94

2.9K 392 12
                                    

"Hiks hiks" tangis christy terus menerus.

"Shu shu shu, tidur lagi sayang" ucap shani sambil mengelus kepala christy.

"Hiks hiks"

"Badannya ga enak ya? Hemmm" tanya shani sambil mengusap airmata christy.

"Sini² gendong sama papa" ucap vino langsung menegakkan tubuhnya lalu mengangkat christy kegendongannya.
"Tidur²" lanjutnya sambil menimang nimang christy.

"Gimana? Boleh kerumah kamu?" Tanya tian sambil memeluk chika dari belakang.

"Iya boleh, emang kamu berani ketemu sama papa aku?"

"Berani dong, kalo ga berani, ga mungkin kan aku deketin kamu, aku tau kok gimana sikap papa kamu, seorang pengusaha terbesar di dunia" ucap tian sambil menciumi bahu chika.

"Biasa aja" balas chika sambil mengelus kepala tian yang berada dibahunya.

"Cium dong sayang" pinta tian.

"Dih, belum muhrim, minta cium²"

"Kamu mau aku halalin sekarang?" balas tian langsung membalikkan tubuh chika agar bisa ia tatap, lalu ia memeluk pinggang chika dan mulai menciumi bibirnya.

Siang hari, kini christy terusik dari tidurnya, ia meregangkan otot² tubuhnya sambil menoleh kesamping kiri dan kanannya terdapat papa dan bundanya yang masih tertidur.

Christy yang sebelumnya menghadap ke shani, sekarang ia berbalik menghadap ke vino, ia peluk vino dengan kepala yang ia letakkan di atas dada vino.

"Maafkan dd ya papa, dd sudah marah² sama papa, dd ndak benci papa kok, ibu anin juga ndak benci papa" gumam christy pelan.

"Dd~~~" suara bisikan yang sangat menakutkan.

Christy yang mendengar itu pun tidak ingin menoleh kebelakang, ia memeluk erat tubuh vino sampai² vino membuka matanya.

"Dd~~~"

Christy yang sangat ketakutan pun langsung menangis dengan keras.

"HUWAAAAA"

"Ehhh kok nangis sihhh" ucap vino sambil mengelus punggung christy.

"TAKUT PAPA HUWAAA"

"Tidak ada apa² kok, coba dd lihat kebelakang" pinta vino.

"Endakkk hiks" teriak christy dengan tangisannya.

"Dd~~~"

"PAPAAA" teriak christy lagi sambil mengeratkan pelukannya ke vino.

"Kakak! Udah ah" tegur shani kepada chika. Ya, suara itu berasal dari chika.

Chika masuk kedalam kamar orangtuanya dengan mengendap ngendap agar tidak menimbulkan suara.

"HAHAHAHA, cengeng banget, katanya udah dewasa" ucap chika sambil tertawa.

Christy yang mendengar suara chika pun langsung menegakkan tubuhnya dan menatap chika sambil mengusap airmatanya kasar.

"Cengeng huuu, muuuach" sorak chika langsung mencium pipi christy gemas.

"Uuu kasian sayangnya bunda, kakak nakal ya hemmm" ucap shani langsung menarik christy kedalam dekapannya.

"Takut bundaaa hiks"

"Udah² gaboleh nangis, gausah takut, orang itu kakak kok" shani mengelus punggung christy dengan sayang.

"Pa, bun, dibawah ada tian" ucap chika.

"Ayok dek ke abang tian dulu" ajak shani.

Christy menggeleng sambil mengeratkan pelukannya ke shani.

"Pa, papa temuin tian dulu aja, dd masih gamau ini" pinta shani.

Vino mengangguk lalu beranjak dari kasur.

"Kakak ikut juga apa disini saja?" Tanya vino.

"Ikut lah, nanti tian takut sama papa lagi" jawab chika langsung keluar dari kamar dan diikuti vino dari belakang.

"Udah tenang hem?" Tanya shani yang setia mengelus punggung christy.
"Takut ya?" Lanjutnya sambil membenarkan tubuh christy agar tiduran disampingnya.
"Kasian anak bunda nangis terus ih" shani mengusap airmata christy yang membasahi pipinya.
"Ke bawah yuk" ajaknya dan diangguki christy.

"Gen dong" ucap christy sesegukan.

"Iya"

Hup
Shani mengangkat christy kegendongannya lalu membawanya keluar kamar untuk menuju ruang tamu.

"Belat banet cih cekalang anak bunda yang catu iniii" gemas shani sambil menciumi leher christy.

"Siang tan" sapa tian ramah saat shani duduk disamping vino dan langsung menyalimi tangannya. Ia juga sudah bersalaman kepada vino.

"Siang nak" sapa shani balik.

"Eh dek christy kenapa? Kok kayak habis nangis?" Tanya tian.

"Biasa digangguin kakaknya" jawab shani.
"Dek, salim sayang ke abang tiannya, masa dd ga salim sama yang punya kampus dd" lanjutnya menyuruh christy.

Christy mengangguk lalu turun dari pangkuan shani, setelahnya langsung menyalimi tangan tian.

Saat christy akan duduk disamping shani, chika mencengkal kaki christy sampai tersandung, tidak sampai jatuh ygy.

Christy yang kaget pun langsung wajahnya berubah menjadi mewek sambil menatap shani.

"Kakakkk, jangan jahil terus dong sayanggg" tegur shani sambil menarik christy agar duduk dipangkuannya.

"Kamu lihat sendirikan anaknya bagaimana? Apa kamu yakin untuk menikahi anak sulung saya ini" ucap vino kepada tian.

"Maksut papa apa? Kok ngomong gitu sih" sambar chika sedikit kesal.

Tian yang melihat itu pun terkekeh pelan.

"Kenapa?" Tanya vino bingung.

"Tau ah"

"Saya yakin pak vino, pak vino merestui hubungan saya dengan chika?"

Vino hanya menganggukkan kepalanya.

"Terimakasih pak, emmm kalo tante? Tante ijinin ga kalo saya secepatnya menikahi chika?" Tanya tian.

"Tanyakan pada chika saja tian, saya tidak ingin ikut campur, yang melakukan pernikahan itu kamu dengan chika, jadi, saya hanya ikutin saja bagaimana kemauan chika" jawab shani.

Tian tersenyum, lalu ia mendekat duduk disamping chika, ia mulai mengambil sebuah kotak yang ada di saku kemejanya.

Tian mengeluarkan kotak itu dan membukanya, ia hadapkan kearah chika.

"Dengan penuh keyakinan, didepan kedua orang tua kamu, dan pasti orang tua aku menyaksikan diatas sana, apakah kamu mau menikah dengan saya, yessica" ucap tian.

Chika kaget, saat tian melamarnya, ia menyangka kalau tian hanya ingin bertemu orang tuanya saja, tidak ada kata untuk melamarnya.

Chika menatap kedua orang tuanya sekilas, lalu menunduk menatap cincin yang ada dikotak tersebut, ia menganggukkan kepalanya lalu menatap tian dengan senyuman indahnya.

"Aku mau tian" jawab chika.

Tian tersenyum dan langsung memasangkan cincinnya di jari chika lalu ia memeluk chika dengan sayang.





😍

SCH2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang