That's You, Flora?

1K 96 7
                                    

Enjoy
_
_
_
_
_
_
_

Keheningan melingkupi seluruh ruangan kamar yang Freya tempati, seolah tidak ada nya kehidupan di dalam kamar itu. Tidak ada suara yang biasa terdengar di telinga Freya, bahkan suara angin dari luar kamar pun tidak terdengar sama sekali, yang terasa hanya kesunyian yang cukup mencekam, rasanya Freya ingin sekali perpindah dari ruangan kamar ini, namun keinginan nya tidak pernah terwujud kala merasa bahwa tubuhnya telah menempel dengan kasur yang ia tiduri.

Dalam keheningan itu, hanya terdengar suara nafas dari Freya sendiri, tidak ada hal-hal lain termasuk jam, ia tidak memiliki jam sama sekali di dalam kamarnya. Suasana ini membuat Freya pasrah, ia memejamkan matanya perlahan, merasakan keheningan yang begitu hebat, terdengar hanya suara dari nafasnya yang terus berhembus.

"Kangen kamu, Flo." Tiba-tiba saja Freya berucap, suara nya yang terdengar lirih dan begitu pelan, jika ruangan itu ramai, mungkin suara miliknya tidak akan terdengar. Dengan perlahan, Freya mulai memiringkan tubuhnya, menarik sebuah boneka yang berada di ujung kasur lalu memeluknya

"Foraa, kamu tau di mana Flora sekarang? Oh tidak tau, ya? Maaf.." Seakan boneka itu bisa berbicara, Freya memberikan nya pertanyaan, namun setelah itu ia pun meminta maaf karena menyadari bahwa boneka itu hanyalah benda mati

Keheningan kini berubah menjadi sebuah kesedihan, Freya memeluk dengan erat boneka bebek yang ia beri nama Fora, boneka itu adalah hadiah terakhir di hari ulang tahunnya, dan seseorang yang memberikan boneka itu adalah Flora sendiri, yang kini menghilang entah kemana, menyisakan rasa yang begitu sakit di benak Freya, merindukan gadis yang ia cintai.

Tiba-tiba Freya merasakan dada nya yang seolah diremas dengan kuat, nafasnya mulai terasa pendek dan berat, seperti ada benda yang menekan jantung nya dengan amat kuat, membuat nafasnya semakin tidak teratur. Mata nya mulai memanas, pandangan nya mulai kabur dikarenakan air mata yang menggenang, seakan air mata itu sudah siap untuk tumpah dan membasahi pipinya.

Di dalam diri Freya, perasaan yang telah begitu lama ia tahan, sekarang seakan memaksa untuk keluar, bahkan membuat nya tidak bisa menahan, hatinya begitu sakit seakan sebuah benda tajam menusuk hati nya berkali-kali. Freya mulai menangis, air mata nya benar-benar tumpah membasahi pipinya, ingin rasanya Freya menghentikan tangisan itu, namun nyata nya tidak bisa, saat ingin melakukan nya, rasa sesak semakin menyiksa, membuat Freya pasrah dengan apa yang sekarang ia rasakan.

"Floo.. kangen." Air mata Freya kembali tumpah kala menyebut nama gadis yang sangat ia rindukan sekaligus ia cintai, begitu lama Flora telah meninggalkan nya dalam kesunyian, rasa hampa yang ia rasakan lantaran gadis yang selalu menjadi penyemangat hidupnya tidak lagi ada bersama nya. Berbulan-bulan bukan lah waktu yang singkat, namun waktu di mana Flora mulai menghilang dari kehidupan nya

Begitu lama Freya menangisi gadis yang ia cintai, matanya yang membengkak dikarenakan menangis mulai terasa berat, setiap hembusan nafasnya masih tersendat, terpengaruh oleh isak tangis yang baru saja berlalu, dengan perlahan rasa kesedihan yang ia alami berganti menjadi rasa lelah yang amat. Mata nya yang basah mulai tertutup, dan dalam hitungan detik kemudian, Freya pun tertidur lelap, tertidur dengan sisa-sisa air mata yang masih menghiasi pipi nya.

**

Hari berganti pagi dan suasana tidak jauh berubah dari kemarin malam, masih dengan kesunyian yang menyelimuti Freya. Ia dengan separuh kekuatan nya mencoba mengangkat sendok yang berisi nasi dan mulai memasukan nasi itu kedalam mulutnya. Rasanya seperti ia tidak memiliki sepeserpun kekuatan, membuat Freya begitu lelet dalam menghabiskan sarapan nya.

OS FreFlo -Selesai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang