TM 25. Pelukan Suga

18 1 0
                                    

Hallo yorobun! Happy Reading 💜

'
Selesai dengan luka nya, Libea menyuruh Suga agar lekas kembali ke hunian nya.

Namun turis abal-abal itu justru menolak dan ingin mengantarkannya pulang.

Di malam yang semakin larut, Libea tidak memiliki tenaga lagi untuk mendebat pria satu ini. Ia akhirnya pasrah dan membiarkan Turo mengantarnya pulang.

"Nanti pulang mu bagaimana?" tanya Libea di sela-sela langkah mereka melewati jalan jalan gang kecil.

"Aku bisa pulang sendiri Libea. Aku hanya turis, bukan anak kecil." Libea mengangguk, benar juga.

Ia pun terdiam, keheningan menyapa mereka hingga tak berselang lama tibalah dua makhluk yang saling berbeda ini di depan pagar kos milik Libea.

Gadis itu langsung melotot terkejut saat melihat barang-barang miliknya sudah berhamburan di luar.

"Tunggu!" Libea berlari mencegah pemilik kos nya yang hendak membuang sebuah foto di figura.

"Ah akhirnya kau pulang juga Lie. Cepat bereskan barang mu! Disini ada yang mau menyewa lagi,"

"Hah? Ta-tapi Bu, bukankah jatuh tempo saya belum berakhir? Saya juga sudah membayar biaya sewa nya untuk bulan ini. Saya tidak menyalahi aturan kos Anda. Mengapa Ibu dengan seenaknya mengusir saya?" Libea berusaha mempertegas suasana.

"Hey ingat ya Libea! Kos ini milik saya, jadi terserah saya mau menyewakan pada siapa. Cepat kemasi barang-barang mu!" ibu ibu rempong pemilik kos itu dengan galak nya mendorong Libea hingga gadis tersebut nyaris jatuh.

Beruntung Turo yang sebenarnya adalah Suga langsung menahan tubuh ringkih wanita nya.

Di balik masker yang setia menghiasi wajah tampan nya, Suga tengah mengetatkan rahangnya. Matanya menatap tajam pada ibu ibu setengah baya yang berpenampilan menor tersebut.

"Oh kau pacarnya? Baguslah! Cepat bantu dia berkemas! Kos ini harus sudah steril karena besok ada pemilik baru nya." Ibu kos sinting itu mengibaskan kipasnya dengan angkuh.

"Akan ku pastikan bangunan mu ini rata dengan tanah! Sialan!" batin Suga yang mengumpat menggunakan bahasa Indonesia lancar nya.

"Apa? Kamu nggak terima sama saya?" Ibu kos itu menunjuk Suga dengan kipas nya.

"Ibu sudah cukup! Saya akan pergi malam ini juga." Ucap Libea berusaha tegar.

"Baguslah! Ingat cepat bereskan barang mu! Nanti akan saya cek lagi," Libea menyingkir memberikan jalan pada wanita dengan poni tiga di dahinya itu.

Namun lagi dan lagi, sepertinya ibu kos nya ini sudah gila. Wanita itu dengan sengaja menyenggol lengannya.

Dalam diam Suga yang tidak melepas rangkulan tangannya, ingin sekali menarik sanggul palsu di kepala sombong nya.

Mengapa ada wanita songong di dunia ini? Terlebih usianya bahkan sudah tidak muda lagi. Ingat kan Suga untuk membuat pelajaran padanya.

"Ehm, makasih Turo. Maaf membuat mu mendapat perlakuan yang tidak mengenakan ini." Ucap Libea sembari menatap tidak enak pada teman turinya itu.

"Tidak, bukan masalah besar. Ayo aku akan membantu mu berberes!" Libea menggeleng cepat.

"Tidak tidak. Ini sudah malam, kamu bisa pergi pulang Turo." Kini giliran Suga yang menggeleng.

"Tidak Libea, aku akan membantu mu. Mengenai tempat tinggal, kamu bisa menempati hunian ku untuk sementara waktu."

"Tidak Turo. Itu berlebihan. Aku bisa mengatasinya sendiri. Sebentar, aku akan menghubungi sahabat ku dulu." Libea segera mencari ponselnya dan langsung menelepon Nacha.

Lama panggilan itu terhubung, namun berkali-kali gagal. Libea kembali berusaha menelepon nomor Nacha sekali lagi.

•••••
Next Story Cintah

Part berikutnya hanya ada di pdf tamat dearr, dengan harga Rp. 15.000 sajaa

The Moonlight || SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang