"Simple aja, kalo lo mau tau identitas asli gue, berarti lo udah siap buat mati pada saat itu juga."
—The Secret Female Mafia
๑๑๑
Click! Cha-chak! DORR!!!
Suara reload dan tembakan dari sebuah pistol terdengar dengan begitu keras hingga membuat warga sekitar menghampiri sumber suara tersebut yang letaknya berada di jalan buntu di antara dua gedung tinggi.
"Pftt," tawa kecil dari seseorang yang menghasilkan suara tersebut sambil memasang wajah menyeringai ketika melihat calon korban lainnya yang terus menghampirinya.
Dor dor dor!!
Suara tembakan lagi dan lagi terdengar, para warga yang menghampiri suara tersebut langsung tewas di tempat karena ditembakkan peluru secara langsung oleh 'seseorang' tersebut.
"Fiuh~" wanita itu meniup ujung pistol yang ada ditangannya menandakan keberhasilannya memberantas orang - orang yang menjadi targetnya.
"Rakyat jelata," ucap wanita itu remeh, kepada seluruh korban yang kini berserakan di jalan seperti layaknya sampah.
"If you think you can fight me?? that's wrong, you can't fight me because I will always be the winner," ucap wanita itu lagi sambil terus memuji dirinya sendiri yang merasa hebat itu.
"no one can match me," ucap wanita itu dengan sombongnya.
"Ha... haha.. haha... HWHAHAHAHAHAAHAHHA, stupid bitch. HAHA.. HAHWHAHAHAHAHAH," tawa jahat yang menggelegar di ruang terbuka yang kosong dan sepi, tak terdengar suara apapun selain tawa jahat dari wanita itu.
๑๑๑
Keesokan harinya, cuaca tak seperti biasanya, langit berwarna kelabu dan diselimuti oleh awan tebal hampir menutupi seluruh permukaan langit. Angin bertiup perlahan diiringi dengan suara petir bergemuruh menandakan bahwa kemungkinan hujan akan segera turun dan membasahi bumi.
"Pengumuman. Telah terjadi pembunuhan di belakang sekolah, pelaku meninggalkan jejak berupa peluru yang kelihatannya didaratkan tepat di kepala korban. Kasus ini masih diselidiki oleh pihak yang berwajib, karena hal ini seluruh siswa diharapkan berkumpul di lapangan sekarang juga," pengumuman telah terdengar yang berasal dari pengeras suara sekolah, seluruh siswa diintruksikan untuk segera menuju ke lapangan entah apa yang akan mereka lakukan.
"Kumpul di lapangan? buat apa deh??orang mendung begini cuacanya, palingan bentar lagi gerimis," tanya Ame yang kebingungan dengan apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyza - On Going
Подростковая литератураGadis sebatang kara, yang tak tau harus bagaimanakah ia menjalani hidupnya yang sudah tak berwarna itu sejak ibunda dan ayah tercintanya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Azalea Vyora Grizzellyn atau sering di panggil dengan sebutan Aza, gadis...