Ayah yang saat ini masih di rawat, Dewi yang setia menemani terkadang juga bergantian dengan Bayu dan Echa.

Bayu, kakak Echa itu sudah berkeluarga dan memiliki seorang putri yang masih berusia tiga tahun, namun keadaan ekonomi mereka juga pas-pasan sehingga terkadang masih bergantung pada orangtuanya. Seringkali Echa jengkel melihat kakaknya, akan tetapi di luar itu, Bayu sangat menyayangi kedua orangtuanya.

Echa mengecek dompetnya sambil berjalan, ia lupa apa tadi sudah membawa uang atau tidak. Untungnya ia tidak lupa, ada selembar lima puluh ribu. Tapi netra Echa menyipit guna melihat sesuatu yang janggal.

“Loh, kok kartu tanda mahasiswa ku tidak ada ya?”

Echa kembali mengecek dompetnya. Namun nihil, ia tidak menemukan kartunya di sana. Tidak menyerah, Echa mencari di dalam tas maupun saku baju, barang kali ada. Echa tetap tidak menemukan.

Gadis itu panik sembari mengingat-ingat di mana terakhir kali ia menyimpan kartunya, apa mungkin tertinggal di rumah. Tapi Echa yakin ia tidak pernah mengeluarkan kartu itu kecuali...

PRADHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang