TM 14. Inisial SG

17 2 0
                                    

Hallo yorobun! Happy Reading 💜

'
Dengan membawa buah tangan, Nacha berjalan tergesa-gesa menuju kamar inap dimana sang sahabat berada. Ia cukup penasaran dengan hal ini, sangat penasaran malah.

"Pagi Libea," Nacha membuka pintu dan mendapati temannya yang sibuk mengupas buah apel.

"Nacha? Kamu dateng sepagi ini?" Libea tidak menyangka dan sangat terharu akan temannya.

Padahal baru semalam dirinya memaksa Nacha agar pulang dan kembali datang esok siannya. Namun ini? Masih pukul 7 pagi kurang dan Nacha sudah berada di kamar inapnya.

"Hehe, gue rindu sama lo." Alibinya.

"Ngadi-ngadi ya kamu Cha." Sahut Libea mengundang gelak tawa Nacha.

"Tau aja lo, hahaha." Libea pun terlihat memberengut.

"Oh iya, sekali lagi gue minta maaf ya Lie." Libea mengerutkan keningnya.

Ia bingung, kenapa temannya lagi lagi mengucapkan maaf pada nya. Bahkan dari semalam Nacha juga terus menyisipkan kata tersebut.

"Kamu kenapa sih Cha? Aku nggakpapa ini sumpah,"

"Pokoknya gue minta maaf. Gue maksa kali ini."

"Ya kamu minta maaf kenapa? Orang nggak ada salah juga."

"Salah gue banyak Lie. Gue nggak bisa jagain lo dengan baik."

"Ha? Maksudnya gimana?"

"Jujur sama gue, waktu gue ke Korea lo dibully lagi kan sama si jahanam Jaldrean?" Nacha mendekati Libea. Ia menatap intens pada temannya itu.

"Jujur aja Lie," Nacha kembali mendesak Libea dirasa wanita ini masih tetap diam, enggan membuka suaranya.

"Aku nggakpapa Cha, beneran. Aku bisa ngatasin kok," Libea tersenyum berusaha meyakinkan Nacha bahwa dirinya baik baik saja.

"Untuk kali ini gue percaya Lie. Lo bisa jaga diri baik-baik. Tapi, sayangnya gue nggak suka. Kenapa sih?" Libea menatap cemas pada Nacha. Ia takut mengecewakan temannya itu.

"Kenapa nggak lo bonyokin aja tuh muka si Jaldrean, paling enggak buat tuh bibirnya peyot!" sambung Nacha menggebu-gebu.

"Hahaha, kamu ini ada-ada aja Cha. Kalau aku buat tampang jeleknya buruk rupa, kasian ntar ceweknya. Pasti ilfil,"

"Alah tampang pas-pas an biarin ajalah. Toh si kunti Juliane juga sama aja. Gara-gara dugong satu itu, lo jadi tidur disini. Gue nggak terima, bener-bener nggak terima." Libea tidak bisa menahan senyumnya lagi.

"Udah, nggakpapa Cha." Sahutnya yang merasa cukup terhibur dengan perkataan Nacha.

"Gue nggak bisa tenang Lie. Apalagi lo pernah dilabrak kan sama cabe-cabe an nya si Raven itu?" Libea terdiam seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa lo nggak ngomong sih? Tau gitu, nggak gue restuin kakak gue buat deketin lo. Si sandal jepit itu terlalu mempermainkan lo," Nacha dengan kesal mencomot apel yang berada di piring Libea.

The Moonlight || SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang