Bab 15 : Celestia

19 9 11
                                    

Selama lima hari penuh acara amal itu berlangsung di wilayah Baron Reginald. Semua anak sudah meninggalkan tempat pemulihan dan kembali ke pelukan keluarga mereka masing-masing, kini wilayah itu lebih damai dan tidak ada tanda-tanda kehadiran Morgath. Namun jejak yang Morgath berikan masih ada, yaitu suhu udara yang cukup dingin.

"Tuan Baron, apa benar ada orang dengan sihir seperti itu? Mereka memakan sihir dan dapat menggunakannya?" Gale yang tengah menikmati waktu istirahatnya bertanya kepada Baron Reginald.

Pria tua itu pun menoleh ke bocah kecil yang menatapnya dengan keingintahuan yang tinggi. "Tentu saja ada, tapi orang seperti itu sangatlah langka, Gale," jawab Baron Reginald.

"Lalu kenapa dia dikurung? Kehebatan itu pastinya membuat dia punya banyak keuntungan!" balas Gale lagi membuat Baron Reginald tersenyum.

"Impian tanpa ambisi, hanya omong kosong. Ambisi tanpa kebijaksanaan adalah musuh paling mematikan. Kamu tidak perlu memahaminya saat ini juga, akan ada waktu bagimu untuk memahaminya." Baron Reginald masih tersenyum, tangan besarnya itu menyentuh puncak kepala Gale dan mengacak-acak rambut bocah itu. "Sepertinya kita harus bertemu lusa, Gale. Sebentar lagi aku akan pergi ke perbatasan."

Gale mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian seseorang datang memberitahukan bahwa semua persiapan sudah selesai. Di halaman kastil, beberapa ekor kuda sudah siap, bahkan beberapa orang prajurit sudah menunggang di atas kuda mereka masing-masing. Hanya saja ada satu masalah, Lady Selena tidak mendapatkan kudanya.

Dengan wajah yang keberatan, Lady Selena terus berdiri. "Jika seperti ini, bukankah lebih baik juga menyiapkan kereta kuda?" tanyanya kepada seorang prajurit.

"Maaf Lady, kami tidak bisa. Kebetulan sekali kereta kuda sedang dalam perawatan setelah mengantarkan anak-anak dari tempat pemulihan ke rumah mereka. Kami khawatir jika akan ada roda yang rusak lagi dan menimbulkan ketidaknyamanan," jawab si prajurit.

"Saya menghargai usaha kalian, tapi ... tapi kenapa saya mendapat bagian bersama Duke Alaric?! Maksud saya, kondisi beliau baru saja membaik, dan saya harus merepotkannya hari ini," ujar Lady Selena mengungkapkan rasa keberatannya.

"Apa yang kamu katakan, Selena? Alaric tidak selemah itu, dia Mesin Perang Eldoria, luka seperti itu tidak asing untuknya." Pippin yang duduk di bahu Lady Selena berbisik di telinga gadis itu. "Lihat pria aneh itu, bukankah dia terlihat bugar dan siap melindungimu dari berbagai bahaya?" lanjut Pippin sembari menunjuk Duke Alaric yang berada tak jauh dari mereka.

Jari telunjuk Lady Selena mengetuk lembut kepala peri kecil itu, lalu berkata, "Sejak kapan kalian berdua seakur ini?" Belum sempat Pippin menjawab peri itu menghampiri Duke Alaric yang mendekati mereka, dia segera duduk di bahu pria itu.

"Lady, sepertinya Anda tidak ingin menunggang kuda dengan saya," ujar Duke Alaric tanpa basa-basi. "Saya dengar Anda memiliki kontrak dengan Celestia, mengapa Anda tidak memanggilnya saja? Lagipula Celestia akan membantu dengan sihir pemurnian juga nantinya," tambah Duke Alaric.

Lady Selena memikirkan perkataan Duke Alaric, kemudian berkata, "Saya pikir itu ide bagus, tetapi apakah Celestia akan menerima panggilan saya sekarang?"

"Tentu saja!" balas Duke Alaric yang kemudian kembali ke tempatnya semula dan naik ke punggung kuda.

Seperti yang dikatakan oleh Duke Alaric, Lady Selena mencoba untuk memanggil Celestia, seekor unicorn yang melakukan kontrak dengan dirinya. Gadis itu sungguh berharap Celestia akan memenuhi panggilannya supaya dia tidak perlu menunggang di kuda yang sama dengan Duke Alaric.

Lady Selena menutup matanya perlahan dan memfokuskan pikirkannya, kemudian memanggil Celestia dengan lembut dan penuh rasa hormat. Tak lama kemudian angin mulai bertiup, cahaya lembut mulai berkumpul membentuk lingkaran cahaya di udara tak jauh dari tempat Lady Selena berdiri.

Suara derap langkah kuda mulai terdengar semakin dekat, sosok Celestia pun keluar dari lingkaran cahaya itu. Bukunya yang putih berkilau seperti mutiara di bawah sinar matahari, kehadirannya memberikan rasa kedamaian dan kehangatan. Semua orang yang berada di sana melihat Celestia dengan kagum, sedangkan Duke Alaric menundukkan kepalanya memberikan salam singkat.

Tidak membuang waktu lagi, Baron Reginald memimpin perjalanan mereka ke perbatasan. Sesampainya di sana, Duke Alaric bersama beberapa prajurit membuat penghalang berlapis dan Celestia memurnikan sihir Morgath. Pekerjaan ini tidak membutuhkan banyak waktu, dalam 45 menit mereka sudah menyelesaikannya dan kembali.

Sebuah perjalanan singkat yang mengesankan dengan kehadiran Celestia, makhluk magis yang sangatlah jarang mereka temui. Duke Alaric pun turun dari kuda yang dia tunggangi dan mendekati Celestia yang menjadi pusat perhatian semua orang dengan penuh rasa kagum.

Alaric melangkah, matanya tertuju pada Celestia, saat pria itu mendekat, Celestia mengangkat kepalanya dan menghadap ke arahnya, tatapan lembut dan penuh rasa ingin tahu terpancar dari mata indah unicorn itu. Berhenti beberapa langkah dari Celestia, Duke Alaric dengan sikap yang penuh hormat meletakkan tangannya di tengah dadanya, tubuh bagian atasnya membungkuk dengan lembut ke arah Celestia.

"Selamat pagi, Celestia. Kehadiranmu membawa kedamaian yang luar biasa," ujar Duke Alaric dengan senyuman lembut, suara lembut, dan penuh hormat.

Celestia pun mendekat dan berdiri di depan Duke Alaric, dia menganggukkan kepalanya dengan tatapan lembut sebagai balasan. Duke Alaric pun mengangkat tubuhnya kembali masih dengan senyuman dan tatapan lembut. "Saya bersyukur bisa bertemu denganmu, Celestia."

Dari kalimat singkat itu Celestia dapat merasakan ketulusan dan penghormatan yang mendalam, dia sedikit melengkungkan badannya ke arah Duke Alaric. Cahaya lembut kemudian mengalir ke tubuh pria itu, merayakan pertemuan pertama yang harmonis. Unicorn itu kembali kepada Lady Selena dan setelahnya sosok Celestia berubah menjadi butiran-butiran cahaya, lalu menghilang.

Hari ini orang-orang yang berada di sekitar dikejutkan oleh dua hal sekaligus, yang pertama adalah sosok Celestia dan yang kedua adalah sisi lain dari Duke Alaric, Mesin Perang Eldoria. Bahkan Sir Gareth sendiri terkejut dengan sisi lain yang Duke Alaric lakukan.

"Sial, apa dunia akan segera kiamat?" ujar Sir Gareth yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihat oleh matanya. Duke Alaric memiliki ekspresi yang begitu lembut? Ditambah lagi dengan suaranya yang begitu tenang, berbeda dengan yang biasa dia dengar.

"Jika saja Lady Selena tidak berkencan dengan Duke Alaric, aku sudah pasti membuatnya jadi calon menantuku," ujar Baron Reginald sembari mengangguk-anggukkan kepalanya dengan puas.

Putrinya, Lady Ariadne yang berdiri di sebelah Baron Reginald segera menatap pria tua itu. "Ayah, jangan berbicara omong kosong lagi. Duke Alaric bukan tipe saya, lalu apa yang Ayah bilang barusan? Lady Selena dan Duke Alaric berkencan?"

"Oh, kamu belum tau? Kasihan sekali Putriku ini, temui ayah di ruang kerja segera. Mari kita bicarakan sambil minum teh. Akhirnya aku punya kesempatan untuk mengobrol dengan Putriku!" Baron Reginald pergi dari tempat itu dengan suasana hati yang gembira.

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang