Bab 16 : Kembali ke Ibukota

14 9 11
                                    

Lady Ariadne dan beberapa prajurit yang pergi bersama dengan rombongan mereka melihat kedekatan Lady Selena dan Duke Alaric dari sudut pandang yang berbeda. Contoh seperti sekarang saat mereka sedang melakukan perjalanan kembali menuju ibukota.

Duke Alaric yang sedang diam-diam melihat isi dokumen yang ditulis oleh Lady Selena, memastikan bahwa tradisional itu tidak menuliskan hal-hal yang aneh tentang dirinya dilaporan yang akan diserahkan kepada Ratu Isabelle. Sedangkan Lady Ariadne dan beberapa prajurit itu mengira bahwa Duke Alaric sedang memerhatikan keseriusan Lady Selena dan terpesona oleh setiap hal yang dilakukan oleh rekannya itu.

Semua kertas yang telah penuh dengan goresan tinta itu dikumpulkan menjadi satu, mereka sudah selesai. Akan tetapi yang Duke Alaric lihat hanya sebagian isi dokumen, maka pria itu memutuskan untuk meminjam sebentar kumpulan kertas itu untuk memastikan halaman yang lainnya dan beruntung sekali Lady Selena tidak ambil pusing dengan permintaannya tersebut.

Halaman demi halaman terbuka, mata Duke Alaric membaca dengan cepat setiap kata yang tertulis di sana dan dia tidak menemukan apapun tentangnya yang aneh. "Tulisan Anda cantik, Lady," ujar Duke Alaric menyerahkan kembali dokumen laporan tersebut ke pemiliknya.

"Terima kasih banyak," balas Lady Selena dengan senyuman simpul.

"Yah saya tidak kaget, tulisan tangan kan menggambarkan orang yang menulisnya juga. Beristirahatlah, setelah itu kita akan melanjutkan perjalanan," ujar Duke Alaric kemudian meninggalkan Lady Selena.

Beberapa orang berusaha menahan ekspresi mereka. Ayolah, kisah cinta ini milik siapa, dan siapa pula yang salah tingkah?

Sementara itu Lady Selena sesekali melirik Duke Alaric, sejak kemarin setelah Celestia mengundurkan diri, gadis itu masih bertanya-tanya tentang sikap Duke Alaric terhadap Celestia. Itu hal yang mengejutkan disaat orang-orang terpaku pada Celestia, Duke Alaric memberikan salam kepada Celestia. Jujur saja gadis itu juga tidak menyangka bahwa Duke Alaric bisa mempunyai kelembutan itu.

Rombongan pun kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan rute baru yang lebih singkat dibandingkan kemarin dari Baron Reginald. Keramaian di ibukota kembali terdengar oleh telinga mereka sesaat setelah mereka menginjakkan kaki di pusat kerajaan.

Beristirahat sejenak, Lady Selena pun mulai bersiap-siap untuk menghadap Ratu Isabelle, dia ingin menyerahkan laporan terbaru dari acara amal di wilayah Baron Reginald. "Yang Mulia, saya ingin menyerahkan laporan terbaru," ujar Lady Selena setelah memasuki ruang kerja Ratu Isabelle.

"Berikan kepadaku, laporanmu, Lady," ujar Ratu Isabelle memberikan perintah. Setelah menerimanya, Ratu Isabelle meletakkan laporan itu dengan beberapa dokumen yang lain, dia menatap gadis muda di depannya itu selama beberapa detik. "Jika acara amal kali ini sedikit berbeda dengan acara amal tahun lalu, apakah Anda baik-baik saja?" tanyanya.

Dahi Lady Selena berkerut, kemudian dia bertanya, "Apakah ada hal lain, Yang Mulia?"

"Tentu saja. Morgath, kami belum menyelesaikan dia. Percaya saja sebentar lagi dia akan berulah, tapi jika dia tidak menunjukkan sedikit pun batang hidungnya, sudah bisa dipastikan gangguan yang akan datang sedikit besar. Tapi tidak apa-apa, semuanya pasti bisa dihadapi, bukan?" Dengan senyuman yang lembut dan mata yang memancarkan kepercayaan diri, Ratu Isabelle menatap Lady Selena.

"Anda benar, Yang Mulia. Lalu apakah saya juga harus menyicil membeli perlengkapan untuk penutupan acara amal seperti biasa?" tanyanya.

"Tentu saja bisa, pergilah dengan Lady Arabella dan Lady Ariadne. Oh, kamu bisa pergi dengan Sir Gareth dan Duke Alaric juga. Meskipun mereka cukup menyulitkan, tapi bisa diandalkan. Besok pukul sepuluh pagi."

"Baik, Yang Mulia." Lady Selena pun meninggalkan ruang kerja Ratu Isabelle.

Keesokan harinya tepat pukul sepuluh pagi, semua orang yang terlibat sudah berkumpul. Seperti biasa Duke Alaric dan Sir Gareth datang paling terakhir. "Kenapa lagi harus pakai pakaian seperti ini?" ujar Duke Alaric protes dengan baju yang dipilih oleh Sir Gareth.

"Sudah jangan banyak bicara, sesekali Anda harus tampil keren," balas Sir Gareth.

"Sejak kamu berada di wilayah Baron, kamu jadi aneh."

Mereka pun berangkat, sama seperti saat pertama kali dia pergi dengan orang-orang ini, pria itu terus saja menatap ke arah jendela entah apa yang sedang dia pikirkan. Kereta kuda berhenti di area pertokoan, keramaian yang asing itu kembali menyapa Duke Alaric.

"Duke, Anda ingat kesepakatan kita bukan?" ujar Sir Gareth sesaat setelah semua orang berkumpul.

"Ya, ya, pergilah. Selamat menikmati waktumu, Sir," jawab Duke Alaric.

"Lady Selena, bagaimana dengan saya? Anda juga tidak lupa bukan?" ujar Lady Ariadne menyusul Sir Gareth.

"Tentu saja, hari ini seharusnya kita beristirahat. Kalian bisa berjalan-jalan," jawab Lady Selena.

"Kalau begitu biar saya yang membantu Anda, Lady Selena." Lady Arabella segera mengajukan dirinya, tetapi Lady Ariadne tidak kalah cepat membuat gadis itu untuk mengikuti dirinya.

Lady Ariadne, Lady Arabella, dan Sir Gareth pun pergi meninggalkan kedua orang yang tidak mengetahui ada rumor tentang mereka yang mulai tersebar. Sementara itu Duke Alaric dan Lady Selena juga meninggalkan tempat itu dan menuju sebuah toko.

"Lady, apa yang akan cari hari ini?" tanya Duke Alaric yang mulai tidak sabar dengan perjalanannya bersama Lady Selena. Rasanya seperti ada banyak orang yang menatap mereka selama berpapasan, itu membuatnya merinding.

"Hari ini saya mencari cenderamata untuk tamu, seperti kantong kecil berisi campuran herbal aromaterapi, seperti lavender atau rosemary, mungkin juga ditambah dengan lilin aromaterapi. Lalu saya ingin memesan beberapa kue tradisional di toko langganan," balas Lady Selena memberikan garis besar rencananya hari ini.

Di bawah matahari yang bersinar lembut, terasa sebuah kedamaian seolah energi Celestia juga merangkul ibukota. Tanpa dikejar oleh waktu Lady Selena dapat menyelesaikan rencana hari itu dengan tenang, dia sudah memesan kue tradisional untuk pesta penutup, dia juga sudah memesan lilin aromaterapi dan juga herbal aromaterapi.

Duke Alaric sendiri hanya mengikuti kemanapun gadis itu pergi tanpa memprotes satu barang pun. Dan sekarang mereka akan pergi ke toko perhiasan, memesan sebuah cenderamata untuk Ratu Isabelle.

"Apa yang menarik perhatian Anda, Duke?" Lady Selena mendekati pria yang sedang memandangi sepasang gelang dengan permata kecil.

"Menurut Anda ini bagus?" tanya Duke Alaric kemudian.

"Modelnya sangat sederhana dan tidak mencolok, itu bagus," jawab Lady Selena.

"Permisi," panggil Duke Alaric ke karyawan di toko tersebut. "Tolong bungkus yang ini, pisahkan dengan pesanan yang tadi."

"Baik, Tuan."

"Tunggu, Anda tidak bertanya tentang harganya?" tanya Lady Selena kebingungan dengan keputusan Duke Alaric barusan.

"Saya sudah bertanya tadi dan tidak masalah dengan harganya. Apa Anda tau dimana saya bisa membeli buku, set alat tulis, dan juga pembatasnya?"

"Y-ya."

"Bagus, mohon bantuan Anda, Lady Selena." Untuk kedua kalinya Lady Selena merasakan kelembutan di perkataan Duke Alaric, apakah kehadiran Celestia beberapa hari lalu memberikan pengaruh semacam ini?

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang