Bab 10 : Mustahil

20 10 9
                                    

"Sir," panggil Lady Selena lagi. "Bisakah Anda mengantarkan saya ke tempat Duke Alaric berada sekarang?"

"Tentu saja, Lady Selena."

Bersama dengan Sir Gareth, Lady Selena berjalan menjauhi tempat mereka beristirahat. Hutan cukup gelap jika tanpa cahaya dari bulan ataupun obor yang dibawa oleh Sir Gareth. Tidak lama kemudian mereka berdua bertemu dengan Duke Alaric dan tiga orang prajurit bersamanya.

"Sir Gareth, ada masalah?" tanya Duke Alaric melihat Sir Gareth menghampiri dirinya.

"Semuanya baik-baik saja, Tuan. Saya di sini membantu Lady Selena. Lady ingin bertemu dengan Anda," jawab Sir Gareth.

Mata Duke Alaric mengikuti gerakan tangan Sir Gareth yang menunjukkan seorang gadis yang berbalut dengan selimut. Sedangkan ketiga prajurit yang bersama Duke Alaric mulai memasang telinga sembari tersenyum satu sama lain.

"Oh Lady Selena, ada yang bisa saya bantu?" tanya Duke Alaric.

"Itu ... terima kasih untuk yang tadi siang, Duke. Apa pembatasnya sudah selesai?"

"Kami baru saja selesai. Mari kembali, saya kira makan malam sudah siap." Duke Alaric mengulurkan tangannya dan Lady Selena menerima ukuran tangan tersebut. Mereka berdua berjalan terlebih dulu dan diikuti oleh Sir Gareth dan tiga orang prajurit di belakang.

Apa kalian memikirkan apa yang kupikirkan?

Sepertinya.

Pastinya! Aku baru tau kalau Lady Selena dan Duke Alaric memiliki hubungan yang manis!

Ketiga prajurit tersebut saling berkomunikasi lewat tatapan mata, Sir Gareth yang mengetahui hal itu hanya memberikan lirikan tajam supaya mereka berhenti berbincang. Mereka pun menikmati makan malam setelah bergabung dengan rombongan mereka.

Langit sangat cerah malam ini, mereka dapat melihat bintang-bintang dan bulan dengan jelas tanpa terganggu oleh awan. "Saya suka sekali melihat bintang di malam hari. Bagaimana dengan Lady Selena dan Lady Ariadne?" tanya Lady Arabella membuka percakapan.

"Saya sering menghabiskan waktu menatap bintang sewaktu saya masih kecil," balas Lady Selena.

"Saya jarang menatap bintang, saya memilih untuk tidur, atau lebih tepatnya saya mudah mengantuk," balas Lady Ariadne.

"Ya ampun, saya baru tau tentang hal itu. Ah, ngomong-ngomong Lady Ariadne, apa Anda membawa hadiah untuk tuan Baron?"

Lady Ariadne menatap Lady Arabella, kemudian kepalanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Lady Arabella. "Saya tidak membawa apapun selain nyawa, tubuh, dan harga diri saya. Lagipula kedatangan Duke Alaric sendiri sudah bisa membuat ayah kegirangan dan tidak bisa tidur tujuh hari tujuh malam," ujar Lady Ariadne setengah bercanda.

Rombongan itu menghabiskan waktu beberapa puluh menit untuk mengistirahatkan tubuh. Hari semakin malam, Duke Alaric mengecek jam saku miliknya. 9.39 malam. Pria itu ingat bahwa mereka harus sampai sebelum matahari terbit. Jika menggunakan rute biasa, mereka bisa sampai dalam waktu dua hari satu malam, tapi untuk rute kali ini jika tidak menggunakan bantuan portal sihir, mereka akan sampai di empat hari tiga malam.

Tak

Duke Alaric menutup jam sakunya dan kembali menyimpannya, kemudian mencari Sir Gareth. "Sir, apa kita bisa menggunakan portal dengan jarang yang lebih jauh?" tanyanya tanpa berbasa-basi.

"Jika Anda ingin saya tidak berguna sejenak, maka jawabannya adalah bisa. Jangan bilang ...."

"Benar, simpan sisa tenagamu, Sir Gareth. Setelah dua per tiga perjalanan telah tercapai, buka portalnya untuk sampai di tempat Baron Reginald. Perjalanan kita masih panjang, cukup panjang." Duke Alaric tersenyum sembari menepuk-nepuk bahu ksatrianya.

"Jangan bilang juga Anda akan memacu laju kuda-kuda ini secepat mungkin?" Sir Gareth menyisir rambutnya dengan frustasi saat Duke Alaric mengangkat kedua bahunya secara bersamaan. "Ingat bahwa di rombongan ini ada tiga orang nona bangsawan. Anda tidak sedang bercanda kan?" lanjutnya.

"Itulah mengapa yang mulai meminta kita mengambil rute ini. Jalan di sepanjang rute tidak bermasalah, sangat bagus, hanya saja memakan banyak waktu untuk sampai di tujuan. Tujuh belas tahun lalu ini masih menjadi jalan yang ramai. Kita masih beruntung tidak mengambil rute dengan kondisi terbengkalai. Siapkan kuda-kuda, pukul sepuluh tepat kita akan kembali berjalan." Setelah berbicara, Duke Alaric meninggalkan Sir Gareth yang tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

Tidak satu pun dari kalimat yang dikatakan oleh Duke Alaric itu menyenangkan hatinya. Ratu bilang aku akan mendapat banyak waktu untuk istirahat, tapi kenyataannya hanya ganti lokasi pekerjaan.

Sementara Sir Gareth mulai melakukan apa yang diperintahkan oleh Duke Alaric, Duke Alaric sendiri bergabung dengan ketiga nona bangsawan yang sedang menikmati waktu mereka. "Ada yang ingin saya sampaikan, bolehkah saya mengganggu waktu kalian sebentar?" tanyanya.

"Ya, jika itu sebentar kami tidak masalah."

"Pukul sepuluh nanti kita akan kembali berangkat, istirahatkan tubuh Anda selama masih ada waktu karena berasa di dalam kereta kuda dalam waktu yang lama juga melelahkan," katanya. Kerutan di dahi terlihat di wajah ketiga Lady tersebut. Duke Alaric membungkukkan badannya dan pergi, hanya itu yang ingin dia sampaikan maka urusannya sudah selesai.

"Apakah itu mengapa mereka tidak membangun tenda tadi? Tapi mengapa memasang pembatas?" Lady Arabella berbicara dengan nada kesal, padahal baru saja dia menikmati makan malam dan berbincang ria dengan kedua rekannya. Tapi apa ini? Melanjutkan perjalanan di malam yang larut? Mereka membutuhkan istirahat.

Tidak hanya Lady Arabella, Lady Ariadne juga menyatakan protesnya dengan lebih halus dengan mengatakan bahwa acara amal masih cukup lama dan tidak perlu tergesa-gesa. Selama kedua rekannya bersungut-sungut, Lady Selena diam seribu bahasa. Apakah ada kaitannya dengan Morgath?

Maka Lady Selena memutuskan untuk kembali berbicara dengan Duke Alaric. "Apa yang Anda sembunyikan?" tanyanya begitu berhadapan dengan orang yang dimaksud, terdengar sangat buruk dan memperkeruh suasana.

"Rupanya rekan-rekan Anda tidak senang dengan hal yang saya sampaikan," balas Duke Alaric.

"Anda benar, Duke. Lady Ariadne dan Lady Arabella tidak senang dengan ini. Jika Anda berkenan, katakan kepada saya apa yang ada di dalam kepala Anda saat ini."

"Sampai di tempat tujuan sebelum matahari terbit."

Wajah Lady Selena tampak terkejut. "Bisa katakan satu kali lagi?" pintanya tak percaya dengan indra pendengarannya.

"Saya bilang, kita harus sampai di mansion Baron Reginald sebelum matahari terbit. Maka dari itu bersiaplah karena kita tidak punya banyak waktu," ujar Duke Alaric mengulang kalimatnya.

"Ta-tapi bukankah itu mustahil, Anda tau bukan berapa lama jarak tempuh rute ini? Jika Anda memaksa, Lady Arabella mungkin membuat kekacauan, dia tidak mudah menerima sesuatu secara paksa," ujar Lady Selena dengan perasaan campur aduk.

"Tidak ada yang mustahil Lady, tapi jika Anda membatasi diri, kata 'mustahil' itu menjadi kenyataan. Percayalah pada saya, perjalanan kali ini adalah tanggungjawab saya. Keamanan setiap orang adalah tanggungjawab saya. Kita akan sampai di mansion Baron Reginald sebelum matahari terbit."

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang