PROLOGUE

291 24 4
                                    

"Mommy, Liel ke sekolah dulu ya!" Ujar seorang anak kecil berusia tujuh tahun, kepada ibunya.

"Iya sayang, belajar yang baik, ya!" Balas sang Mommy dengan senyuman tertulusnya. Saat ini sepasang ibu dan anak itu tengah berada didepan sebuah rumah mewah milik keluarga kecil mereka.

"Siap, mom!" Ujar sang anak sambil mengacungkan jempolnya.

"Liel nanti kalo dapet nilai seratus dari sekolah, nanti sore mommy beliin ice cream!" Ujar sang Mommy, membuat anak itu menatapnya dengan penuh binar.

"Beneran mom?" Sang Mommy mengangguki pertanyaan sang anak.

"Ice cream nya dua, ya!" Ujar sang anak.

"Iyaa sayang, belajar yang semangat ya! Biar bisa dapet nilai seratus!" Balas sang mommy dengan penuh senyuman.

"Janji?" Sang anak menyodorkan jari kelingkingnya pada sang mommy.

"Iya, mommy janji sayang!" Sang Mommy menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking putra semata wayangnya.

"Oke mom! Kalo gitu Liel pamit!" Ujar sang anak sambil bersalaman pada Mommy nya.

"Antar anakku sampai ke sekolah dengan tidak kurang suatu apapun!" Ujar wanita itu kepada supir yang akan mengantarkan putranya ke sekolah.

"Siap, nyonya!" Sahut sang supir sambil menunduk, sebelum dia masuk kedalam mobilnya.

Kaca mobil terbuka, anak yang bernama Liel itu menyembulkan kepalanya dari dalam mobil.

"Bye bye Mommy!!" Seru anak itu sambil melambaikan tangannya ke arah sang Mommy.

"Jangan lupa janjinya ya mom!" Sambung anak itu lagi, membuat sang ibu tertawa kecil.

"Iya sayang... Bye! Bye!" Balas wanita itu sambil membalas lambaian tangan sang anak.

Bertepatan dengan mobil yang membawa anaknya keluar dari gerbang utama, sebuah mobil silver memasuki pekarangan rumah itu.

Wanita berusia 32 tahun itu, Helina Aleksia. Tentu saja mengenali mobil siapa yang memasuki ke area rumah mewahnya itu.

Mobil berhenti tepat didepannya, dan keluarlah seorang wanita cantik dengan pakaian seksi yang berusia tiga tahun diatasnya.

"Apa yang membawamu kesini, nyonya Chesa Evalia?" Helina memangku tangan diatas dada sambil menatap ke arah wanita arogan itu.

Wanita yang bernama Chesa itu tertawa kecil sambil berjalan ke arah Helina.

"Aku hanya datang untuk mengunjungi istri kedua suamiku, apakah itu tidak boleh?" Chesa membuka kacamata hitam yang sedari tadi menutupi matanya.

"Oh ya?" Helina mengangkat satu alisnya, sambil memandang malas wanita sombong yang berstatus sebagai istri pertama suaminya itu.

"Tentu saja..." Chesa tersenyum smirk, sambil mencengkram dagu Helina.

"Apa yang kau lakukan, sialan?!" Helina memekik sambil mencoba untuk menyingkirkan tangan Chesa yang mencengkram erat dagunya.

"Apa yang aku lakukan? Aku hanya ingin menyingkirkan hama sepertimu, kemudian menyingkirkan anak kesayangan mu itu..." Balas Chesa sambil tersenyum jahat.




o⁠(⁠(⁠*⁠^⁠▽⁠^⁠*⁠)⁠)⁠o




"Paman? Apakah masih lama?" Tanya Liel pada supir yang menjemputnya dari sekolah.

"Suasana masih macet, tuan muda. Tapi tenang lah, sebentar lagi kita pasti sampai ke rumah!" Jawab sang supir sambil tersenyum ramah pada tuan mudanya itu.

 Son Of A MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang