25

226 61 14
                                    

Sea mengerjapkan matanya, agak ragu untuk mengajukan pertanyaan yang sudah lama mengganggu pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sea mengerjapkan matanya, agak ragu untuk mengajukan pertanyaan yang sudah lama mengganggu pikirannya.

Dia menggigit bibirnya sejenak sebelum bertanya dengan suara yang nyaris berbisik, "Apa kamu menyukai Zayyan?"

Leo terdiam sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat. Tatapannya dingin, namun di balik itu ada sedikit keraguan yang sulit ditebak.

Sea mengamati perubahan di wajah Leo dengan gugup. Meski dia berusaha terlihat tenang, hatinya berdebar.

Dia takut, bukan pada Leo, tetapi pada apa yang akan dikatakan Leo.

“Aku... tidak tahu,” jawab Leo akhirnya dengan nada datar.

Jawaban itu tidak memberikan kejelasan, malah membuat Sea semakin gelisah. Rasa cemasnya makin menguat, seolah dia dibiarkan menggantung tanpa kepastian.

Leo mengalihkan tatapannya ke wajah Sea yang berubah sendu.

"Kamu menyukainya?" tanya Leo dengan suara yang lebih lembut, menelisik.

Sea merespon dengan membuang muka, tidak ingin bertatapan langsung dengan mata tajam Leo.

"Aku—tidak yakin," katanya pelan, mencoba jujur dengan perasaannya sendiri.

Sea tertarik pada Zayyan, tetapi masih sulit baginya untuk membedakan antara rasa penasaran dan rasa suka yang sesungguhnya.

"Mungkin aku su—"

“Jangan!” potong Leo cepat, ekspresi wajahnya berubah lebih tegang.

Sea terkejut, menatap Leo dengan bingung. "Eh?"

“Jangan jatuh cinta pada Zayyan.” kata Leo pelan tapi penuh tekanan, nadanya hampir seperti peringatan.

Sea memandang Leo dengan tatapan protes.

"Kamu bilang kamu tidak menyukainya, sekarang kamu melarang ku. Kamu suka Zayyan, kan, Leo?"

Leo mendengus pelan, berusaha menyembunyikan perasaannya yang mungkin lebih rumit dari yang terlihat.

"Aku suka Zayyan atau tidak, bukankah itu tidak ada hubungannya denganmu?"

"Kamu!" seru Sea, suara dan ekspresinya menunjukkan campuran kekecewaan dan frustasi.

Leo mendekat sedikit, gerakannya lambat di air, membuat ombak kecil mengalun lembut di sekitarnya.

Wajahnya serius, matanya mengunci pada Sea.

"Bukankah yang lebih penting adalah keputusan Zayyan? Apakah dia ingin bersama kamu atau aku?" kata Leo dengan nada tegas.

Sea terdiam, tidak bisa menjawab.

Di dalam hatinya, ada dorongan yang tidak bisa dia ungkapkan, perasaan yang terlalu rumit untuk dijelaskan dalam kata-kata.

Sea ingin bertarung demi Zayyan, tetapi dia tidak yakin apakah yang dia rasakan cukup kuat untuk disebut cinta.

[BL] Under The Sea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang