41

2.9K 351 32
                                    

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!







Keesokan harinya Cio masih melakukan kegiatan seperti biasa, hari ini dia akan pergi ke kantor. Sejak tadi malam Aldo terus mengingatkan kalau hari ini akan ada meeting penting bersama dengan klien yang mengharuskan dia hadir tanpa diwakilkan oleh siapapun. Entahlah kalau bukan karena hari ini adalah hari penentuan dirinya bersama Shani, dia sama sekali tidak akan pergi bekerja. Karena dorongan Shani juga timbul rasa semangat dalam diri Cio. Shani selalu bisa membuatnya luluh dalam segala hal.

Semalam dia harus pulang sendiri, karena Chika menginap di rumah Shani. Mau tidak mau Cio pun membiarkannya meskipun dia tidak bisa tidur tanpa ada Chika disampingnya. Bahkan kantuk pun masih ia rasakan sampai saat ini, dia tengah berada didepan cermin selepas mandi dan berganti pakaian dengan setelan formal untuk bekerja. Dia perlahan menatap dirinya didepan cermin sambil mengaitkan kancing bajunya satu persatu.

"Sebentar lagi akan ada kamu disini Shan, kamu yang aku liat setiap saat. Saat aku membuka mata dan juga saat aku akan terlelap." Gumamnya sambil menarik sudut bibirnya dan melukis senyum disana. Lalu dia menata rambutnya perlahan, nampaknya selama ini dia berpenampilan jauh dari kata rapi. Contohnya rambut, kapan terakhir kalinya dia memotong rambut itu.

"Sebulan yang lalu," gumam Cio sambil menyuraikan rambutnya yang mulai panjang.

"Kayaknya gue harus potong rambut, masa iya mau jadi manten buluk kaya gini sih. Huuhhh..." Cio menghela nafas kasar. "Gini nih kalo gak ada yang ngurusin, gue mana peduli sih soal penampilan. Tapi dulu..." Cio menjeda ucapannya. Dia mengingat dulu ketika masih bersama Anin, dialah yang selalu memperhatikan semua hal tentangnya. Cio seketika menggelengkan kepalanya, menepis semua ingatan tentang Anin. Karena sekarang dia akan hidup bersama dengan Shani. Cio meraih ponselnya yang ada diatas kasur. Lalu melakukan panggilan video kepada siapa lagi kalau bukan pada Shani.

My❤️

"Sayang," panggil Cio.

"Sut jangan kenceng-kenceng, malu tau aku lagi di dapur ini, ada mama."

"Emang kenapa sih? Kamu masih aja kagok kaya gitu. Kita udah mau nikah sayang, gak papa dong." Ucap Cio, sementara Shani terlihat sibuk menyiapkan makanan.

"Chika mana?" Tanya Cio.

"Ada, tadi abis mandi terus aku suruh Jinan buat ngepang rambutnya soalnya aku mau nyiapin sarapan. Nanti jam 8 kan dia berangkat sekolah untung hari ini ada kegiatan outdoor jadi gak usah pake seragam."
Cio hanya mengangguk sesekali dia berusaha menahan kantuknya.

"Kamu ngantuk?"

"Hoaamm lumayan, aku gak bisa tidur sayang. Gak ada Chika," jawab Cio.

"Maaf ya... Abis kasian kalo Chika kamu bawa pulang. Dia tidurnya nyenyak banget." Shani pun menampilkan ekspresi bersalah dan khawatirnya pada Cio, kantung mata Cio terlihat jelas. Itu berarti dia tidak tidur semalaman, ditambah Keenan mengajaknya untuk meminum kopi.

"Heiii... Bukan salah kamu. Kenapa kamu yang minta maaf. Aku gak papa ko, nanti minum kopi juga ngantuknya ilang."

"Tapi kamu kan gak biasa minum kopi pagi,"

"Mmm... Iya juga, nanti aku suruh Pak Tejo aja yang bawa mobil. Supaya aku bisa tidur dimobil. Maaf ya aku gak bisa nganterin kamu sama Chika, sayang. Aku harus udah di kantor jam 8 nanti."

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang