Part 02

154 19 2
                                    

"Kamu harus menikah dengan Helina!" Ujar seorang wanita paruh baya pada putranya yang berusia dua puluh delapan tahun.

"Hah? Mama masih waras? Aku sudah memiliki istri, Ma! Anakku juga sudah dua tahun, bagaimana bisa Mama menyuruh ku untuk menikah dengan wanita lain?" Ujar Mike, menatap Mama nya dengan tatapan tidak percaya.

"Kalau begitu tinggalkan saja Chesa, ambil hak asuh Bastian dan menikah dengan Helina. Mama yakin kalian bisa membangun keluarga yang harmonis. Helina pasti bisa menjadi ibu yang baik dan istri yang jauh lebih sempurna daripada Chesa," ujar Rina, ibu kandung Mike.

"Dimana pikiran Mama, kenapa Mama bisa berbicara seperti itu?" Bukan Mike, tapi Chesa lah yang bersuara. Wanita dua puluh tajuh tahun itu sama sekali tidak terima dengan ucapan mertuanya.

"Seharusnya kau sadar diri, Chesa. Kau hanyalah wanita yang berasal dari rakyat jelata, yang kemudian diangkat oleh anakku untuk menjadi istrinya! Sangat berbeda jauh dengan Helina! Dia merupakan anak dari seorang pengusaha besar! Ibunya berteman baik dengan Mama!" Rina menunjuk-nunjuk wajah sang menantu.

"Mama, cukup!! Mama sudah keterlaluan!" Untuk pertama kalinya didalam hidupnya, Mike membentak sang Mama.

"Sahabat Mama saat ini sedang sakit keras! Dan dia memiliki satu keinginan. Dia ingin melihat anaknya menikah sebelum dia pergi dari dunia ini!" Ujar Rina.

"Lalu apa urusannya denganku?" Tanya Mike dengan nada tidak suka nya.

"Apa urusannya denganmu? Tentu saja ada, Mike! Kalian sudah dijodohkan oleh kami sejak masih kecil! Tapi ketika dewasa kau malah jatuh hati pada anak miskin ini!!"

Mike benar-benar emosi ketika sang ibu terus menerus menghina istrinya, dia menarik Chesa agar pergi dari sana, dia takut kelepasan pada wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Dengar, Mike! Jika kau tidak mau menerima perjodohan ini, maka semua warisan yang diatasnamakan dengan nama mu, akan jatuh semua ke tangan Alya. Kau, istri tercinta mu dan juga anak kalian akan hidup dalam kemiskinan selamanya!"






🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾







"Gama, ke kantin yuk!" Ujar Rivai, sahabat karib Gamaliel.

"Gue nggak bawa duit, Vai. Lo kan udah tau itu. Jadi Lo aja!" Balas Gamaliel dengan senyuman manisnya.

"Gue traktir, deh! Ayo!" Gamaliel menepis tangan Rivai, membuat sang empu menatapnya dengan tatapan heran.

"Enggak deh, setiap hari Lo traktir gue mulu," ucap Gamaliel, sumpah walaupun mereka sudah bersahabat sejak dibangku SMP, tapi dia tetap saja sungkan dengan sahabatnya ini. Apalagi setiap hari Rivai selalu mentraktirnya makan, bahkan saat dia memiliki masalah pun, Rivai akan sigap untuk membantunya.

"Elah, lu udah mulai sungkan sama gue? Mending jangan deh! Gue juga nggak masalah!" Ucap Rivai, lebih dari lima tahun berteman dengan Gamaliel, dia jadi tau permasalahan keluarga Gamaliel.

Dan bisa dibilang, Rivai adalah yang pertama dan yang satu-satunya mengetahui tentang hal itu.

Karena selama ini Gamaliel terlalu pintar untuk menyembunyikan lukanya. Yang semua orang tau dia adalah anak dari keluarga kaya raya dan disayang oleh ayah dan kakaknya, dia juga memiliki segalanya, semua yang dia inginkan akan selalu diberikan, padahal yang sebenarnya adalah tidak.

Bahkan Dean, selaku seorang pria yang sudah dia anggap sebagai ayah keduanya saja tidak tahu menahu tentang masalah itu, karena dia sangat pintar dalam berekspresi.

 Son Of A MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang