Bab 8 : Latihan di Hutan Ajaib

35 14 14
                                    

Di jalanan ibukota yang cukup ramai itu, kereta kuda yang dibawa oleh Sir Gareth dan Duke Alaric berhenti di deretan toko. Mulai dari sini mereka akan mulai berjalan kaki. "Sir Gareth, Anda bawa barang itu bukan?" tanya Duke Alaric setelah selesai membantu ketiga Lady turun dari kereta kuda.

"Tentu saja, Duke. Barang ini kan sangat berharga bagi saya," jawab Sir Gareth sembari menunjukkan sebuah cincin dengan permata hijau zamrud.

Lady Arabella pun memimpin jalan, saatnya mengunjungi toko pertama dan mengambil barang. "Permisi." Lonceng berdenting saat pintu terbuka, dan mereka tidak perlu menunggu lama untuk bertemu dengan si pemilik toko. "Pak, kami ingin mengambil barang," ujar Lady Arabella.

"Baik Lady, saya akan segera kembali." Pemilii toko tersebut meminta kemurahan hati dari kelima orang tersebut dan membawakan barang pesanan yang sudah dibungkus sedemikian rupa. "Di mana saya harus menaruhnya, Lady?" tanyanya.

Ketiga Lady itu saling menatap satu sama lain, barang dari toko ini sudah bisa memenuhi kereta kuda yang mereka pakai. Tapi sebelum salah satu di antara ketiga Lady itu bersuara untuk menjawab, Sir Gareth maju menawarkan diri dan berkata, "Serahkan saja barang ini kepada saya. Saya akan mengurusnya!"

Begitu pria tersebut selesai berbicara, barang-barang menghilang, singgah sebentar di cincin dengan permata hijau zamrud yang tadi. Itu luar biasa! Baru pertama kali ketiga Lady tersebut melihat hal semacam itu. Setelah menyelesaikan pembayaran di toko pertama, mereka melanjutkan ke toko selanjutnya di dalam daftar.

Akan tetapi, Duke Alaric tidak tampak sesantai biasanya. . Entah hanya perasaan dari Lady Selena saja, tapi wajah serius itu tidak jauh berbeda dengan wajah hari ini dan saat ini.

"Lady Selena, saya dengar Anda akan pergi ke hutan ajaib. Bolehkah kami ikut bersama Anda?" tanya Lady Arabella dengan wajah bersemangat.

"I-itu benar, tapi saya akan pergi bersama Duke Alaric dan Sir Gareth juga. Anda juga harus bertanya kepada mereka berdua," balas Lady Selena sedikit cemas mengingat dia akan mencoba hal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Oh, dia pernah tapi situasinya akan berbeda. Apakah dia bisa mengatasi hal tersebut?

Tanpa menunggu lebih lama lagi Lady Arabella mendekat dan bertanya hal yang sana kepada Duke Alaric. Dan jawaban yang Lady itu harapkan dia dapatkan, tanpa tau sda alasan tersembunyi mengapa Duke Alaric mengiyakan permintaannya.

Dan di sinilah mereka sekarang sesaat setelah  menyerukan semua barang belanjaan. Ya, hutan magis. Tidak ada yang berbeda dengan hutan biasa, hanya saja bagi seorang penyihir, mereka merasakan energi mereka bertambah.

"Lady Selena," panggil Duke Alaric. "Kami akan berfokus pada keterampilan Anda," tambahnya dengan wajah yang masih serius.

"Tapi bagaimana saya melakukannya?" balas Lady Selena penuh dengan rasa cemas.

"Anda hanya perlu menyembuhkan rekan Anda yang sedang berhadapan dengan lawan. Kuncinya ada di konsentrasi dan ketenangan. Anda bisa melakukannya." Duke Alaric menepuk bahu Lady Selena dia kali sebelum dia bergabung dengan Sir Gareth untuk memulai sesi latihan, tanpa sadar memberikan beban tak kasat mata di bahu seorang Lady.

Kedua orang pria itu, Sir Gareth dan Duke Alaric saling berhadapan satu sama lain. Mereka memilih untuk tidak menggunakan pedang kali ini, karena latihan ini akan berfokus kepada kemampuan penyembuhan Lady Selena, jadi mereka membutuhkan sedikit luka.

Sir Gareth memulainya dengan sebuah pukulan ringan dan di susul dengan beberapa tendangan. Pukulan, tendangan, bertahan, dan menghindar dengan tempo yang lebih lambat daripada latihan mereka biasanya. Dan ada suatu ketika di mana Duke Alaric sengaja tidak menghindar dari serangan Sir Gareth dan membuat pipinya terasa panas.

"Lady Selena, mungkin Anda bisa memulainya dari sekarang. Lihat rekan Anda baru saja terluka," ujar Duke Alaric sedikit mengabaikan latihannya dengan Sir Gareth dan mengakibatkan dia menerima beberapa serangan lagi.

Semua Lady terkejut dengan apa yang baru saja mereka lihat, bagaiman Sir Gareth tetap memberikan pukulan sementara Duke Alaric menurunkan penjagaannya. Meski tidak merasakannya secara langsung, tapi mereka dapat membayangkan betapa sakitnya bagian tubuh Duke Alaric yang baru saja di serang.

"La-Lady Selena, Duke butuh bantuan dari Anda. Perut saya terasa nyeri saat melihat Duke mendapat serangan di sana," ujar Lady Ariadne kepada Lady Selena. Namun betapa terkejutnya dia saat melihat Lady Selena hanya mematung dengan mata yang menatap getir kedua pria yang saling memberikan serangan.

Banyak sekali pertanyaan di dalam kepala gadis itu. Bagaimana dia harus memulainya? Bagaimana caranya? Di situasi yang setegang ini, tubuhnya enggan untuk bergerak! Jika dia saja enggan bergerak, bagaimana dengan kekuatannya? Kekuatan penyembuhan miliknya.

Sementara itu Duke Alaric menunggu kekuatan penyembuhan itu menyelimutinya, menyembuhkan lukanya, dan memberikan tenaga tambahan. Menunggu dan terus menunggu, tapi hal itu tidak terjadi. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Lady Selena?

"Du-Duke, haruskah kita berhenti? Lady Selena tidak terlihat begitu baik." Sir Gareth sedikit melirik ke arah para Lady dengan sedikit khawatir, nampaknya pria itu juga menunggu Lady Selena melakukan sesuatu. Memutuskan untuk berhenti, Duke Alaric dan Sir Gareth bergabung dengan para Lady dan sepertinya suasananya tidak cukup bagus.

"Ti-tidak bisa ... saya tidak bisa ...." Lady Selena terus bergumam dengan wajah pucat dan keringat dingin yang mulai bermunculan di dahinya. Tubuhnya ditopang oleh Lady Ariadne.

"Duke Alaric!" Lady Ariadne menatap pria yang baru saja namanya dia sebut dengan penuh rasa cemas, meminta pertolongan tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya.

Duke Alaric menatap gadis yang mulai gemetaran itu, dia menelan salivanya. Perlahan tangan besarnya itu meraih tangan milik Lady Selena, kemudian berkata, "Lady Selena, apakah ada masalah? Anda tidak perlu takut, Anda bisa melakukannya."

Namun tampaknya kata-kata yang baru saja Duke Alaric berikan itu memperburuk suasana dan membuat Lady Selena menepis tangan besar miliknya dan berlari dari rekan-rekannya. Kaki kecilnya itu terus berlari, secepat yang dia bisa. Berlari sejauh-jauhnya!

"Lady Selena!" teriak Lady Ariadne dan Lady Arabella bersamaan.

"Duke, Sir Gareth, bisa Anda berdua susul Lady Selena? Kami mohon!" pinta Lady Arabella segera.

"Baiklah. Sir Gareth, segera susul saya bersama dengan Lady Ariadne dan Lady Arabella." Dalam hitungan detik Duke Alaric sudah tidak bisa dijangkau oleh mata ketiga orang yang tersisa.

Pria itu mengikuti Lady Selena dan saat Lady Selena mulai berhenti berlari dan terengah-engah kehabisan napas, Duke Alaric sedikit menjaga jaraknya dan memilih bersembunyi sebentar. Melihat gadis itu dari kejauhan selama beberapa saat.

"Tidak bisa ... sa-saya tidak bisa. Saya tidak bisa ibu ...."

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang