KALUT XI

303 54 5
                                    

Satu Tahun Kemudian

Sudah setahun Milk hidup sebagai Gun, dan perlahan-lahan dia pun sudah mulai merasa nyaman dengan identitas barunya. Dia berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas dan lingkungan baru yang sangat berbeda dengan kehidupan nya yang dulu. Namun, ada satu hal yang terus menjadi beban di hatinya, "siapa sebenarnya Gun?" Selama ini, Milk hanya mengenal Gun melalui cerita dari ayahnya, Bibi Anong, sepupu Gun, dan Love. Dari cerita-cerita itu, dia mengira Gun adalah anak yang baik, meskipun sedikit kasar dan acuh.

Namun, suatu hari, Milk menemukan fakta yang mengejutkan dan menyakitkan. Dia baru tahu bahwa Gun adalah penyebab memar di pipi Love dulu.

Flashback

Saat Milk masih menjadi dirinya sendiri, dia pernah lihat Love yang selalu memakai masker, meskipun dia tidak sedang flu. Saat makan siang, Love akhirnya melepas maskernya, memperlihatkan memar kemerahan di pipinya. Milk langsung khawatir dan bertanya, "Love, kenapa pipimu memar? Apa ada masalah?"

Love menjawab dengan tenang, tapi Milk bisa mendengar kebohongan di balik jawabannya, "Aku jatuh kemarin, nggak apa-apa kok."

Namun, Milk tahu itu bukan karena jatuh. Memarnya terlalu besar, terlalu mencolok. Tapi dia memilih untuk tidak menekan Love lebih jauh, meskipun hatinya tetap merasa ada yang tidak beres.

Flashback end.

---

Setelah mengetahui bahwa Gun—tubuh yang sekarang dia tinggali—adalah penyebab luka memar itu, Milk merasa amarah mendidih di dalam dirinya. Dia marah pada Gun, tapi yang lebih menyakitkan, dia marah pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia sekarang tinggal di tubuh orang yang pernah menyakiti wanita yang dia cintai?

Dengan perasaan bersalah yang menghantui, suatu sore Milk mendekati Love. Mereka duduk berdua di teras rumah Love. Suasana di sekitar mereka tenang, tapi ada sesuatu yang terasa berat di antara mereka.

Milk akhirnya berbicara, suaranya sedikit bergetar. "Love, aku... aku minta maaf..."

"buat apa kamu minta maaf?" tanya Love heran.

"aku minta maaf sama apa yang pernah Gun lakukan dulu. Aku janji, aku akan berusaha keras buat gak ngulangin apa yang Gun dulu lakukan. Aku akan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik buat kamu dan hubungan kita."

Love menatap Milk, matanya berkaca-kaca. "Aku tahu Gun, kamu sedang berusaha. Aku senang kamu mau berubah. Aku... aku juga nggak mau kehilangan kamu lagi. Meski dulu kamu kasar, aku masih sayang sama kamu."

Milk mengangguk pelan, merasakan sedikit beban di hatinya terangkat. Namun, jauh di dalam dirinya, rasa bersalah dan kecewa masih menghantui. Dia sadar bahwa hidup sebagai Gun bukan hanya tentang menjalani rutinitas baru, tapi juga tentang menghadapi bayangan kelam dari masa lalu yang tidak bisa diubah.

Mereka duduk berpelukan dalam keheningan. Pelukan itu penuh dengan kehangatan, meskipun ada banyak hal yang belum terucap. Milk tahu dia harus berjuang lebih keras lagi, bukan hanya untuk mempertahankan hubungan ini, tapi juga untuk menebus kesalahan Gun di masa lalu.

Tapi di balik semua itu, ada rasa takut yang tak bisa hilang. Meskipun Love telah menerima dirinya sekarang sebagai Gun, Milk tidak bisa menghilangkan rasa cemas. Bagaimana jika suatu hari Love tahu yang sebenarnya? Tapi untuk saat ini, Milk hanya bisa berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik. Bagaimanapun caranya, dia akan melindungi Love dari rasa sakit yang pernah dia alami.





- TBC -

.




Jangan lupa pencet ⭐️ ya guys, makasih 🫶



KALUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang