TM 2. Menitip

44 3 0
                                    

Hallo yorobun! Happy Reading 💜

'
Pagi pagi sekali seorang gadis dengan blouse sederhana, celana jeans dan sepatu sneaker putih lusuhnya, sudah berdiri di depan pagar yang menjulang.

"Mau cari non Nacha ya Mbak?" penjaga gerbang yang kebetulan melihat kedatangan Libea pun bergegas menghampiri.

"Eh Pak Muh, pagi Pak." Sapa Libea yang dibalas senyuman ramah.

"Mari saya antar ke dalam Mbak,"

"Terimakasih Pak." Libea serta merta mengikuti langkah kaki pria sangar itu.

Meskipun sudah berulang kali berkunjung ke kediaman Tasaneruth dan pastinya sudah menghafal seluk beluk baik jalan maupun ruangan, namun pria yang berjaga di rumah mewah ini masih tetap memperlakukan nya dengan baik.

Mengantarkan Libea hingga bertemu dengan nona rumah yang entah tidak tau pasti keberadaan nya dimana.

"Permisi Nona Nacha," sang empu menoleh dan mendapati Libea yang berdiri di belakang satpam rumahnya.

"Ah Libea tersayang gue!" Nacha memekik senang. Ia buru-buru bangkit memeluk sahabatnya.

"Gue kangen banget sama lo Lie!" sambungnya.

"Ih Nacha, kita kan tiap hari ketemu." Libea berusaha melepaskan pelukan maut tersebut. Ia merasakan badannya semakin sesak di rangkulan temannya.

Nacha dengan tinggi 165 cm dan Libea yang hanya 156 cm. Sungguh mungil layaknya botol kemasan mini.

"Eh iya juga ya, kenapa gue alay banget?" Libea mendengus lelah.

"Oh ya, ini barang titipan ku. Tolong berikan ke calon suami ku ya Cha," Nacha mengambil paperbag hitam yang disodorkan Libea.

"Calon suami lo? Itu calon suami gue juga." Nacha tertawa genit.

"Mana bisa gitu?" protesnya.

"Bisalah. BTS masih menjadi milik kita bersama dude!" seru Nacha.

"Ya ya, yang normal ngalah deh." Nacha menoleh cepat menatap sahabatnya dengan jengkel.

"Lo ngatain gue nggak normal berarti?"

"Lah, emang sejak kapan lo normal Nacha?" dua manusia itu mengalihkan pandangannya, menatap sepasang sepatu mengkilat yang perlahan mendekat ke arah mereka.

"Kak! Lo kenapa ikut-ikutan Libea sih? Mentang mentang suka, jadi berpihak ke Libea kan lo," sang empu yang namanya diseret-seret hanya bisa menghela napas lelah.

"Eh anu itu, gue-,"

"Kalau gitu aku langsung ke kampus dulu ya Cha. Makasih udah mau aku repotin," Libea yang tidak ingin terjebak di kerusuhan keluarga itu pun memilih untuk undur diri.

"Tuh kan, gara-gara lo sih Kak. Libea jadi pergi kan!" sentak Nacha kesal.

"Eh, kamu mau ke kampus Lie?" saudara Nacha, Raven Lucano Tasaneruth acuh pada sentakan gadis berpiyama itu.

The Moonlight || SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang