Part 07

914 59 6
                                        

("Mike, kemarilah dirumah sakit *** istrimu hari ini akan melahirkan anak kalian!")

"Aku tidak peduli!" Balas Mike.

Tut!

Pria itu segera menutup sambungan telepon dengan ibunya, "Kenapa? Perempuan itu akan melahirkan?" Tanya Chesa sambil mendatangi suaminya yang saat ini tengah bersantai diatas kasur, karena ini adalah hari minggu.

"Iya," jawab Mike dengan santainya.

"Kenapa tidak pergi? Dia adalah menantu kesayangan ibumu, nanti ibumu marah padamu!" Ucap Chesa, membuat Mike langsung menatap ke arahnya.

"Aku tidak peduli, bahkan aku berharap perempuan itu bisa mati setelah melahirkan, bahkan semoga anaknya juga tidak terselamatkan!" Balas Mike dengan nada geram.

Dia ingat kejadian dua bulan yang lalu, dimana seluruh media mengetahui bahwa dia memiliki dua istri dan istri mudanya tengah mengandung anak mereka, dan hal itu sempat menjadi berita hangat selama beberapa waktu, membuat Chesa marah padanya dan tidak ingin tidur dengannya selama satu minggu.

Dan orang yang menyebarkan berita itu tidak lain adalah ibunya sendiri, membuatnya menjadi emosi. Pasti itu adalah hasil hasutan dari Helina.

Padahal selama ini hubungan nya dengan Helina sengaja tidak dia publik, bahkan anaknya dengan Helina dia rencanakan agar tidak ada orang yang tau, untuk menjaga perasaan Chesa, namun hal itu dihancurkan oleh ibunya sendiri dan penyebabnya pasti adalah Helina.

"Kalau begitu, biarkan aku membunuhnya!" Ujar Chesa, membuat Mike tersenyum lembut dan menarik tangan istrinya duduk di pangkuannya, dia menganggap ucapan itu sebagai bercandaan saja, tanpa melihat bahwa ada kilatan kebencian yang terpatri dimanik sang istri terkasih.

"Jangan mengotori tanganmu ini, untuk perempuan sampah murahan seperti dia," ucap Mike sambil tersenyum dan mengecup bibir sang istri.

"Aku tidak sudi jika istriku bersentuhan dengan wanita kotor itu," sambungnya lagi, membuat Chesa tersenyum puas.





🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾





Pagi itu Gamaliel benar-benar tidak habis pikir dengan perlakuan Bastian. Dia pikir semalam kakaknya itu hanya sekedar basa-basi ataupun gabut semata, tapi pagi ini dia benar-benar diajak makan bersama di meja makan.

Walaupun sudah beberapa kali menolak, Bastian tentu saja tidak menerima penolakan itu. Dia terlalu terbiasa setiap kehendaknya selalu dituruti sejak kecil, membuatnya tidak mau dibantah saat dia telah dewasa.

"Kakak sebenarnya kenapa? Aku ada buat salah sama kakak? Salah apa lagi yang aku buat?" Tanya Gamaliel dengan mata yang berkaca-kaca, membuat Bastian mengangkat satu keningnya. Apakah Gamaliel sekarang tengah ber-drama?

"Tidak!" Jawab acuh tak acuh dari Bastian.

"Lalu kenapa kakak ingin membuatku dimarahi daddy?" Bastian sungguh tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Gamaliel.

"Selamat pagi!"

Suara bariton itu tiba-tiba terdengar diruang makan itu, "Pagi dad!" Balas Bastian sambil tersenyum cerah ke arah daddy nya, berbeda dengan Gamaliel yang menunduk dalam.

Takut.

Satu kata yang mendeskripsikan dirinya saat mendengar suara itu, sejak kemarin dia selalu mewanti-wanti agar tidak bertemu dengan sang Daddy karena rasa traumanya.

Matanya terpejam erat, tubuhnya terlihat bergetar ingatan minggu lalu berputar dipikirannya.

"Kenapa kau menunduk?" Tanya Mike dengan suara dinginnya, membuat tubuh Gamaliel semakin bergetar hebat.

 Son Of A Murderer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang