TM 15. Mengejar Pujaan Hati

21 2 0
                                    

Hallo yorobun! Happy Reading 💜

'
3 hari setelah Libea dinyatakan sembuh dan boleh pulang, kini gadis itu sudah kembali aktif pergi ke kampus meskipun dengan keterbatasan di tangannya.

Libea tidak ingin beristirahat atau mengambil cuti barang sejenak, jadw skripsi saat ini sudah di depan mata dan dirinya tentu saja ingin wisuda tepat waktu.

"Akh akhirnya judul ku di acc!" begitu keluar dari ruangan dosen pembimbing nya, Libea dapat menghela napas dengan lega.

Judul skripsi yang ia ajukan, diterima baik oleh sang dosen. Dan mulia saat ini Libea sudah dapat menyusun tugas akhir perkuliahannya.

"Oh ya, dimana ya Nacha? Apa dia udah berangkat?" Libea sempat bertukar janji dengan Nacha yang meminta tolong padanya.

"Apa aku telfon aja?" Libea berjalan perlahan menjauhi ruangan para dosen.

Ia tidak mau berlama-lama di ruangan yang terasa mencekik itu. Lebih baik ngadem di taman kampus bukan?

Baru saja kaki nya menyentuh area taman kampus, sudah lumayan jauh dari gedung dosen, Libea tanpa sengaja mendengar bisik-bisik beberapa mahasiswi yang lewat.

Karena penasaran, Libea pun sedikit mencuri dengar dan memperlambat langkah kakinya.

"Iya, aku denger sih si Juliane udah dikeluarin dari sini."

"Demi apa? Siapa yang berani depak ratu bully?"

"Bukan nya temennya itu punya power disini? Kan Tasaneruth milik keluarganya."

"Bener juga."

"Eh tapi, aku denger bukan Nacha yang ngeluarin tuh anak."

"Hust jangan sebut merek!"

"Duh keceplosan gue! Tapi bener ini,"

"Terus siapa lagi kalau bukan anak pemilik kampus?"

"Gue nggak tau. Yang jelas dia juga punya power tapi bukan dari kalangan Tasaneruth. Denger denger nya gitu sih,"

"Diam diam bahaya juga ya tuh anak,"

Itulah percakapan yang Libea dengar terakhir sebelum para komplotan itu pergi menjauh. Kali ini ia sedikit beruntung karena tidak ada yang mengenali.

Dengan rambut panjang yang terurai dan topi yang hampir menutupi separuh wajahnya, membuat Libea terlihat tidak mencolok.

"Apa bener Juliane udah keluar? Kalau iya aku bersyukur banget. Dengan begitu nggak ada yang bakal jadi korban bully lagi disini." Batin Libea merasa lega.

Ia tidak masalah jika dirinya lah yang dibully, tapi sayangnya wanita itu tidak hanya menjadikan Libea tumbal. Melainkan ada banyak mahasiswi maupun mahasiswa yang terkorban.

"Lie," seseorang memanggil Libea yang hendak duduk di kursi taman.

"Lo, kenapa?" Libea menoleh sesaat kemudian mendudukkan dirinya dengan santai.

"Gimana keadaan lo? Maaf sekali lagi buat kejadian kemaren," Libea menatap Jaldrean dengan skeptis lalu tersenyum pelan.

"Gue nggakpapa. Tenang aja, gue juga maaf ya. Gara-gara gue cewek lo jadi didepak dari sini." Ucap Libea yang perlahan mulai memaafkan pria absurd di depannya ini.

The Moonlight || SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang