Part 20

102 22 12
                                    

"Iiish! Dia lagi!" Vivi memutar bola matanya, malas. Lalu, menatap sinis Evan yang tiba-tiba datang bergabung.

Begitu pun dengan Naya. Sedangkan, lima lelaki yang sedang ngobrol, langsung menghampiri Camellia--siap untuk memberi perlindungan. Leofric yang melihat reaksi teman-teman Camellia dengan sikap siap siaga pun, mengangkat sebelah alis. Lalu, pandangan beralih ke Evan.

"Mellia akan makan bersama keluargaku." Evan menegaskan lagi, membuat Camellia sangat muak meladeni.

Dan dengan sikap beraninya, Camellia mendekati Leofric lantas merengkuh salah satu lengan kekar lelaki itu. "Pak, kita bisa berangkat sekarang?" pintanya, memohon.

Leofric sangat paham ada ketakutan dan keengganan dari Camellia terhadap Evan. Tanpa penolakan dan mengangguk mantap, ia berkata, "Ayo."

Sementara, Lily yang melihat lelaki tadi--yang kata daddynya sudah jahat dengan Camellia--masih ingat apa yang harus dilakukan sesuai rencana. Dan dengan polosnya, ia berucap, "Bye-bye, Kakak-kakak. Lily mau makan dulu sama calon Mama Lily." Ia melambaikan salah satu tangan, sedangkan satu tangannya lagi dibuat untuk menggandeng tangan kiri Camellia.

Kali ini, bukan hanya Evan yang terkejut. Tetapi, Vivi juga yang lainnya ikut terkejut. Mereka melongo sambil memerhatikan kepergian ketiga orang itu.

"Ini beneran?" gumam Vivi.

"Enggak tahu. Mellia enggak ada cerita apa pun," balas Naya, dengan nada lirih.

Melihat Evan akan mengejar Camellia, Gatra dan Candra langsung bergerak sigap menahannya.

"Ingat! Kamu masih berurusan dengan kami. Kalau bukan karena Camellia, kamu sudah membusuk di penjara," ucap Gatra, geram.

"Membusuk di penjara? Memangnya kalian bisa melakukan itu kepadaku, huh? Yang ada kalian yang akan mendekam di penjara." Sekali hempas, Evan berhasil melepaskan diri dari tahanan kedua lelaki itu. Lalu, menatap tajam mereka. "Ingat, aku akan mengambil milikku lagi. Dan kalian ...." Ia menunjuk wajah mereka satu-satu. "Tidak akan bisa menghalangiku. Karena Camellia tetap milikku."

"Jangan mimpi! Kamu tidak dengar tadi, huh? Camellia sudah menjalin hubungan dengan Pak Leofric. Orang yang lebih tinggi derajatnya dari dirimu." Gatra membalasnya lagi.

"Kalian pikir aku akan takut? Aku akan mengalah begitu saja? Aku, Evander Hiskiya Darael, tidak takut dengan apa pun dan akan mengambil balik yang seharusnya menjadi milikku."

Ucapan Evan yang terdengar tegas dan menjijikan di telinga Gatra, membuat lelaki itu hampir saja kehilangan kendali dengan kedua tangan yang sudah mengepal, siap untuk memberikan bogeman mentah. Namun, ia disadarkan lagi oleh tempat yang terdapat banyak penjaga keamanan, termasuk polisi dan TNI.

"Gat, kita pulang sekarang. Bisa gila ngurusin itu orang." Bayu menarik Gatra, membawanya berlalu dari hadapan Evan.

Kemal yang masih memiliki dendam terhadap lelaki itu pun hanya bisa menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu. Selain kepalanya yang masih terasa nyeri, lingkungannya juga tidak pas. Sialan!

***

Berita gosip itu sangat cepat tersebar. Hanya hitungan menit dan merembet ke jam, kabar kedekatan sang violinis terkenal dengan seorang pengusaha kaya di Indonesia, mulai memenuhi isi media sosial disertai dengan foto-foto Leofric yang merengkuh Camellia dan Lily yang menggenggam salah satu tangan Camellia.  

Mengetahui berita tersebut, para pembenci Camellia mulai meradang, tulisan jahatnya pun mulai memenuhi kolom komentar berita yang beredar di Instagram, Tik Tok, dan Twitter. Bahkan, ada yang sengaja membuat konten kebencian yang ditujukan kepada Camellia. Selain mereka, berita itu juga sudah sampai ke telinga Revina, Patricia, Hartono, dan Farah.

Voice in the Violin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang