Bab 12 : Baron Reginald

20 14 14
                                    

Lady Selena tidak tau apa yang sedang terjadi, yang pastinya sekarang ada sedikit keributan. Kereta kuda melaju masih sama seperti malam tadi, sangat cepat. Kedua lengannya yang melingkar di bahu kedua rekannya yang sedang tertidur pulas pun mengerat.

"Tetap pada kecepatan ini sampai kita tiba di mansion Baron Reginald!" perintah Sir Gareth dengan suara yang kencang.

Tak lama kemudian laju kereta kuda tersebut melambat dan berhenti, mendengar betapa bersahabatnya percakapan antara salah satu prajurit dan seseorang yang lain sedikit menenangkan hati Lady Selena. Kini para kuda melangkah dengan santai, yang artinya mereka sudah sampai di dekat kediaman Baron Reginald.

Tok Tok

"Lady, apa Anda bisa mendengar suara saya?" tanya Sir Gareth di depan pintu kereta kuda.

"Sir, saya bisa mendengar Anda. Kita sudah sampai?" balas Lady Selena sembari membangunkan Lady Ariadne dan Lady Arabella yang masih tertidur. Begitu mereka sudah benar-benar bangun, pintu kereta terbuka dan sesosok pria dengan rambut yang mulai beruban menyambut kedatangan mereka. Pria itu adalah Baron Reginald. Dia memandu setiap tamu dari ibukota dengan sigap.

Baron Reginald sudah menugaskan pelayan untuk melayani setiap tamu yang datang. Begitu tiba di kamar dan merebahkan diri, seorang pelayan muncul dan memandu ketiga Lady tersebut untuk berendam, menghilangkan rasa penat mereka. Setelah selesai, mereka berkumpul di kamar Lady Ariadne.

"Ini perjalanan paling gila yang pernah saya alami." Lady Arabella membuka mulutnya, mengangkat topik terhangat untuk mereka bertiga. Perjalanan yang biasa di tempuh beberapa hari mereka tumbuh hanya dalam hitungan jam.

Lady Ariadne yang berada di depan cermin hanya melirik, dia lanjut mengeringkan rambutnya yang masih basah sembari berkata, "Entahlah, orang-orang sangat bekerja keras. Itu seperti sihir yang luar biasa! Kita menutup mata dan saat membukanya, kita sudah berada jauh berkilo-kilo meter dari tempat kita bermula."

"Benar sekali! Setelah kita menyusul Lady Selena untuk tidur, mereka .... Tunggu, baru kali ini saya cepat terlelap. Biasanya saat saya sudah mengantuk dan berada di tempat tidur, saya merasa terjaga tapi hanya untuk beberapa menit." Lady Arabella menatap kedua rekannya secara bergantian dengan tatapan penuh kecurigaan.

Gugup dan merasa bersalah, Lady Selena hanya menatap lantai. Sebagai seseorang yang tau apa yang terjadi, dia tidak bisa mengatakan apapun. Apalagi saat Duke Alaric sudah memberinya sebuah perintah dan itupun telah menjadi rahasia diantara mereka.

"Lady Selena, mungkin Anda tau kenapa?" tanya Lady Arabella melihat Lady Selena yang tak bergeming.

Akan tetapi sebelum gadis itu menjawab, Lady Ariadne sudah mendahului dirinya. "Kukis!" katanya tiba-tiba berhasil membuat jantung Lady Selena berdetak lebih kencang.

"Itu pasti karena Kukis yang diberikan oleh Duke Alaric sangat enak! Saya pernah tertidur saat makan Kukis sewaktu masih kecil, lalu saya dilarang untuk makan camilan itu untuk beberapa hari oleh ayah saya."

Lady Arabella pun mulai menganggukkan kepalanya setuju. Itu masuk akal juga! Dan Lady Selena bisa bernapas lega, dia selamat dari situasi yang tidak pernah dirinya bayangkan. Beruntung sekali kedua rekannya itu tidak menebaknya dengan tepat.

Warna langit mulai berubah, suhu udara pun mulai menghangat. Meski tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Duke Alaric, tapi mereka tiba dengan selamat. Ya, mereka tiba di saat matahari mulai terbit.

Selagi ada waktu sebelum sarapan dimulai, Lady Selena menyempatkan diri untuk mengecek barang-barang yang dikirim oleh Ratu Isabelle. Selain barang-barang yang diambil di toko olehnya, Ratu  Isabelle juga menambahkan barang-barang tambahan.

Tanaman herbal. Awalnya kegiatan amal di wilayah Baron Reginald adalah penghijauan berhubung terdapat sebuah hutan di dekat wilayah itu. Setiap tahunnya beberapa pohon yang ditandai akan ditebang dan akan ada penanaman kembali. Namun gampaknya acara kali ini akan sedikit berbeda.

Selesai mengecek semua barang, Lady Selena menuju ke ruang makan di mana Baron Reginald sudah menunggu tamu-tamunya dengan hidangan yang hangat dan juga lezat.

"Selamat datang tamu-tamuku yang berharga! Mari duduklah dan nikmati sarapan pagi ini dengan hati gembira!" sambut Baron Reginald dengan wajah berseri.

"Ayah, kecilkan sedikit suara Ayah. Ayah bisa membuat telinga tamu-tamu Ayah sakit dan berakhir-"

"Cukup Ariadne, Putriku. Harusnya kamu memeluk Ayah erat-erat dan berkata 'Ayah, saya merindukan Anda!'" Baron Reginald memotong perkataan Lady Ariadne. "Sepertinya ada yang kurang," ujar Baron Reginald menatap seluruh tamunya. "Saya dengar, Mesin Perang Eldoria akan datang. Apa saya salah?"

Sir Gareth menghadap Baron Reginald dan membungkukkan badannya. "Mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda, Baron Reginald. Dalam perjalanan kami ada sedikit masalah, Duke memerintahkan saya untuk tetap melanjutkan perjalanan. Saya rasa beliau akan datang sebentar lagi bersama dengan seorang prajurit yang membantunya," ujar Sir Gareth dengan hormat.

Sementara itu Baron Reginald mengelus janggutnya setelah mendengar hal yang dilaporkan oleh Sir Gareth. "Memang ada hal yang seperti itu, hal yang lumrah, tapi tidak cukup lumrah jika yang mengganggu kalian adalah kekuatan dari dia," gumamnya. "Apapun itu, Duke akan datang dengan selamat!"

Mereka pun mulai menyantap sarapan mereka masing-masing dan ketika hari sudah mulai siang, Lady Selena bersama dengan rekan-rekannya dan juga beberapa ahli ramuan lain mulai mengurus anak-anak di balai pemulihan. Mereka meramu tanaman herbal dan memberikannya kepada anak-anak yang terkulai lemas di atas ranjang.

"Hati-hati, minumlah pelan-pelan supaya tidak tersedak."

"Aku akan memberikan permen jika kamu berhasil menghabiskan semuanya."

"Jika ingin bermain bersama temanmu, kamu harus sembuh terlebih dahulu."

Lady Selena, Lady Ariadne, dan Lady Arabella bekerja sama untuk mengurus semua anak-anak, mereka berhasil membujuk anak-anak itu untuk meminum ramuan dari tanaman herbal yang mereka bawa. Dan di tengah hari yang terik, dua ekor kuda berlari dengan kencang membuat debu berterbangan.

"Siapapun sembuhkan luka Thomas!" Suara yang sudah dikenal oleh Lady Selena itu menggema di telinganya. Lady Selena segera bangkit dan mendekat ke sumber suara. Wajah yang tergores dan darah yang menodai pakaian pria itu membuat mata Lady Selena membulat.

"Duke Alaric, bagaimana Anda bisa seperti ini? Apa yang terjadi?!" tanyanya dengan panik sembari membantu membawa tubuh Thomas, prajurit yang dimaksud oleh Sir Gareth tadi pagi.

"Cepat sembuhkan lukanya saja sebelum dia kehabisan banyak darah. Anda bisa melakukannya bukan?"

"Tentu!" jawab Lady Selena dengan sigap. Setelah membarinhkan tubuh sang prajurit, Lady Selena mulai menyembuhkan luka yang menguras darah cukup banyak. "Saya hampir selesai," ujarnya.

"Bagus, pastikan dia baik-baik saja."

The Duke's Restful HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang