TM 27. Berita BTS

19 2 0
                                    

Hallo yorobun! Happy Reading 💜

'
Sesuai dengan kesepakatan, tepat pukul sepuluh malam Libea bersama teman asingnya Turo pergi meninggalkan apartemen. Meski waktu dirasa sangat malam, namun suasana di kota masih sangatlah ramai.

Banyak muda mudi yang menghabiskan waktunya di kafe pinggir jalan, sekedar mengopi atau mencari makanan. Hal ini seperti yang nampak dilakukan oleh Libea juga Turo.

Duduk santai di atas kursi rooftop sebuah kafe dengan meja kecil di hadapannya. Juga sudah ada beberapa camilan yang dipesan Libea dan masing-masing segelas kopi.

"Kesukaan mu americano bukan?" Turo mengangguk.

Pemuda itu kini berpenampilan berbeda. Tidak lagi mengenakan topi, namun masih tetap memakai masker.

"Beneran tidak mau makan sekalian?"

"Tidak. Aku sudah kenyang, kamu pesan lah makanan. Sepertinya belum makan kan sejak tadi?" Libea menggeleng sembari tersenyum.

"Aku tidak lapar juga," sahut Libea pelan.

Gadis ini sedikit muram, bila diperhatikan secara jeli. Akan tetapi senyum di wajahnya senantiasa terpantri indah.

Sepertinya Libea mencoba terlihat baik-baik saja.

Dengan Turo yang di sebelahnya memandang lekat ke arahnya, membuat dirinya merasa sedikit was-was.

"Apa kamu baik-baik saja Be?" Libea mematung sejenak sebelum berbalik menatap Turo di sampingnya.

"Hm, sangat baik. Berkat kamu, aku sangat baik." Ucapnya tulus.

"Ya aku berharap seperti itu," Libea tersenyum lalu mengalihkan pandangan nya menatap hamparan jalan raya yang dilalui beberapa kendaraan yang hilir mudik layaknya pikiran Libea sekarang ini.

Sambil meminum vanilla latte nya dengan pelan menatap langit-langit angkasa, Libea menerawang jauh.

"Oh, bintang nya banyak!" gumannya yang langsung disambut oleh Turo.

Pria itu lekas ikut menatap ke atas dan benar langit terlihat sangat indah malam ini.

"Itu di langit. Tidak perlu jauh jauh, di sebelah ku saja juga ada bintang."

"Hm?" Libea menatap Turo dengan bingung.

"Kamu. Kamu bintang ku." Libea tidak bisa menahan senyum nya lagi.

Bahkan mungkin ke dua pipinya bersemu memanas. Mengapa ia jadi mudah tersanjung?

"Pipi mu merah," celetuk Turo membuat Libea dengan keras menutupi wajahnya, malu.

"Aku suka melihat pipi mu memerah Be,"

Deggg... Deggg... Deggg...

Libea memejamkan matanya. Astaga! Bahkan jantungnya ikut meledak-ledak di dalam.

Sepertinya Turo adalah pria manis yang suka menggombal dan sayang nya ia ikut terbawa arus.

Bagaimana ini? Pikirannya kembali bergelut memikirkan Turo.

Haruskah ia menjawabnya sekarang? Ataukah nanti, tapi sepertinya memang harus sekarang.

Bukankah ini termasuk hal mudah? Cukup katakan saja, 'aku mau menerima tawaran mu untuk menjadi kekasih mu', mudah bukan?

Iya itu pilihannya dan Libea harus mengutarakan nya sekarang. Turo sudah amat sangat berjasa di kehidupan nya, membantunya dan sepertinya pria itu juga pria yang baik bertanggung jawab.

Oke sekarang mari katakan saja.

"Turo," sang empu yang dipanggil langsung menoleh dengan cepat.

Pria itu sangat sangat bersemangat jika menyangkut tentang dirinya.

"Aku-,"

Drttt... Thringsss... Drttt...

Libea melihat ponselnya yang kebetulan berada di atas meja. Alat komunikasi tersebut berdering tanpa henti, membuat Libea urung mengutarakan maksudnya.

Gadis ini dengan raut sedikit sungkan memeriksa ponselnya terlebih dahulu, barangkali ada hal penting yang sangat mendesak.

Meskipun urusannya saat ini juga terbilang penting, namun ia mencoba berpikir luas.

"Apa? BTS mau wamil?" Libea cukup terkejut begitu melihat ponselnya.

•••••
Next Story Cintah

Next part ada di pdf tamat ya dearr, cukup Rp. 15.000 kalian udah bisa nikmatin ke haluan ini!!

The Moonlight || SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang