TM 20. Turis Kesasar

13 1 0
                                    

Hallo yorobun! Happy Reading 💜

'
S

eorang pria duduk dengan gelisah di dalam mobil, netranya terus mengawasi sekitar mencari sesuatu yang menarik hatinya.

"Mengapa dia lama sekali?" beo nya pada sang sopir.

"Sepertinya nona Libea singgah ke suatu tempat terlebih dahulu, Tuan." Jawabnya.

"Bagaimana dengan Brick dan Eras?" Paman Lee Hoon menyerahkan ponselnya yang terpampang gambar Libea tengah keluar dari supermarket.

"Jadi wanita ku berbelanja dulu? Paman Lee, bukankah menyenangkan jika aku menemani nya berbelanja? Membawakan barang belanjaan nya dan Libea ku bertanya tentang pendapat ku." Suga menggunakan bahasa Korea nya, membayangkan kehidupan yang ia inginkan.

"Benar Tuan, jadi jangan menunda lagi. Cepat temui nona Libea sebelum pria lain mendahului Anda."

"Tentu saja aku tidak akan membiarkan Libea ku jatuh pada pria lain. Setuju atau tidak, dia harus bersamaku!" aura yang dikeluarkan Suga terlihat mendominasi.

Paman Lee Hoon tersenyum akan hal itu. Ternyata menjadi Idol tidak selamanya buruk. Mereka masih bisa mengekspresikan perasaannya akan tetapi harus selalu berhati-hati. Semua harus lah sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan dan untuk Suga sendiri ia tentu saja melewati porsinya.

Suga member tertua ke dua dalam group band BTS, akan mengejar cinta nya secara brutal dan ugal-ugalan. Suga akan menghalalkan semua cara agar wanita yang berani memikat nya itu jatuh pada pelukannya.

"Tuan, bukankah itu nona Libea?" Suga yang tengah tersenyum dengan pikirannya langsung menatap kaca jendela.

"Mengapa kau baru bilang sekarang?" Suga kelabakan mencari masker dan topi nya.

Secepat kilat ia keluar dari mobil begitu selesai dengan penyamaran wajahnya. Jangan lupakan tas punggung yang berisi bungkus-bungkus bekas pakaian dan barang-barang nya yang lain, hal ini tentu saja berguna sebagai penunjang penampilan nya.

"Semoga berhasil Tuan," Suga mengangguk sekilas dan berlalu setengah berlari mengejar Libea yang sudah berjalan lumayan jauh.

"Halo permisi," Suga menepuk bahu Libea dengan pelan, membuat sang empu langsung terjaga waspada.

"Iya?" Libea menatap bingung lalu memindai penampilan Suga yang menurutnya mencurigakan.

"Siapa ya?" tanya Libea saat tidak mendapati jawaban dari Suga yang saat ini begitu terpanah dengan kecantikan wanita tersebut.

"Anda siapa ya?" tanyanya sekali lagi.

Libea semakin meningkatkan kewaspadaan nya, terlebih ia mengingat jika akhir-akhir ini ada seseorang yang gencar mengintainya.

"O-oh hai. Saya turis, Nona."

"Turis?"

"Ya, saya turis kesasar." Libea terdiam mengerutkan keningnya.

"Em, saya. Saya dari Jepang, Nona. Tapi, tidak tau mengenai daerah ini dan sepertinya saya salah jalan." Sambung Suga dengan cepat.

Ia hanya takut, takut jika gadis di depannya ini mencurigai nya dan malah meninggalkan nya. Sungguh mimpi buruk bagi dirinya.

"Dari Jepang?"

"Ya," Suga mengangguk yakin.

"Tapi bahasa Indonesia Anda sangat bagus." Suga terdiam seketika. Ia bingung, pikirannya tiba-tiba tidak sinkron.

"Tapi sekilas Anda memang mirip orang-orang sana," sambung Libea yang tidak bisa melihat Suga secara keseluruhan.

Hanya sedikit matanya yang terlihat di sela-sela topi. Sepertinya pria di hadapannya ini memiliki style yang hampir sama dengan Libea, suka menyembunyikan wajah nya dan tidak suka dikenali oleh banyak orang.

"Haha benar," Suga tertawa garing.

Libea tersenyum sekilas, ia tengah memikirkan sesuatu. Sambil melihat arloji di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore kurang sedikit.

"Apa Anda membutuhkan bantuan, Tuan?"

"Ya. Aku sedikit bingung dengan jalan sini. Bisakah aku bertanya-tanya sedikit?" di balik maskernya, Suga menggigit bibir tipisnya.

Sekali lagi ia takut jika wanita nya menolak dan menganggap dirinya aneh.

"Hm tentu. Sepertinya mengobrol di taman samping kampus lebih enak," Suga mengangguk semangat.

Ternyata wanita nya tidak buruk seperti yang ia pikirkan. Libea sangat ramah dan manusiawi. Bibirnya pun berkedut menahan senyuman, Suga sungguh berbunga.

"Mari," Libea menunjukkan jalan menuju taman kampus dengan Suga yang berjalan di sampingnya.

"Oh ya, siapa nama mu?" Libea berusaha berbicara sedikit santai, ia mengubah gaya bahasanya.

"Nama ku?" ulang Suga pelan. Libea mengangguk penasaran.

Sial ia lupa menyiapkan nama samaran.

•••••
Next Story Cintah

Hanya cuplikan singkat, selanjutnya hanya di pdf tamat guysss🥰

The Moonlight || SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang