"Jika memang kau ditakdirkan untukku, maka aku akan memperjuangkanmu meskipun aku harus mati sekalipun."
-Baskara Emiliano Freitz
๑๑๑
"Sorry, gue ga bermaksud."
"Anjing lo ya." Ucap Aza kesal karena telah menunggu lelaki itu cukup alama dan ia baru menampakan dirinya di hadapan Aza sekarang, setelah 15 menit penantian Aza yang membuat dirinya terus berpikiran negatif, akhirnya kini ia dapat mendengar apa yang Revan ingin bicarakan.
"Za, maaf udah bikin lo nunggu lama.." Ucap Revan dengan wajah murung dan merasa tidak enak itu.
"Berisik, langsung aja ke topik yang mau dibahas." Ucap Aza yang kecewa.
"Za, seperti yang gue bilang tadi. Gue masih nyimpen perasaan yang sama ke lo dari 4 tahun yang lalu." Jelas Revan.
"Terus?" Sahut Aza.
"Gue yang dulu terlalu bodoh sampe-sampe nyia-nyiain cewe seunik lo." Jawab Revan.
"Kan emang, yang kaya gue di dunia ini ga akan ada 2." Ucap Aza dengan percaya diri.
"Tapi bener deh, lo itu beda." Ucap Revan menyetujui.
"Terserah apa yang mau lo bilang." Sahut Aza.
"Za, back to me?" Pinta Revan dengan mentalnya yang menciut itu.
"No." Jawab Aza dengan cepat.
"But, why??" Tanya Revan yang sakit hati.
"Siapa yang udah pergi tanpa pamit terlebih dahulu? ganti nomor tanpa ngechat lagi selama bertahun-tahun? terus tiba-tiba pacaran sama temen baik gue?" Pertanyaan terus dilontarkan oleh Aza dari mulutnya yang nyelekit itu.
"Gue, Za. Dan gue akuin, gue salah." Jawab Revan mengaku.
"Terus kenapa baru balik sekarang?" Tanya Aza.
"Gue... ga sanggup buat bilang, gue ga punya keberanian buat nyatain perasaan gue, gue terlalu egois, gue terlalu takut, gue ga bisa apa-apa Za." Jelas Revan yang tampak hampir meneteskan air matanya itu.
"Dramatis banget hidup lo. Cowok bukan?" Ucap Aza yang lagi-lagi membuat lelaki itu hampir meneteskan air matanya.
"Maaf..." Ucap Revan.
"Ya udah, udah selesai kan ngomongnya?" Tanya Aza.
"Za... jawabannya?..." Tanya Revan sambil menahan gadis itu.
"Gue pikir-pikir dulu." Jawab Aza.
"Oh iya, AZA!!" Panggil Revan.
"Apa lagi???" Jawab Aza yang sudah berada di ambang pintu.
"Inii... buat lo. Maaf ga seberapa." Ucap Revan sambil memberikan totebag yang entah apa isinya.
"Gue terima, tapi belom pasti gue juga terima pernyataan lo." Ucap Aza yang langsung pergi.
"Iya..." Jawab Revan yang masih termenung.
๑๑๑
Di lain sisi, Ara yang menemui Kenzie di rooftop pun sedang memperbincangkan hal yang tak pasti.
Kenzie tidak langsung masuk ke topik pembahasan, namun ia mencari topik untuk basa-basi terlebih dahulu dengan Ara, karena memang sepertinya ia tidak ingin momen-momennya dengan Ara cepat berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyza - On Going
Teen FictionGadis sebatang kara, yang tak tau harus bagaimanakah ia menjalani hidupnya yang sudah tak berwarna itu sejak ibunda dan ayah tercintanya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Azalea Vyora Grizzellyn atau sering di panggil dengan sebutan Aza, gadis...