Bab 6 : Teman Baru

39 18 19
                                    

Duke Alaric memalingkan wajahnya karena ditatap lekat-lekat oleh Madam Evelyn. "Madam, jangan menatap saya terlalu lama. Sa-saya bisa malu!" katanya.

"Duke Alaric, sungai tidak begitu dalam. Tapi mengapa dari ujung kaki hingga ujung kepala Anda basah?" tanya Madam Evelyn setelah meneliti penampilan pria tersebut.

Namun sebelum sempat menjawab, Pippin terbang dengan kecepatan tinggi dan sengaja menabrak belakang kepala Duke Alaric. "Pria aneh! Pria aneh! Alaric menyebalkan!" teriaknya dan segera menempel dengan Lady Selena. "Madam Evelyn, apa Anda tau Alaric berburu ikan di sungai dan baru saja berenang di danau." Sembari mengarahkan jari telunjuknya ke arah Duke Alaric, Pippin mengadu.

"Sebenarnya ...."

Tidak ingin membuat kesalahpahaman yang lain, Duke Alaric segera menceritakan kegiatannya hari ini. Dari meminjam kuda untuk pergi ke tempat yang lebih jauh dan tenang, menangkap ikan di sungai dan kejahilan Pippin yang membuang jubahnya di danau, lalu berakhir dengan berenang di sana.

Madam Evelyn pun hanya bisa menghela napas, sedangkan ketiga Lady tidak memberikan reaksi apa-apa. Tetapi mereka setuju dengan apa yang dikatakan oleh Pippin. Duke Alaric memang sedikit aneh! Atau lebih tepatnya unik.

🍎🍎🍎

Matahari bersinar begitu hangat, menikmati waktu senggang di sebuah taman dengan beberapa camilan dan minuman favorit adalah hal yang menyenangkan di sela-sela kesibukan. Lady Ariadne dengan penanya yang cantik menulis ulang sebuah daftar di lembaran kertas terpisah. Sementara itu, Lady Selena dan Lady Arabella menulis setumpuk surat balasan. Surat-surat itu berisi janji temu beberapa toko untuk acara amal berikutnya.

"Lady Selena, saya ingin mengisi ulang teko teh," ujar Lady Ariadne.

"Baik, Lady Ariadne."

Setelah mendapatkan balasan dari Lady Selena, Lady Ariadne meninggalkan taman dengan membawa teko teh. Tidak gadis itu sangka saat di perjalanannya kembali ke taman, dia bertemu dengan Duke Alaric dengan seorang pria yang lain, yaitu Sir Gareth.

"Lady Ariadne, apa Pippin bersama dengan Lady Selena?" Tiba-tiba saja tubuh Duke Alaric yang besar itu menghalangi jalannya.

"Y-ya," balas Lady Ariadne singkat.

"Bagus, kami akan ikut bersama Anda."

Mengangguk dan kembali melangkahkan kakinya, Lady Ariadne tidak memusingkan permintaan pria itu. Dia, Duke Alaric, dan Sir Gareth pun menuju taman istana. Saat mereka tiba di taman, ekspresi heran terpampang di wajah Lady Selena dan Lady Arabella.

Mengapa Duke Alaric ada di sini? Mengapa dia membawa rekannya?

"Selamat siang Lady Selena. Selamat siang Lady Arabella. Saya harap kedatangan saya tidak mengganggu agenda Anda saat ini," ujar Duke Alaric memberi salam.

"Selamat siang Duke Alaric, kami tidak masalah dengan kedatangan Anda yang tiba-tiba," jawab Lady Selena dengan senyuman lembut. "Boleh saya tau kepentingan Anda di sini?"

Duke Alaric menunjukkan sebuah apel di tangannya, lalu berkata, "Saya memiliki sedikit urusan dengan teman kecil Anda, Lady Selena. Jika Anda berkenan, saya ingin berbincang dengan Pippin. Apakah Anda mengizinkannya?"

Sesuai yang diharapkan oleh Duke Alaric, Lady Selena mengizinkan dirinya untuk berbincang dengan teman kecil yang nakal itu. Duke Alaric menyusul Pippin di sisi lain dari taman, sementara Sir Gareth dia tinggalkan bersama dengan ketiga Lady tersebut.

"Hei, Pippin!" panggil Duke Alaric kepada peri kecil yang sedang terbang dengan lincah.

Pippin yang merasa terpanggil segera berhenti dan melihat siapa orang yang memanggilnya. Ketika mengetahui bahwa Duke Alaric-lah yang memanggilnya, peri kecil itu memutar bola matanya malas. "Ayolah, jangan sekarang. Kepalaku tidak mempunyai ide untuk membuatnya kesal," gumamnya dengan bibir mengerucut.

Melihat peri kecil itu tidak memberikan perhatiannya, Duke Alaric memberanikan diri untuk mendekati makhluk kecil itu. Mereka hanya diam beberapa saat seolah mereka sedang sendirian. Akan tetapi jika seperti ini, Duke Alaric sama saja tidak menyelesaikan rencana pribadi yang terpikirkan semalam.

"Lady Selena bilang kamu suka apel," ujar Duke Alaric sembari menyodorkan sebuah apel merah segar dan Pippin tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak menoleh. Apel adalah makanan kesukaan dia.

"Ehem. Kamu pikir dengan satu apel saja bisa mengubah sikapku?" balas Pippin kembali menyadarkan dirinya untuk tidak mudah tergoda oleh hal yang dia suka.

Kedua alis Duke Alaric terangkat bersamaan. Makhluk kecil ini memang sedikit menjengkelkan. "Dengar, satu apel ini adalah tanda terima kasih untuk kemarin. Lain kali kamu bisa membuang semua pakaianku ke danau sehingga aku bisa berenang di sana," jawabnya.

"Sarkas," gumam Pippin mengomentari ucapan Duke Alaric, tapi dia mengambil apel yang disodorkan ke arahnya.

"Bisa aku tau kenapa kamu melakukan hal-hal menyebalkan?" Duke Alaric bertanya langsung tanpa memedulikan apa yang sedang Pippin lakukan saat ini.

Dengan mulut yang penuh, Pippin segera menelan apel yang dia kunyah. "Membuat Alaric kesal atau marah. Aku tidak ingin hanya diriku saja yang kesal karena dipanggil serangga oleh orang sepertimu," jawabnya.

Terkekeh pelan, Duke Alaric memperhatikan Pippin. "Lain kali berikan gangguan lebih banyak lagi, buat lebih banyak kejahilan sampai ratu tidak tahan. Setelah ratu memulangkanku ke selatan, akan kupastikan kamu menerima banyak apel untuk dinikmati. Bagaimana tawaran dariku?"

"Hei, aku ini peri yang manis dan baik. Jika ini berhubungan dengan ratu Isabelle, maka aku akan berakhir dengan omelan Selena juga. Jadi, aku menolaknya." Pippin memberikan jawaban atas tawaran Duke Alaric dengan penuh keyakinan.

"Baiklah, itu membuatku kesal."

"Tunggu, kesal?" tanya Pippin memastikan apa yang dia dengar barusan adalah benar. Dan betapa tertariknha dia saat melihat anggukan kepala dari Duke Alaric. Peri kecil itu terbang mendekati Duke Alaric dan memperhatikan raut muka pria itu. "Aku tidak melihatnya dengan jelas rasa kesalmu itu," katanya lagi.

"Apa semua orang harus memperlihatkan semua isi hatinya?"

"Tidak juga. Kebanyakan manusia memang menyembunyikan perasaan mereka yang sesungguhnya. Kalau begitu ... seberapa kesal dirimu?"

"Sangat kesal," balas Duke Alaric dengan senyuman terpaksa.

"Sungguh?"

"Ya, sangat kesal."

Pippin tertawa dan terbang ke sana kemari dengan lincah. Jawaban Duke Alaric membuatnya senang, akhirnya dia bisa membuat pria itu merasa kesal juga. "Alaric, terima kasih sudah membuat hari ini terasa menyenangkan! Ayo kembali ke Selena! Selena harus tau dan melihat bahwa kita berteman baik sekarang!"

"Siapa yang setuju menjadi temanmu? Kapan juga kamu memintaku menjadi temanmu, Pippin?" tanya Duke Alaric.

"Kamu yakin tidak ingin berteman denganku? Kamu akan menerima banyak keuntungan, termasuk memiliki banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan Selena!" ujar Pippin yang memutuskan untuk berada di atas kepala Duke Alaric.

"Apa yang kamu lakukan di atas sana dan gunakan sayapmu untuk terbang!"

"La la la la, aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan barusan, Alaric~"

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang