93

3.4K 406 10
                                    

"Hey kamu kenapa?" Bingung shani melihat christy yang sedang melambaikan tangannya.
"Adek kamu kenapa?" Lanjutnya langsung menurunkan tangan christy.

"Ada ibu anin bunda" jawab christy sambil mengusap airmatanya.

"Anin, semoga kamu bahagia disana, dan maafkanlah untuk semua kesalahan suami saya" batin shani sambil mengelus kepala christy.

"Dd, dd udah maafin papa?" Tanya shani sambil mendongakkan wajah christy lagi.

Christy menarik nafas terlebih dahulu, lalu ia menganggukan kepalanya sedikit.

"Dimaafin apa enggak? Kalau enggak ayo sekarang penjarain papa, ayok jalan sekarang yok"

"Tidak bunda, jangan penjarakan papa, saya sudah memaafkan papa, dan ibu anin juga pasti sudah memaafkan papa" balas christy cepat.

"Beneran ga nih?" Tanya shani memastikan.

"Benar bunda" jawab christy.

"Kalau pun dibawa kekantor polisi percuma, papa kamu ga akan dipenjara" gumam shani sambil membawa christy menuju kamarnya.

"Kenapa tidak bisa?" Tanya christy bingung, ia mendengar gumaman bundanya itu.

"Ha? Apa?"

"Bunda ngomong kalau papa tidak bisa dipenjara"

"Enggak ah, bunda ga ngomong gitu, sekarang dd harus minta maaf sama papa, dd udah marah² sama papa, bentak² papa, bunda gasuka liatnya"

"Saya takut bunda, nanti papa marahin saya balik"

"Enggak"

Cklek
"Papaaa, ini anaknya mau sama papa nih" ucap shani setelah membuka pintu kamarnya. Dengan cepat vino mengusap airmatanya.

"Iya? Dd ingin membawa papa sekarang?" Tanya vino sambil berdiri dihadapan shani dan christy yang berada digendongan shani.

Shani memberikan christy ke vino agar memeluknya.

"Eh" kaget vino saat christy memeluk lehernya.

"Papa, dd minta maaf" ucapnya pelan.

Vino menatap shani, memberi kode ucapan terimakasih dengan senyumannya, shani pun membalasnya dengan mengangguk dan tersenyum juga.

"Dd sudah memaafkan papa?" Tanya vino.

"Iya, maafkan dd juga papa, dd sudah marah² sama papa, bentak² papa, nanti ibu aninnya marah ke dd kalau tidak minta maaf ke papa" jawab christy.

"Anin, tolong maafkanlah kesalahan saya yang sangat fatal ini, kejadian itu sama sekali tidak saya sengaja" batin vino sambil memejamkan matanya.

"Papa" panggil christy langsung menatap vino.

"Iya?" Balas vino.

"Papa memaafkan saya?" Tanya christy pelan.

"Dd tidak salah, tidak usah minta maaf, yang seharusnya minta maaf itu papa sayang, maafkan papa yaaa, papa janji akan bawa dd kemakam ibu anin, dd mau?"

"Mau mau, kapan papa?"

"Tunggu adek selesai ospek saja ya, kan kurang dua hari saja, iyakan?"

"Emmm yasudah deh"

"Badan adek hangat, bunda, tolong ambilkan baby fever anaknya dong" pinta vino sambil merebahkan tubuh christy dikasur.

Shani langsung mengambilkannya lalu duduk diatas kasur, disamping christy yang kini hanya menatap langi² kamar. Ia langsung memasangkannya di kening christy.

"Gaboleh nangis lagi, nanti badannya makin panas, besok kan dd harus ospek" ucap shani sambil mengelus pipi christy.
"Mimi yuk" lanjutnya sambil merebahkan tubuhnya disamping christy.

Christy memiringkan badannya menghadap shani, ia elus dada shani dengan tangannya.

Shani mulai membuka kancing piyamanya lalu mengarahkan niplenya kemulut christy, christy pun langsung mengulumnya dengan pelan sambil tangannya ia masukkan kedalam piyama shani.

"Terimakasih yaaa sudah memaafkan papa" gumam vino sambil memeluk christy dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di punggung christy.

Christy menganggukkan kepalanya tanpa melepaskan niple shani dari mulutnya dan diambilnya tangan vino agar memeluk pinggangnya, mengarahkan agar mengelus perutnya. Vino yang paham pun langsung mengelus perut christy.

Shani tersenyum sambil mengelus kening christy agar cepat tertidur.

"Bentar jangan merem dulu" pinta shani langsung menarik dagu christy keatas, sampai christy melepaskan niplenya, lalu ia kecup bibirnya dan ia lumat sekilas.
"Dah sekarang tidur" lanjutnya sambil mengarahkan niplenya kedalam mulut christy.

Christy pun mengulumnya lagi dengan mata yang tertutup.

Kini dikantor, chika sedang bersama tian, yaaa biasaaa anak muda, lagi asik pacaran.

"Sayanggg, aku mau kamu kenalin aku ke keluarga kamu, nanti kita kerumah kamu yaaa" ucap tian sambil mengelus kepala chika yang sedang tiduran di dadanya.

"Waktunya belum tepat yan, dirumah lagi ada sedikit masalah"

"Yahhh, aku pengen tau kenal sama keluarga kamu biar kita cepet² direstuin, dan aku akan cepet² nikahin kamu"

"Mau banget nih?"

"Ya iyalah, siapa yang gamau nikah sama seorang pengusaha cantik ini" ucap tian sambil mengelus rambut chika.

"Sa ae bang tian" balas chika terkekeh.

Tian hanya tersenyum sambil memeluk chika dengan erat.

"Bentar deh aku mau telfon bunda dulu, mau tanya gimana masalahnya udah beres apa belum" ucap chika langsung berdiri dan mendekat kearah jendela lalu mulai menelfon shani.

Tring
Tring

Christy yang akan tertidur pun terganggu mendengar suara nada dering dari hape shani.

"Hiks hiks"

"Shu shu shu, siapa yaaa ganggu deh" ucap shani lalu mengambil hapenya.
"Kakak" lanjutnya saat melihat siapa yang menelfon.

"Halo, kenapa sih kak, ganggu tau ga! Adeknya udah mau tidur loh" kesal shani.
"Eh eh maaf bun, kakak cuma mau tanya, gimana yang tadi, dd udah maafin papa?"
"Udah, kenapa nanya²?"
"Dih sensi amat deh, heran"
"Cepetan kakak mau apa? Adeknya nangis terus loh kak, badannya juga lagi anget"
"Tian nanti mau kerumah, boleh ga?"
"Boleh, kesini aja gapapa, mumpung ada papa juga nih, mau tau bunda, berani ga pacar kamu itu ketemu papa"
"Berani lah"
"Yaudah² bunda matiin"
"Iya²"
Tut.






Malam gais🥰

SCH2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang