Meskipun tidur dengan hati yang terluka, seperti biasa Gamaliel selalu bangun dari tidurnya dengan wajah yang full senyum, walau hati sedang tidak baik-baik saja.
"Benar-benar sudah sehat, kan?" Gamaliel tersenyum dengan pertanyaan Bastian itu, kemudian mengangguk yakin.
"Ayo pulang!" Ujar Bastian sambil mengulurkan tangannya ke arah Gamaliel, membuat sang empu terdiam melihatnya.
Bastian mengulurkan tangan ke arahnya?
Rasanya kejadian beberapa hari terakhir ini seperti sebuah mimpi.
"Kenapa diam saja? Ayo aku bantu kau berjalan. Atau, kau butuh kursi roda? Akan ku carikan!" Gamaliel semakin terpaku dibuatnya, namun dia tersenyum tipis dan menggeleng kecil. Dia meraih tangan sang kakak yang terulur ke arahnya, dan menuruni brankar.
'Semoga saja kakak tidak baik karena pura-pura, karena jika itu hanya berpura-pura, aku pasti akan sangat kecewa dengannya. Dan mungkin saja setelah hari itu, rasa sayangku padanya akan perlahan memudar, tergantung sebesar apa rasa kecewaku.'
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Gamaliel memegang sapu lantai, sudah tiga jam semenjak dia pulang dari rumah sakit, dirinya hanya di dalam kamar, sedangkan Bastian pergi ke kampus.
Karena merasa bosan berbaring, dia akhirnya memutuskan untuk bersih-bersih saja di dalam kamarnya yang sudah nampak berdebu karena sudah beberapa bulan terbiarkan.
Jika kamar lain di mansion ini akan selalu ada pelayan yang membersihkan, maka kamarnya hanya dia saja yang membersihkannya.
Memangnya pelayan mana yang sudi untuk membersihkan bekas gudang belakang yang sudah menjelma menjadi kamar sederhana miliknya ini?
Pasti tidak ada, mereka juga memilih mengerjakan pekerjaan lain daripada harus masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan ruangan itu.
Gamaliel pun memulai kegiatan menyapunya, lantai kamarnya tidak dipasang keramik. Jadi sangat berdebu, apalagi dengan kondisi plafon yang sudah berlubang, maka debu-debu dari langit-langit akan jatuh ke bawah.
Gamaliel sangat bersyukur, karena tidak ada genteng yang bocor, jadi setidaknya dia bisa bernafas lega jika hujan turun.
"Handphone ku kemana, ya?" Semenjak sadar dari koma, dia memang tidak menemukan keberadaan benda pipih itu, dia ingin bertanya pada Bastian, barangkali Bastian menyimpannya, namun dia malu.
Dia malu jika Bastian memandangnya rendah karena sudah bertanya tentang sesuatu yang sudah usang, apalagi handphonenya itu adalah bekas milik kakaknya dulu.
"Semoga saja tidak hilang, aku tidak memiliki uang untuk membeli yang baru, walau sekedar handphone bekas," monolognya lagi, sambil sesekali terbatuk-batuk karena debu.
Setelah selesai menyapu, Gamaliel memperbaiki letak-letak buku dan barang-barangnya. Walaupun semuanya tidak ada yang menarik, tapi setidaknya terlihat rapi.
"Akhirnya selesai," ucap Gamaliel sambil merebahkan tubuhnya ke kasur usang miliknya.
Dia berguling-guling kesana dan kemari, merasa bosan karena tidak melakukan apa-apa, hingga sekitar setengah jam kemudian pemuda itu akhirnya berlalu ke alam mimpi.
▪️◾◼️⬛◼️◾▪️
"Gama ada di mana, bi?" Baru saja tiba di mansion setelah pulang kuliah, orang yang pertama kali ditanyakan oleh Bastian adalah Gamaliel, membuat sang maid terheran-heran.
"Tuan muda Gama sekarang sedang berada di kamarnya, tuan muda. Sejak kembali dari rumah sakit dia tidak keluar dari kamarnya," jawab sang maid, membuat Bastian menatap wanita itu tidak suka.
![](https://img.wattpad.com/cover/375787627-288-k120997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer (End)
Novela JuvenilCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN CERITA YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari...