Bab 2 : Pippin, Si Peri Kecil

48 21 20
                                    

Secangkir teh hangat tersedia di sebuah meja kerja, jendela ruangan itu terbuka dan kita disuguhkan dengan para peri kecil dengan sayap transparan berkilau yang sedang bermain dengan riang. Sama seperti suasana hati dari ratu Kerajaan Eldoria, Ratu Isabelle karena dia berhasil membuat Duke Alaric menetap di ibukota. Wanita dengan rambut perak panjang itu akan menyiapkan rencana selanjutnya.

Ketika pintu ruangan itu diketuk, Ratu Isabelle berbalik dan dengan sihir kecilnya dia membuat pintu itu terbuka. "Inilah yang kuinginkan, Duke," katanya segera saat melihat Duke Alaric di ambang pintu.

"Tapi Bibi ... saya merasa aneh, saya tidak cocok dengan baju formal seperti ini." Duke Alaric memasuki ruangan Ratu Isabelle dengan gerakan yang kaku.

Mata Ratu Isabelle memincing. "Lalu apa kamu ingin menggunakan baju zirah seperti tadi?" Pertanyaan sang ratu dibalas dengan anggukan Duke Alaric yang tidak berpikir dia kali untuk menjawab dan berhasil membuat Ratu Isabelle menghela napas dan menepuk jidatnya sendiri.

"Alaric, pakai itu untuk satu hari, Bibimu jamin kamu akan segera terbiasa dengan pakaian formal. Atau jika kamu ingin pakai baju zirah, tentu bisa, tapi kamu harus berada di ibukota selama satu bulan sepuluh hari."

"Saya akan mencoba memakai pakaian formal!" balas Duke Alaric segera dan Ratu Isabelle tersenyum penuh kemenangan.

Ratu Isabelle menangkupkan kedua tangannya, kemudian berkata, "Bagus! Sekarang temui Lady Selena dan bantu dia. Kamu bisa mencarinya di taman istana bagian selatan. Semoga keajaiban Eldoria melindungi setiap langkahmu, Duke Alaric!"

"Semoga keajaiban Eldoria melindungi setiap langkah Anda, Yang Mulia." Duke Alaric menundukkan kepalanya dan segera pergi ke tempat yang dimaksud oleh Ratu Isabelle. Sungguh, dia tidak ingin melakukan hal ini. Namun apa boleh buat, sejak awal Duke Alaric sudah masuk ke perangkap bibinya sendiri.

Sementara itu di taman istana bagian selatan, seorang gadis sedang berlutut di depan seorang pelayan. Matanya menatap pergelangan kaki pelayan itu dengan fokus dan tangannya yang berada di dekat pergelangan kaki. Kemudian sebuah cahaya hijau lembut beada di antara telapak tangan gadis itu dan pergelangan kaki si pelayan, hal itu berlangsung selama beberapa detik saja.

"Bagaimana pergelangan kaki Anda yang terkilir? Apakah masih terasa sakit?" tanya sang gadis dengan wajah cemas.

"Ti-tidak, Lady. Saya sudah baik-baik saja!" Si pelayan segera bangkit, dia menghentak-hentakkan kakinya yang beberapa saat lalu terkilir dengan bersemangat.

Melihat tingkah si pelayan, sang gadis segera meraih kedua tangan pelayan itu dan berkata, "Saya bisa melihatnya, kaki Anda sudah sembuh. Anda tidak perlu menghentakkan kaki Anda. Saya merasa bersalah karena Pippin mengganggu pekerjaan Anda, juga membuat Anda terluka."

Pipi pelayan itu merona, menampilkan semburat merah muda. "Sa-saya tidak masalah! Saya harus berterima kasih kepada Pippin karena memberikan saya kesempatan lain bersama dengan Lady Selena! Sayang sekali saya memiliki pekerjaan lain, semoga keajaiban Eldoria melindungi setiap langkah Anda, Lady Selena!"

Setelah menundukkan kepalanya, pelayan itu pergi dari hadapan Lady Selena dalam hitungan detik. Belum sempat gadis itu memikirkan hal lain, seseorang datang bersama dengan seorang peri kecil. "Lady, saya berhasil membawa Pippin kembali!" katanya dengan napas terengah-engah.

Lady Selena berbalik, menengadahkan tangannya supaya peri kecil bernama Pippin itu berada di sana. "Pippin," panggil Lady Selena dengan lembut. "Berhati-hatilah saat menyapa orang yang sedang bekerja, mengerti?"

"Ya!" jawab Pippin dengan ceria.

"Lady Ariadne." Lady Selena beralih ke gadis yang sedang mengatur napasnya selepas membawa kembali Pippin kepada Lady Selena. "Saya akan mengambil jadwal. Jika Duke Alaric datang, persilakan beliau untuk duduk sembari menunggu saya," tambahnya memberikan perintah.

Lady Ariadne yang merupakan pelayan pribadi Lady Selena menganggukkan kepalanya. Setelah Lady yang dia layani pergi, Lady Ariadne mengecek meja taman di mana terdapat beberapa jenis kudapan dan juga teh.

Setiap kali sayap Pippin bergerak, sebuah serbuk emas turun dari sayapnya yang transparan dan berkilau, lalu hilang. Peri kecil itu mengikuti Lady Ariadne, lalu membantu pekerjaan gadis tersebut.

"Ariadne, teh di teko sudah dingin," katanya ketika tidak mendapati kepulan uap saat membuka tutup teko.

Lady Ariadne pun memastikannya dan segera pergi ke dapur untuk mengganti dengan teh hangat yang baru. Dan kini Pippin sendirian, tapi itu tidak berlangsung lama saat seorang pria datang. Ya, pria itu adalah Duke Alaric.

Dengan senyum nakalnya, Pippin segera menghampiri Duke Alaric dan bertanya, "Siapa orang yang kaku ini? Kamu teman Selena? Oh lihat betapa besarnya badanmu! Apa kamu seorang ksatria?"

"Siapa itu?" jawab Duke Alaric balas bertanya. Suara itu dekat, tapi sumber suara itu terkadang di sebelah kanan, terkadang di sebelah kiri.

Terkikik kecil, Pippin menyentuh leher Duke Alaric. Sebelah kanan, kiri, dan belakang secara bergantian dan lincah. Merasa terganggun dan tidak nyaman, Duke Alaric menyentuh lehernya sendiri lalu mengibas-ngibaskan tangannya berharap peri kecil yang mengganggu dirinya itu pergi.

"Sejak kapan serangga bisa bicara?" gumamnya.

Disebut sebagai serangga membuat Pippin sedikit kesal dan sebuah ide terlintas di kepala kecilnya. Peri kecil itu menjauh dari Duke Alaric, kemudian menjulurkan tangannya. Sebuah cahaya merah muda samar dengan kilauan putih muncul, kemudian bergerak di sekitar kaki Duke Alaric, membuat pria tersebut kehilangan keseimbangan dan jatuh di kumpulan bunga mawar.

"Tidak ada serangga yang memiliki kemampuan sepertiku, pria aneh," ujar Pippin sembari terbang ke sana kemari dengan gembira. Namun suara seseorang membuatnya berhenti.

"Apa ini?" Lady Selena baru saja kembali terkejut dengan kecelakaan kecil yang lain di taman istana. Gadis itu segera membantu Duke Alaric keluar dari kumpulan mawar. "Ada goresan di wajah Anda, apakah ada bagian lain yang terasa sakit?" tanya Lady Selena.

"Lady Selena, apa yang terjadi?" Lady Ariadne segera meletakkan teko berisi teh hangat dan membantu Lady Selena.

Kenapa mereka ribut sekali? Padahal aku hanya terjatuh di kumpulan bunga mawar. Pikir Duke Alaric sembari menyeka darah yang keluar perlahan dari pipinya. "Saya baik-baik saja," katanya.

"Lalu bagaimana Anda bisa jatuh di sini?"

"Ada seekor serangga yang mengganggu saya dan tiba-tiba-"

Buakh!

Sesuatu menabrak hidung Duke Alaric hingga mengeluarkan darah. "Sekali lagi memanggilku serangga, aku akan membuatmu jatuh berulang kali, pria aneh!" teriak Pippin di depan wajah pria itu.

"Pippin, kamu sudah lupa apa yang kukatakan tadi?" Kini Lady Selena angkat bicara, kenapa hari ini peri kecilnya itu membuat beberapa orang terluka?

"Aku hanya ingin bermain, Selena. Pria aneh itu terlalu kaku dan tidak bisa menangkapku. Terlebih lagi dia menganggapku sebagai serangga!" balas Pippin, menunjuk Duke Alaric dengan jarinya yang kecil.

"Minta maaf dan sembuhkan luka Duke Alaric, Pippin. Aku harap kamu bisa beradaptasi dengan beliau juga karena Duke akan membantuku di acara amal bulan ini."

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang