TM 26. Menjadi Kekasih ku

19 2 0
                                    

Hallo yorobun! Happy Reading 💜

'
Suga yang tengah membantu Libea berkemas secara tidak sengaja melihat lemari yang dipenuhi foto-foto BTS dan ada satu bagian yang khusus dipenuhi oleh foto dirinya.

Dengan perasaan berbunga-bunga, Suga secara diam-diam memotret nya dan tersenyum senang.

Sesaat kemudian ia mengingat sesuatu dan lekas mengetik di ponsel pintarnya tersebut. Senyum nya semakin merekah saat pesan singkat nya mendapat balasan.

"Turo," Libea yang berada di luar memanggil Suga dengan pelan.

"Hm ya," Suga hendak keluar. Namun netranya melihat dua buket bunga yang sudah mengering, sebelum akhirnya berlalu melihat Libea yang sudah siap dengan beberapa koper barangnya.

"Apa yang di dalam sudah semua?" Turo mengangguk mengiyakan.

"Tapi sepertinya kamu melupakan foto BTS mu."

"Oh astaga! Iya kah? Duh para suamiku!" Libea kembali masuk ke dalam kamar kos nya dan melihat foto foto BTS yang masih tertempel sempurna di lemari bekas pakaiannya.

Libea menghela napas berat. Mau bagaimana pun ia telah menghuni bangunan mungil ini selama kurang lebih empat tahun.

Belum terpikirkan jika dirinya akan pindah secepat ini.

Entah mengapa ibu kos nya begitu tidak berbelas kasih.

Tidak ingin semakin menambah sesak, Libea lekas melepas foto foto BTS dan menjadikan nya satu. Ia mengamati sekeliling kamar kos nya itu sekali lagi dan menemukan dua buket bunga kering yang menyita perhatian nya.

Libea serta merta membawanya dan keluar dengan berat hati.

"Terimakasih empat tahunnya," Libea mengusap pelan pintu kamar nya.

Dengan memeluk foto BTS dan dua buket nya, Libea menghampiri Turo yang sedang berdiri menunggunya.

"Sebanyak itu BTS mu?"

"Hm, BTS adalah jiwa ku." Guman Libea lesu.

Sekali lagi ia berat. Seharusnya masih ada dua minggu waktu jatuh tempo sewa kos nya itu.

"Sudah tak apa," Suga segera merangkul Libea yang sepertinya ingin menangis kembali.

Ia dengan lembut berusaha menyalurkan ketenangan melalui usapan kecil di lengan wanitanya tersebut.

"Bisa kita pergi sekarang?" tanyanya lembut.

Libea menarik napasnya berat lalu mengangguk pelan.

"Sebentar aku pesan taxi online dulu, barang ku terlalu banyak." Libea hendak menghidupkan ponsel nya namun dengan cepat Suga menggeleng mencegah.

"Aku sudah memesannya. Mungkin sebentar lagi sampai,"

"Kamu bisa pesan taxi online?" Suga mengangguk ringan.

"Bag-,"

"Itu dia," Suga menunjuk sebuah mobil sejuta umat kaya yang biasa ditumpanginya saat menguntit Libea.

"Kamu yakin itu taxi nya Turo?"

"Ayo!" Suga membawa dua koper itu sekaligus, membuat Libea benar-benar terharu akan teman turisnya ini.

"Dengan Tuan Turo?" Suga mengangguk dan sopir taxi online tersebut dengan cekatan membantu Suga memasukkan koper Libea ke dalam bagasi mobil.

"Hati-hati Be," Suga meletakkan tangan nya di atap pintu.

Ia menyuruh Libea agar masuk ke dalam saja, membiarkan sopir taxi itu membereskan kopernya sendirian.

"Tujuan kita Apartemen Residence Glam ya Tuan?"

"Benar." Jawab Suga singkat. Ia menatap layar kaca depan dengan saksama.

"Residence Glam?" ulang Libea sembari menoleh menatap Turo tidak percaya.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dirinya yang upik abu ini tinggal di apartemen bergengsi itu? Ia harus menjual apa untuk mengganti biaya sewa nya?

Bahkan menguras tabungan miliknya yang tidak seberapa itu tidak akan cukup.

•••••
Next Story Cintah

Part selanjutnya ada di pdf tamat seharga Rp. 15.000 saja ya dearr

The Moonlight || SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang